Di kalangan masyarakat, pohon beringin kembar di Alun-alun Kidul Yogya sudah sangat populer. Ada ritual masangin yang kerap dipandang mistis di sini.
Alun-alun Kidul di Yogya begitu populer. Bagi Anda yang liburan long weekend di Yogya, cobalah lewati pohon beringin kembar yang ada di sana. Selain dianggap sakral, pohon beringin tersebut juga menjadi salah satu tempat rekreasi yang kerap kali dikunjungi wisatawan.
Selain datang untuk bersantai, tidak sedikit yang mencoba tradisi Masangin atau berjalan melintasi celah di antara kedua pohon beringin dengan mata tertutup. Permainan Masangin cukup unik menurut saya, dan saya sendiri pun penasaran ikut mencobanya.
Jarak antara dua pohon beringin tersebut memang cukup lebar. Namun dengan mata tertutup, untuk dapat melintasi celah tersebut, bukan perkara mudah. Tak sedikit yang gagal, melenceng ke arah samping atau bahkan nyasar ke jalanan yang mengitari Alun-alun Kidul.
Berdasarkan mitos yang beredar di masyarakat, merujuk pada tradisi Masangin itu, orang yang berhasil melewati beringin kembar dengan mata tertutup berarti hatinya bersih dan lapang.
Hal itu diyakini untuk mengalap berkah dan meminta perlindungan dari banyaknya serangan musuh. Dari situlah mitos mulai berkembang. Kalau bisa melintasi dua pohon beringin kembar itu dengan mata tertutup, semua permintaan kita akan dikabulkan.
Selain itu, ada juga mitos yang mengatakan kalau beringin kembar merupakan pintu gerbang Laut Selatan yang merupakan kediaman Nyi Roro Kidul. Percaya tidak percaya.
Pengalaman saat saya mencobanya pada tahun kemarin ketika berkunjung ke Alun-alun Kidul Yogyakarta, Saya berhasil melewati Kedua Pohon Kembar Beringin tersebut
Namun terlepas dari segala mitos yang ada, Alun-alun Kidul tetap menjadi salah satu tempat rekreasi asyik di Yogya. Bagi traveler yang membawa si buah hati, bisa coba keliling Alun-alun Kidul dengan naik mobil gowes warna-warni saat malam hari.
Kalau lapar, bisa coba kulineran di warung sekitar yang menjajakan panganan khas Yogya. Liburan long weekend di Yogya, pastinya kurang lengkap jika tidak mampir ke Alun-alun Kidul.
Pemohon Paspor di Cirebon Turun 60%
Permintaan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon mengalami penurunan. Kondisi tersebut merupakan imbas dari wabah virus Corona atau Covid-19.
"Penurunannya hingga 60 persen dibandingkan hari biasa," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon Muhammad Tito Andrianto dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (24/3/2020).
Sepinya pengajuan pembuatan paspor, dikatakan Tito, salah satu indikator meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membantu memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Tito menyebutkan penurunan pembuatan paspor itu sudah terasa sejak awal Maret setelah virus Corona dinyatakan pandemi.
Sebelum pandemi Corona, permintaan pembuatan mencapai ratusan. Namun, saat ini hanya puluhan orang.
"Rata-rata sehari itu bisa melayani sekitar 250 sampai 300 pemohon. Sekarang ini rata-rata hanya 50 sampai 70 pemohon. Jadi sekitar 60 persen penurunannya," kata Tito.
Selain kesadaran masyarakat tentang pola social distancing atau menjaga jarak interaksi sosial, adanya penundaan keberangkatan pesawat menjadi salah satu faktor lainnya. Sehingga, permintaan pembuatan paspor saat ada wabah Corona ini menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar