Minggu, 27 Desember 2020

Penampakan Batuan Asteroid yang Dibawa Jepang

 Setelah berhasil membawa asteroid purba ke Bumi, Japan Aeropspace Exploration Agency (JAXA) akhirnya memamerkan bentuk dari kepingan benda luar angkasa tersebut.

Batuan tersebut diambil oleh pesawat Hayabusa2 yang berasal dari asteroid Ryugu sepanjang 900 meter dan jaraknya jutaan kilometer dari Bumi. Sebagai informasi, Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018, dan turun ke permukaan asteroid pada Februari 2019.


Setelah itu, Hayabusa2 kemudian menembakkan proyektil ke permukaan asteroid itu, meraup material yang diperlukan untuk penelitian. Sampel asteroid Ryugu itu pun mendarat di daerah terpencil Australia pada 5 Desember lalu.


Dari sampel asteroid yang dipamerkan JAXA, sekilas mungkin benda tersebut layaknya kerikil atau pecahan batu seperti pada umumnya. Hanya saja warna dari batuan asteroid Ryugu itu tampak lebih gelap.


JAXA sendiri mengaku masih mengkurasi sampel yang dibawa itu dan membandingkan dengan sampel asteroid yang sudah dipunya sebelumnya.


Jepang sudah pernah mengambil sampel asteroid dengan Hayabusa generasi pertama pada tahun 2010, namun saat itu hanya seberat kurang dari 1 miligram. Sampel kali ini sekitar 100 miligram dan asteroidnya jenis purba, menyajikan data penelitian berharga.


Sebagaiman dilansir dari Phys.org, Sabtu (16/12/2020) JAXA mengungkapkan pemeriksaan awal sampel asteroid yang lebih lengkap kemungkinan hadir pada tahun depan.


Para ilmuwan berharap dengan sampel asteroid Ryugu ini, hasilnya bisa memberikan wawasan baru terkait asal-usul Tata Surya dan kehidupan di Bumi.


Setelah nantinya sampel asteroid tersebut diteliti di Jepang, beberapa sampel akan dibagikan ke Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan badan antariksa internasional lainnya untuk penelitian tambahan.

https://kamumovie28.com/movies/black-widow/


Matahari Buatan Korea Cetak Rekor 100 Juta Derajat


Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR), perangkat fusi superkonduktor yang juga dikenal sebagai Matahari buatan Korea, mencetak rekor dunia baru karena berhasil mempertahankan plasma bersuhu tinggi selama 20 detik dengan suhu ion lebih dari 100 juta derajat.

Pada 24 November, Pusat Penelitian KSTAR di Korea Institute of Fusion Energy (KEF) mengumumkan bahwa dalam penelitian bersama dengan Seoul National University (SNU) and Columbia University of the United States, mereka berhasil melakukan pengoperasian plasma yang berkelanjutan selama 20 detik dengan suhu ion lebih tinggi dari 100 juta derajat, yang merupakan salah satu syarat inti fusi nuklir dalam Kampanye Plasma KSTAR 2020.


Dikutip dari Phys.org, ini merupakan pencapaian perpanjangan waktu operasi plasma 8 detik selama Kampanye Plasma KSTAR 2019 sebanyak lebih dari 2 kali. Dalam percobaan 2018, Matahari buatan ini mencapai suhu ion plasma 100 juta derajat untuk pertama kalinya dengan waktu retensi: sekitar 1,5 detik.


Untuk menciptakan kembali reaksi fusi yang terjadi di Matahari di Bumi, isotop hidrogen harus ditempatkan di dalam perangkat fusi seperti KSTAR untuk menciptakan keadaan plasma di mana ion dan elektron dipisahkan, dan ion harus dipanaskan dan dipertahankan pada suhu tinggi.

https://kamumovie28.com/movies/final-analysis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar