Pahala N Mansury dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Wakil Menteri BUMN. Dia menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang diangkat menjadi Menteri Kesehatan.
Pahala terakhir menjabat sebagai Direktur Utama BTN. Dia diangkat memimpin BTN pada November tahun lalu.
Sebelum di BTN karier Pahala sudah malang melintang di BUMN. Dia sempat menduduki kursi Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero).
Pria kelahiran tahun 1971 mendapatkan gelar sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Kemudian, dia memperoleh gelar pendidikan lebih tinggi yakni MBA Finance dari Stern School of Business, New York University, Amerika Serikat (AS).
Perjalanan karier Pahala dimulai sebagai konsultan manajemen di Andersen Consulting sampai tahun 1997. Pada tahun 1998, Pahala bekerja paruh waktu di salah satu sekuritas di New York.
Pahala bergabung dengan Booz Allen & Hamilton sebagai konsultan senior selama satu tahun di 1999. Pada tahun yang sama ia juga sempat bergabung dengan Boston Consulting Group sebagai pemimpin dalam beberapa proyek perbankan.
Beberapa tahun berselang atau di tahun 2003, Pahala kemudian memulai kariernya di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank Mandiri menjadi salah satu pijakan penting karier Pahala sebab dari sini kariernya terus meningkat.
Di tahun 2010, Pahala dipercaya sebagai salah satu direktur Bank Mandiri. Jabatan itu dia dapat setelah menjabat sebagai EVP Coordinator Finance & Strategy and Chief Financial Officer.
Selanjutnya, pada April 2017, Pahala dipercaya menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dia menjabat sebagai orang nomor satu maskapai pelat merah selama 17 bulan atau berakhir pada (12/9/2018) saat RUPSLB Garuda Indonesia.
https://indomovie28.net/movies/the-mask-2/
Yang Asli Dilarang, TikTok 'KW' di India Mulai Disuntik Modal Investor
Sederet aplikasi yang hampir sama atau seperti 'tiruan' TikTok di India mulai dilirik investor. Hal itu disebabkan oleh larangan TikTok di India akibat ketegangan dengan China terkait bentrok di daerah perbatasan dua negara, yakni Lembah Galwan.
Dilansir dari Asia Times, Rabu (23/12/2020), aplikasi yang memuat konten video pendek yang mirip dengan TikTok seperti Josh, Raposo, dan Moj serempak mendapat suntikan dana dari investor raksasa, antara lain Google dan Microsoft.
Josh adalah aplikasi milik perusahaan startup VerSe Innovation yang berbasis di Bangalore. Josh telah memperoleh suntikan dana sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,42 triliun (kurs Rp 14.276). Secara keseluruhan, VerSe telah mencatatkan valuasi perusahaan melampaui US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,27 triliun. Nilai itu merupakan hasil dari kontribusi modal Google dan Microsoft, juga investor lain Falcon Edge Capital, Sofina Group dan Lupa Systems.
Aplikasi kedua adalah Roposo yang dimiliki Glance. Perusahaan itu memperoleh suntikan dana sebesar US$ 145 juta atau sekitar Rp 2,07 triliun dari Google dan investor lamanya, Mithril Capital. Dengan suntikan dana itu, Glance menjadi perusahaan tercepat yang memperoleh status unicorn hanya dalam 18 bulan.
Roposo sendiri telah menjadi aplikasi video pendek terpopuler di India, dengan lebih dari 33 juta pengguna aktif bulanan yang menghabiskan rata-rata 20 menit sehari untuk mengkonsumsi konten di berbagai genre dalam lebih dari 10 bahasa. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 100 juta kali di Google Play Store.
Tak lupa dengan aplikasi video pendek Moj, yang dimiliki oleh ShareChat. Perusahaan itu menerima suntikan dana sebesar US$ 40 juta atau sekitar Rp 571 miliar pada September lalu dari Twitter Inc dan Lightspeed Ventures.
Masih ada dua lagi aplikasi 'tiruan' TikTok di India yakni Chingari dan Mitron yang mulai populer. Kedua aplikasi itu dikabarkan telah menarik perhatian sejumlah investor.
Sebagai informasi, pada 15 Juni lalu di mana ada bentrok antara pasukan militer India dan China menyebabkan kematian 20 tentara India. Sebagai pembalasan, pemerintah India melarang TikTok dan sederet aplikasi China lainnya sejak 29 Juni 2020 dengan alasan masalah keamanan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar