Setelah ditutup selama dua pekan, yaitu 14 - 29 Maret 2020, penutupan destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI Jakarta akan diperpanjang selama dua pekan lagi.
Dalam siaran pers yang dilihat detikcom, Sabtu (28/3/2020) tempat wisata milik Pemprov DKI Jakarta akan ditutup lagi mulai 30 Maret - 12 April 2020. Langkah ini diambil untuk meminimalkan kegiatan warga di ruang-ruang terbuka yang dapat memicu interaksi fisik secara langsung dan kerumunan, dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 di Ibu Kota.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, menyampaikan bahwa penutupan destinasi wisata kali ini diperpanjang dengan melihat perkembangan terkini penyebaran wabah COVID-19 di Jakarta. Selain itu, juga terdapat destinasi wisata tambahan yang akan dilakukan penutupan.
"Resmi diperpanjang hingga dua pekan ke depan. Dan melalui berbagai pertimbangan, kami juga akan menutup 3 destinasi tambahan yang sebelumnya masih beroperasi. Selama proses penutupan berlangsung, akan terus dilakukan pemantauan. Informasi lebih lanjut, akan kami umumkan kembali," ujar Cucu.
Adapun rincian destinasi wisata yang ditutup, antara lain:
1. Kawasan Monas
2. Ancol
3. Kawasan Kota Tua
4. Taman Margasatwa Ragunan
5. Anjungan DKI di TMII
6. Taman Ismail Marzuki
7. PBB Setu Babakan
8. Rumah Si Pitung
9. Pulau Onrust
10. Museum Sejarah Jakarta
11. Museum Prasasti
12. Museum MH. Thamrin
13. Museum Seni Rupa dan Keramik
14. Museum Tekstil
15. Museum Wayang
16. Museum Bahari
17. Museum Joang '45.
Serta tiga destinasi tambahan yang akan ditutup adalah Lab Tari dan Karawitan Condet, Pulau Cipir, dan Pulau Kelor. Selama proses penutupan ini Pemprov DKI Jakarta telah melakukan disinfeksi ke seluruh fasilitas dan selalu memastikan kebersihannya.
Untuk itu, seluruh masyarakat Jakarta tetap dihimbau agar selalu menerapkan physical distancing dengan memprioritaskan kegiatan di rumah dan di permukiman sekitar. Mengurangi kegiatan di tempat keramaian dapat melindungi diri sendiri dan keluarga dari wabah COVID-19.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta juga telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 160/SE/2020 tentang Penutupan Sementara Industri Pariwisata Dalam Upaya Kewaspadaan Terhadap Penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19).
Qantas Setop Semua Penerbangan Internasional, Rumahkan 20.000 Karyawan
Maskapai flag carrier Australia, Qantas Group akan menghentikan penerbangan rute internasionalnya mulai akhir Maret. Hal ini harus mereka lakukan karena melemahnya permintaan gara-gara krisis Corona dan larangan terbang dari pemerintah.
Selain itu, sekitar 2/3 dari total karyawan Qantas Group atau 20.000 orang akan dirumahkan sebagai langkah untuk menjaga lapangan kerja dalam jangka waktu panjang. Mengutip siaran pers resmi Qantas, penerbangan internasional akan tetap dilakukan sampai akhir Maret untuk memulangkan warga Australia sebelum akhirnya dihentikan paling tidak sampai akhir Mei.
"Sebagai national carrier, Qantas tengah berdiskusi dengan pemerintah federal mengenai kelanjutan beberapa langkah strategis," tulis Qantas.
Untuk rute domestik, frekuensi penerbangan akan dikurangi sampai 60 persen. Sementara lebih dari 150 pesawat akan didaratkan termasuk A380, 747, B787-9 dan pesawat milik anak perusahaan Jetstar, B787-8.
"Upaya pencegahan virus Corona sudah membuat penurunan permintaan perjalanan. Hal ini membawa dampak cukup besar pada semua maskapai," ujar CEO Qantas Group Alan Joyce.
Sementara soal karyawan, karena banyak pesawat yang parkir, mau tidak mau banyak karyawan yang bakal nganggur. "Ketimbang kehilangan karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang kami butuhkan saat ini untuk melalui krisis, kami memilih untuk merumahkan 2/3 dari total 30.000 karyawan," ujarnya.
"Sebagian besar karyawan akan menggunakan berbagai macam cuti dibayar saat ini, dan kami akan memberikan beberapa dukungan. Kami juga sudah berdiskusi dengan partner kami seperti Woolworths mengenai kesempatan pekerjaan untuk karyawan kami," ujarnya.
Joyce mengatakan tidak ada maskapai di dunia yang kebal terhadap krisis Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar