Jawa Barat sudah merencanakan mitigasi dampak Corona di sektor pariwisata. Akan ada tiga tahap pemulihannya.
Hal itu mengacu kepada arahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, yang menyesuaikan dengan standar World Tourism Organization (UNWTO). Pada tahap I masa tanggap darurat di bulan Mei sampai 29 Mei, lalu tahap II pemulihan pasca pandemik COVID-19 berlangsung pada Juni sampai Desember 2020, kemudian tahap normalisasi berlangsung pada Januari hingga Desember 2021.
"Itu menjadi semacam panduan di luar dari kebijakan pembenahan di berbagai sektor. Tapi semua bergantung situasi yang berkembang. Tentu kami berharap pandemi ini berakhir dengan cepat. Pemerintah pusat dan daerah sedang mengupayakannya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik saat dihubungi, Senin (30/3/2020).
Dedi mengatakan, pihaknya telah membuat sejumlah langkah untuk mempercepat pemulihan sektor wisata. Salah satu caranya dengan mengusulkan keringanan atau insentif pembayaran pajak bagi dunia usaha pariwisata yang berada di kabupaten dan kota di Jabar.
Di samping itu, masih berkaitan dengan percepatan pemulihan pandemi Corona, ia meminta pihak kementerian membuat rumusan pembatasan arus aktivitas masyarakat. Dedi menyarankan kejelasan akses Jakarta-Jawa Barat melalui jalan tol.
"Perlu adanya ketegasan dari Pemerintah Pusat mengenai pergerakan orang yang melintasi kawasan Jawa Barat untuk meminimalisir tersebarnya Virus Corona di Jawa Barat dan semua wilayah di Indonesia," pungkasnya.
Berdasarkan data dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama Kemenparekraf RI dan seluruh Kadis Pariwisata se-Indonesia pada 25 Maret lalu, diketahui ada penurunan tingkat hunian atau okupansi hotel.
Okupansi hotel di Bali turun 20-40 persen sebelum imbauan pembatasan aktivitas dari pemerintah pusat. Setelah imbauan berjalan, angkanya hanya berada angka 8 sampai 33 persen.
Mal dan ritel di Jakarta, Bekasi dan Banten mengalami penurunan omzet hingga 80 persen, jumlah pengunjung anjlok ke angka 10-15 persen.
Penurunan jumlah penonton bioskop di beberapa kota Besar, seperti Jakarta turun 60 persen, Tangerang 35 persen, Bandung, Bogor, Bekasi Bali, Yogyakarta, Semarang turun 30 persen
KA Bandara-Soetta Kurangi Frekuensi Perjalanan Jadi 10 per Hari
Untuk mencegah penyebaran virus Corona, mulai hari ini, Senin 30 Maret sampai 30 April 2020, KA Bandara Soekarno-Hatta hanya beroperasi sebanyak 10 perjalanan/hari. Sementara untuk KA Bandara Medan hanya 12 perjalanan/hari.
Informasi ini disampaikan oleh PT Railink di akun media sosialnya.
"Sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran virus #Covid19 dan mendukung kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan #PhysicalDistancing KA Bandara Soekarno-Hatta dan KA Bandara Kualanamu, Medan tetap beroperasi dgn penyesuaian jadwal untuk periode tgl 30 Maret - 30 April 2020," tulis Railink.
KA Bandara Railink
@RailinkARS
Sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran virus #Covid19 dan mendukung kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan #PhysicalDistancing KA Bandara Soekarno- Hatta dan KA Bandara Kualanamu, Medan tetap beroperasi dgn penyesuaian jadwal untuk periode tgl 30 Maret - 30 April 2020.
Lihat gambar di TwitterLihat gambar di Twitter
8
20.57 - 27 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
15 orang memperbincangkan tentang ini
Selain mengurangi jumlah perjalanan KA, KA Bandara Soekarno-Hatta juga tidak melayani city check in dan baggage handling penumpang di stasiun BNI City mulai tanggal 1 April sampai 31 Mei 2020.
Baca juga: Diimbau Tidak Mudik, Terminal Pulo Gebang Masih Ramai
Berikut jadwal lengkap KA Bandara Soekarno-Hatta yang terbaru:
Foto: Railink
Berikut jadwal lengkap KA Bandara Kualanamu yang terbaru:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar