Saat ini, ramai di media sosial membahas pendaki yang hipotermia di Mahameru, Semeru. Bagaimana kronologinya?
Beberapa akun Instagram pendaki, salah satunya Pendaki Gunung Indonesia merepost sebuah video mengenai pendaki yang hipotermia di Mahameru, Semeru. detikTravel pun menghubungi pemiliki video yang bernama Innu Hidayat, Selasa (8/1/2019). Innu pun menceritakan kronologinya.
"Video ini saya ambil saat mendaki Gunung Mahameru pada pergantian Tahun Baru kemarin, tepatnya tanggal 1 Januari. Saat itu pukul 7 pagi, kami bersama rombongan baru saja dari puncak. Baru sekitar 20 meter dari puncak, tepatnya di puncak pasir tetiba pendaki ini keram dan pucat. Dia juga mengigil," cerita Innu.
Innu pun mengungkapkan bahwa jam 3 dini hari terjadi badai. Namun, dia bersama rombongannya dan juga rombongan pedaki yang hipotermia ini tetap naik ke puncak karena menurut porter yang juga warga pribumi mengatakan masih aman untuk mendaki.
"Saya satu rombongan dengan pendaki Makassar dan Tanggerang. Saya dan tiga orang dari Cirebon, terus rombongan pendaki Makassar 4 orang dengan 1 porter, dan 2 orang dari Tangerang. Kami tetap naik dan mencapai puncak. Namun kami tidak lama di atas, mungkin sekitar 15 menit saja karena ada badai," lanjutnya.
Karena badai, mereka pun turun dari puncak. Namun setelah 20 meter dari puncak, salah satu pendaki asal Makassar tiba-tiba keram. Dia pun terlihat pucat dan menggigil kedinginan.
"Setelah turun sekitar 20 meter, tepatnya di puncak pasir tiba-tiba salah satu pendaki asal Makassar keram, pucat dan menggigil. Dia pun hanya diam dan terlihat sangat kedinginan dan pucat. Rombongan pun segera mengambil tindakan penyelamatan," tambah Innu.
Hassan, porter yang menemani rombongan pendaki Makassar pun langsung mengambil tindakan penyelamatan. Dia juga dibantu oleh pendaki asal Cirebon. Mereka pun membungkus tubuh si pendaki dan mengoleskan minyak angin.
"Mas Hasan, porter yang menemani rombongan asal Makassar langsung mengambil tindakan. Saat itu juga dibantu Mas Fandi dan Mba Menik yang dari rombongan PMPC (Pendaki Merah Putih Cirebon). Mereka membungkus tubuh si pendaki dengan aluminium foil dan mengoleskan tubuhnya dengan minyak angin. Dan juga rekan mereka membantu memegangi tubuh si pendaki ini," jelas Innu.
Beruntungnya, si pendaki terselamatkan dan kondisinya perlahan membaik. Setelah mendingan dia pun dipapah dan kami pun turun secara perlahan ke pos terakhir.
"Setelah kondisinya mendingan, si pendaki ini pun dipapah ke bawah. Kami pun juga ikut turun bersama mereka hingga pos terakhir di Kalimati," tutupnya.
Wisata Berkebun di Jakarta, Bisa Kok!
Bagi sebagian besar warga Jakarta, memiliki hobi berkebun mungkin hanya mimpi saja karena lahan terbatas. Tapi kita bisa wisata berkebun di Ancol.
Berdiri sejak 2010, Learning Farm masuk dalam Wahana Allianz Ecopark Ancol Taman Impian di Jakarta Utara. Bisa menjadi area hijau alternatif selain Puncak yang bisa traveler kunjungi bersama keluarga. Konsepnya yang berupa Eduwisata, menggabungkan wisata, hiburan dan belajar dalam lingkup bercocok tanam maupun berkebun yang manjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk indonesia.
Dengan area lahan seluas sekitar 34 hektar, Learning farm menawarkan wisata bermain sekaligus belajar bagi traveler yang suka bercocok tanam dan hobi berkebun (Green Lifestyle). Anda bisa mengajak kerabat dan keluarga untuk datang ke sini sembari belajar dan mengenalkan berbagai jenis tanaman dan cara menanam maupun merawatnya.
Lalu selain wisata dan belajar bercocok tanam, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan di sini? Banyak! Yang pasti Anda dan keluarga nggak akan bosan. Dengan membayar tiket yang relatif murah, Anda bisa menikmati berbagai kegiatan di tiap wahana yang tersedia yaitu: flying fox, paint ball, outbound, archery, energy house, kano, mobile scooter, charge sepeda, golf car, water pedal boat dan lain-lain. Rata-rata wahana dan peralatan mulai dibuka dari pukul 08.00-16.00 WIB.
So, nggak usah jauh-jauh ke Bogor, Sukabumi atau Bandung kan, kalau mau wisata hijau di Kota Metropolitan seperti Jakarta. Yuk sambangi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar