Minggu, 22 Maret 2020

Pekan Pertama Setelah Ditutup, Pantai Pangandaran Lengang

Akhir pekan pertama setelah Pemkab Pangandaran menutup objek wisata, suasana Pantai Pangandaran tampak lengang. Aktifitas wisata pun seakan lumpuh.
Petugas Satpol PP memasang barikade untuk menutup akses masuk utama Pantai Pangandaran, karena masih banyak pengunjung terutama anak-anak muda yang wara-wiri dan berkumpul di pinggir pantai.

"Pantai Pangandaran ditutup total. Untuk warga yang tinggal di sekitar pantai bisa mengakses pintu pantai timur. Kalau pintu utama ditutup total," kata seorang petugas pada detikcom, Minggu (22/3/2020).

Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Pangandaran, Tonton Guntari mengatakan, masa penutupan ini dimanfaatkan pihaknya untuk memaksimalkan pembersih pantai dan fasilitas lainnya.

"Petugas kebersihan tetap bertugas, walaupun jam kerjanya menyesuaikan," kata Tonton.

Dia juga mengimbau agar pengelola hotel memanfaatkan masa penutupan pariwisata ini untuk kegiatan bersih-bersih.

"Pemerintah Kabupaten Pangandaran sudah menekankan agar pengelola hotel tidak merumahkan karyawannya selama masa penutupan. Nah sebaiknya para karyawan ini diberdayakan untuk melakukan kegiatan bersih-bersih," kata Tonton.

Kegiatan itu menurutnya penting, selain pencegahan penyebaran COVID-19 juga agar ketika nanti keadaan sudah normal kembali, Pangandaran siap menyambut wisatawan.

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengaku memaklumi nada-nada sumbang yang disuarakan oleh pelaku usaha wisata di Pangandaran atas penutupan tersebut. Namun, dia berharap pelaku usaha pariwisata bisa memaklumi situasi yang berkembang saat ini. Khususnya menyangkut penyebaran COVID-19.

Bisnis pariwisata di Pantai Pangandaran menjadi sandaran ekonomi ribuan masyarakat. Mulai dari pedagang kaki lima, hotel, pemandu, perahu, tempat hiburan dan lainnya.

"Mohon bersabar. Bukan kami tak memahami, tapi seluruh dunia menghadapi kondisi yang sama, bukan hanya Pangandaran," kata Jeje.

Jeje menjanjikan, setelah situasi normal kembali, Pemkab Pangandaran akan melakukan promosi besar-besaran untuk menarik wisatawan kembali ke Pangandaran.

"Kalau perlu tiket kita gratiskan," tutup Jeje.

Tak Bisa Traveling, Apa yang Dilakukan Influencer di Rumah?

Saat COVID-19 masuk ke Indonesia, banyak masyarakat yang tak bisa bekerja dan harus tinggal di rumah. Salah satu influencer pun merasakan hal ini.
Gemala Hanafiah, salah satu influencer dan juga founder 'Wet Traveler' yang kerap menyelami laut Indonesia sangat merasakan dampak virus Corona yang sejenak menghentikan pekerjaannya. Influencer satu ini mengandalkan pemasukan dari pekerjaannya yang mengharuskan dia keluar rumah.

"Semua kerjaan terhenti, ditunda. Pemasukan otomatis berhenti. Apalagi kalo nggak traveling berarti nggak cuan," kata Gemala saat dihubungi detikcom.

Selain merasakan kurangnya pemasukan, Gemala juga mengaku bahwa pengaruh situasi ini juga menyerang psikologis. Dia kerap menemui orang-orang yang masih belum peka terhadap bahaya virus COVID-19.

"Secara fisik enggak ada masalah, tapi berhadapan dengan orang-orang rumah yang mulai cranky itu nggak gampang. Meyakinkan mereka kalau kita harus stay di rumah dibilang lebay. Sementara semakin kita membandel makin tajam kurvanya. Menyuntikkan logika itu gak selalu mudah," kata Gemala.

Dalam menghadapi orang-orang yang masih menganggap enteng virus Corona, Gemala berusaha memberikan informasi sebanyak-banyaknya. Selama di rumah, dia juga kerap membagikan postingan yang positif dan mendidik di instagramnya.

"Keputusan tetap pada individu masing-masing setelah diberikan informasi yang diperlukan," kata Gemala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar