Liburan ke Banjarmasin, wajib mencicipi kuliner khasnya. Salah satunya Soto Banjar.
Saat berkunjung ke Kota Banjarmasin, belum lengkap rasanya tanpa menikmati kuliner khasnya yang lezat dan segar, yaitu Soto Banjar. Salah satu penjual soto yang cukup terkenal akan kelezatannya adalah Soto Banjar Haji Anang.
Karena pada saat saya berkunjung ke Banjarmasin, bertepatan dengan hari Jumat, maka hampir seluruh rumah makan yang menjual Soto Banjar tidak membuka kedainya.
Untungnya selepas sholat Jumat di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, saya berhasil menemukan satu warung yang buka dan sudah cukup terkenal akan kelezatan Soto maupun Sop Banjarnya selama puluhan tahun, yaitu Soto Banjar Haji Anang Ayam Bapukah.
Bapukah sendiri menurut bahasa Banjar memiliki makna dipatahkan. Jadi ayam yang sudah masak, dipatahkan dengan tangan oleh penjualnya. Selain Bapukah, ada juga istilah Bapulas, yang memiliki makna diputar. Jadi ayam akan diputar terlebih dahulu sebelum disajikan. Inilah yang membedakan soto Haji Asan dengan penjual lainnya.
Ayam dalam soto selain disuwir, kita bisa minta bagian ayam lain yang utuh, baik paha, dada ataupun sayap. Tidak heran, rasa soto ini begitu gurih dan segar, terlebih bila dinikmati pada musim hujan.
Kombinasi antara potongan telur, ayam, dan soun, diguyur dengan kuah panas, sungguh kombinasi yang sangat pas. Tidak ketinggalan, sebagai pendamping Soto Banjar, tersedia juga sate ayam yang lembut, legit dan nikmat. Secara umum sate ayam disini tidak berbeda dengan sate ayam pada umumnya, namun bumbunya relatif lebih lembut.
Yang membedakan antara Soto Banjar dan Sop Banjar adalah pendampingnya. Jika Soto Banjar maka akan disajikan bersama ketupat, sementara Sop Banjar maka akan disajikan bersama nasi putih.
Soto Banjar Haji Anang memiliki beberapa cabang di Kota Banjarmasin, namun saya memilih untuk datang langsung ke kedai pertamanya yang terletak di Jalan Pekapuran. Warungnya sangat sederhana dan terletak di dalam sebuah gang yang sempit. Namun saat makan siang tiba, kedai ini selalu dipadati oleh pengunjung.
Rupanya saya sangat beruntung traveler, sebab saat singgah di kedai ini, saya bisa bertemu, mengobrol dan berfoto bersama Haji Asan yang sudah sangat sepuh. Kedai ini sendiri sudah dijalankan oleh anak-anak beliau.
Melepas Rindu Sambil Hiking di Bogor
Mumpung liburan akhir pekan, saatnya melepas rindu wisata alam ke Bogor. Hiking ke Curug Kawung di sana bisa jadi pilihan aktivitas yang seru.
Sudah lama rasanya tidak hiking. Saat ada kesempatan baik menginap di Highland Park Resort Bogor, saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk hiking ke Curug Nangka, Curug Daun dan Curug Kawung.
Dari Highland membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke Curug Kawung. Dimulai dengan Curug Nangka, kemudian Curug Daun hingga sampailah tujuan akhir di Curug Kawung. Mungkin waktu tempuh akan lebih cepat jika tidak banyak berhenti beristirahat. Maklum, rombongan hiking kebanyakan bukan usia dewasa muda, sehingga butuh waktu yang lebih dari biasanya.
Jika tidak ingin terlalu lelah, sebenarnya bisa berhenti di Curug Daun saja. Tapi yang namanya jiwa petualang, tentulah kurang terasa nikmatnya jika tidak sampai Curug Kawungnya.
Dengan modal sekitar Rp 17.500 per orang, traveler bisa menikmati keindahan curug ini. Jarak hiking menuju Curug Kawung lebih kurang hanya 3.5 km. Namun memang yang menjadi tantangan adalah medannya yang terus menanjak dan batu-batu yang licin. Beberapa rekan saya, ada yang terpeleset. Jadi, pastikan sepatu yang kamu gunakan cocok untuk hiking ya.
Dalam perjalanan, masih banyak ditemui monyet yang berkeliaran. Lagi-lagi satu hal yang merusak pemandangan mata adalah sampah. Sedih. Melepas rindu menghirup oksigen bersih masuk ke dalam paru-paru dan melangkahkan kaki melewati batu-batu terjal dan licin, sungguh perjalanan ini sangatlah berharga ketika pada titik akhirnya mata ini disuguhi dengan pemandangan air terjun yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar