Studi terbaru menunjukkan galaksi Bima Sakti berisi peradaban alien, meskipun ada kemungkinan kuat sebagian besar dari peradaban ini sudah mati.
Para peneliti dari California Institute of Technology, Jet Propulsion Laboratory NASA, dan Santiago High School, menggunakan Drake Equation atau Persamaan Drake versi diperluas yang menentukan kemungkinan kehadiran kecerdasan luar angkasa di galaksi kita.
Studi tersebut mengamati berbagai faktor yang mungkin dapat mengarah pada lingkungan yang layak huni, dan kehidupan cerdas yang ditentukan mungkin telah muncul di galaksi kita sekitar 8 miliar tahun setelah terbentuk.
Beberapa dari peradaban ini diperkirakan berjarak 13.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, atau sekitar 12.000 tahun cahaya lebih dekat dari Bumi, di mana manusia diyakini muncul 13,5 miliar tahun setelah Bima Sakti terbentuk.
Studi tersebut, seperti dikutip dari Stuff, Rabu (23/12/2020) juga mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin mengakhiri peradaban alien ini, antara lain paparan radiasi, penghentian evolusi, dan kecenderungan kehidupan cerdas untuk memusnahkan diri entah melalui perubahan iklim, kemajuan teknologi atau akibat perang.
Ini menunjukkan bahwa setiap peradaban alien yang masih hidup kemungkinan besar masih muda, karena penghancuran diri biasanya terjadi setelah waktu yang lama.
"Meskipun tidak ada bukti yang secara eksplisit menunjukkan bahwa kehidupan cerdas pada akhirnya akan memusnahkan dirinya sendiri, kita tidak dapat secara apriori menghalangi kemungkinan penghancuran diri," tulis studi tersebut.
Sejak tahun 1961, Hoerner menyatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pasti akan mengarah pada kehancuran total dan degenerasi biologis, serupa dengan yang diungkapkan Sagan dan Shklovskii (1966).
"Hal ini selanjutnya didukung oleh banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pemusnahan diri makhluk hidup sangat mungkin terjadi melalui berbagai skenario, termasuk namun tidak terbatas pada perang, perubahan iklim, dan pengembangan bioteknologi," mereka menyimpulkan.
https://kamumovie28.com/movies/anak-perjanjian-syaitan/
XL Uji Coba 5G dengan Teknologi Terbaru di Depok
Operator seluler XL Axiata berkomitmen akan menggelar layanan 5G di Indonesia. Terbaru, XL telah melakukan uji coba Dynamic Spectrum Sharing (DSS) 4G/5G.
Dynamic Spectrum Sharing adalah teknologi yang memungkinkan pemanfaatan spektrum yang sama untuk layanan 4G dan 5G. DSS dijajal XL dengan spektrum yang dimiliki XL di 1.800 MHz dan 2.100 MHz.
Uji coba yang dilakukan di area Depok ini berada pada tahap optimasi dan evaluasi performa. Untuk keperluan uji coba ini, XL Axiata bekerja sama dengan Ericsson melalui feature ESS (Ericsson Spectrum Sharing).
"Cepat atau lambat layanan 5G sudah pasti akan diimplementasikan di Indonesia, karena itu kami tidak pernah berhenti untuk menyiapkan jaringan kami lewat serangkaian inovasi. Akan tetapi, layanan 5G tentu saja membutuhkan kesiapan ekosistem lainnya, termasuk ketersediaan spektrum 5G dengan lebar pita yang optimal," ujar Direktur Teknologi XL I Gede Darmayusa dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (23/12/2020).
Layanan 5G akan menjadi solusi atas terus meningkatnya trafik data hingga tahun-tahun ke depan. Trafik data diperkirakan akan terus mendominasi, contohnya layanan video, salah satu layanan dengan kapasitas besar, yang diprediksi akan mencapai 82% trafik data pada tahun 2022 nanti.
Saat ini jaringan XL telah membentang dari Sabang hingga ke Merauke, termasuk di kawasan perkotaan maupun pedalaman. Disebutkan Gede, seluruh site milik XL sudah 100% menjadi 4G. Hingga Desember 2020, jangkauan layanan XL mencakup 34 provinsi, 458 kota/kabupaten, dan 60.623 desa, termasuk 353 desa 3T (USO) dengan total BTS sebanyak 143 ribu, serta didukung oleh jaringan fiber optik sepanjang lebih dari 100.000 km di seluruh Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar