Puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dirawat disebuah Panti di Boyolali, terdeteksi terpapar virus Corona atau COVID-19. Dua orang di antaranya meninggal dunia. Kasus di tempat itu pun kini menjadi klaster sendiri.
"Untuk klaster ini memang ada beberapa klaster yang cukup menonjol, salah satunya klaster yang berasal dari Panti Budi Makarti, dimana panti tersebut itu merawat orang dengan gangguan jiwa. Kemudian ternyata salah satu penghuninya itu ada yang positif COVID dan meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, kepada para wartawan Rabu (30/12/0202).
Selanjutnya, Dinas Kesehatan Boyolali melakukan tracing di Panti yang berada di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota itu. Sejauh ini sudah dua kali dilakukan pemeriksaan, baik melalui swab PCR maupun rapid test antigen.
"Saat ini yang sudah terkonfirmasi positif (COVID-19) itu ada 25 yang berasal dari pemeriksaan PCR dan ada 7 yang berasal dari pemeriksaan rapid antigen," ungkap Lina, sapaan akrabnya.
Dari sejumlah kasus COVID-19 yang dialami pasien ODGJ di di Panti tersebut, terangnya, ada dua orang yang meninggal dunia. Selain ODGJ, juga ada karyawan perawatan yang terkena virus Corona.
Untuk klaster yang lain, lanjut dia, masih didominasi klaster keluarga dan klaster tempat kerja.
https://nonton08.com/movies/porkys-3-revenge/
"Saat ini kurang lebihnya ada 12 klaster yang masih aktif," imbuh dia.
Sementara itu kasus COVID-19 di Boyolali, per tanggal 29 Desember 2020 total telah mencapai 3.191. Dengan rincian, yang masih dirawat sebanyak 148, isolasi mandiri 541, selesai isolasi 2.404 dan meninggal dunia ada 98.
"Khusus hari kemarin (Selasa, 29/12/2020) ini pertambahannya cukup melonjak tinggi sebanyak 114 kasus. Sehingga total selama 7 hari terakhir, dari tanggal 23 sampai 29 Desember (2020) ada tambahan 403 kasus baru di Boyolali, terdistribusi di 22 kecamatan, komplit (seluruh) kecamatan ada semua, terbanyak Kecamatan Boyolali," kata Lina.
Meski demikian, Lina menyatakan, skoring IKM COVID-19 Boyolali saat ini berada diangka 1,84 dan masuk zona orange atau zona risiko sedang.
"Ini cukup baik karena sekarang posisi Boyolali itu dikelilingi oleh zona merah semua. Jadi kabupaten-kabupaten tetangga masih zona merah, kita berusaha bertahan di zona orange. Alhamdulillah kita masih di posisi orange. Semoga tidak menjadi zoa merah," ucapnya.
Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat di libur akhir tahun atau tahun baru ini tidak banyak bepergian dan tetap berada di rumah. Karena Boyolali dikelilingi daerah zona merah.
"Tetap di rumah, jaga protokol kesehatan sehingga mengurangi potensi penularan CPVID-19 di Kabupaten Boyolali," imbau dia.
Sementara terpisah, Aditya Deny Nugroho, relawan Satgas COVID-19 Desa Karanggeneng, menjelaskan kasus COVID-19 di Panti Budi Makarti. Awalnya dari pihak Yayasan pengelola panti itu melakukan rujukan pasien ODGJ ke rumah sakit karena sakit. 5 orang dibawa ke RSUD Moewardi dan 1 ke RSJ Solo. Dua dari 5 yang dibawa ke RSUD Moewardi meninggal dunia. Kemudian Satgas Desa melakukan penanganan dengan Dinkes Boyolali.
"Total pasien yang di Makarti itu posisinya 140 jiwa dan seluruhnya kebanyakan KTP luar Boyolali. Begitu kita mendapatkan laporan, kita lihat posisinya seperti apa. Kondisi riil itu ternyata banyak sekali pasien yang bergejala. Yang bergejala ini dari bangsal mangga, ini posisi total yang ada disitu sekitaran 35 jiwa. Dari 35 jiwa karena kontak erat dengan pasien, ditemukan 25 yang positif," katanya kepada wartawan.
Seluruh karyawan yang berjumlah 40 juga dilakukan pemeriksaan dengan rapid antigen dan ditemukan 3 yang positif.
"Kita sudah lakukan pemisahan (yang positif dengan yang negatif)," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar