Pasca Tsunami Selat Sunda pada akhir Desember 2018 kemarin, perlahan Lampung dan Banten bangkit. Tak ketinggalan, sektor pariwisatanya.
Kementerian Pariwisata menggelar 'Rapat Koordinasi Pemulihan Sektor Pariwisata Selat Sunda Bangkit' di Marbella Hotel, Anyer, Serang pada hari ini, Jumat (11/1/2019). Hadir Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, serta stakeholder terkait pariwisata baik dari pihak Dinas Pariwisata sampai perwakilan hotel-hotel.
"Cara meyakinkan orang untuk berwisata adalah dengan datang langsung. Saya sekarang datang ke sini untuk meyakinkan bahwa pariwisata di Banten dan Lampung sudah bisa dikunjungi," kata Menpar Arief Yahya.
Arief menjelaskan, Kementerian Pariwisata mendukung penuh untuk rehabilitasi dan normalisasi pariwisata Lampung dan Banten. Beberapa di antaranya seperti pemulihan SDM, pemasaran dan pemulihan destinasi.
"Kementerian Pariwisata memberikan anggaran untuk pemulihan. Silakan digunakan sebaik-baiknya," ujar Arief.
Arief juga menegaskan, untuk perbaikan jalan, air, listrik dan sebagainya, Kemenpar akan membantu untuk koordinasi dengan kementarian terkait. Selain itu, rencana pemasaran dan promosi pun sudah disiapkan.
"Tahap recovery 3 bulan pasca gempa yakni perhitungan dampak krisis, mendorong penyelenggaran event internasional dan nasional, serta publikasi dan promosi pariwisata," papar Arief.
Ada 23 kegiatan promosi yang siap dilakukan, yakni 20 event sekala nasional dan 3 event sekala internasional. Pelan-pelan, pariwisata Banten dan Lampung akan bangkit demi para wisatawan.
"Kita semua di sini sepakat untuk mengaungkan Selat Sunda bangkit!" tutup Arief.
Melihat Jepang Tempo Dulu, Ini Tempatnya
Jepang dikenal sebagai negara yang serba modern. Tapi traveler bisa juga melihat Jepang tempo dulu. Semua itu ada di Edo Wonderland.
Ketika memutuskan untuk berlibur ke Tokyo bersama suami di minggu terakhir November ini, saya sebenarnya tidak terlalu bersemangat dikarenakan pikir saya perjalanan ke Tokyo kali ini akan berakhir sama saja seperti perjalanan saya tahun-tahun sebelumnya. Ternyata saya salah!
Beberapa hari sebelum berangkat saya justru tidak sabar untuk pergi mengunjungi Tokyo karena saya menemukan tempat yang sangat unik hasil searchin sana-searching sini. Persiapan pun saya lakukan untuk mengunjungi tempat baru tersebut.
Saya yang biasanya sangat santai bahkan cenderung tidak ada persiapan khusus sebelum berangkat kali ini menjadi sangat ribet. Mulai dari riset masalah transportasi yang akan saya gunakan, cuaca di lokasi tersebut, apa saja yang bisa saya lakukan disana, dan lainnya.
Akhirnya tiba saatnya saya pergi ke Tokyo di tanggal 21 November 2018. Setibanya di Tokyo saya langsung menuju Osaka dan kembali ke Tokyo tanggal 24 November 2018. Hari berganti hari dan akhirnya Minggu menyapa, waktunya pergi ke Edo Wonderland!
Akan tetapi semangat dan semua rencana saya ini nyatanya sedikit berubah karena terlambat bangun yang dipersembahkan oleh cuaca yang sangat dingin dan badan yang sudah sedikit lelah dari perjalanan sebelumnya 3 hari di Osaka.
Saya baru berangkat dari hotel di daerah Shinjuku pukul 11.00 waktu setempat dan baru tiba di Kinugawa-Onsen Station sekitar pukul 14.30. Di stasiun tersebut ada bus yang akan membawa kita menuju Edo Wonderland dalam waktu sekitar 20 menit. Saya akhirnya menginjakkan kaki di Edo Wonderland pada pukul 15.00.
Memangnya Edo Wonderland semenarik itukah sampai saya rela menghabiskan 8 jam perjalanan untuk pergi menuju Edo Wonderland dan kembali ke Shinjuku? Mungkin pertanyaan itu ada terbersit saat baca cerita saya di atas? Jawabannya sederhana. Tentu saja menarik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar