Seorang pilot maskapai swasta dikabarkan meninggal karena positif Corona. Lion Air pun menjelaskan hal tersebut.
Seorang pilot sebuah maskapai swasta di Indonesia dikabarkan meninggal dunia karena virus Corona. Captain tersebut diketahui bernama Sutopo Putro.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro pun menjelaskan tentang meninggalnya Captain Sutopo di salah satu rumah sakit di Tangerang.
"Lion Air menerima konfirmasi bahwa Capt. Sutopo Putro dinyatakan meninggal dunia kurang lebih pukul 17.50 waktu setempat (Waktu Indonesia Barat, GMT+ 07) pada Minggu (22/3) oleh dokter (tim medis)," ungkap Danang dalam keterangan persnya yang diterima detikTravel, Selasa (24/3/2020).
Namun sampai sekarang, pihak Lion Air belum menerima konfirmasi mengenai penyebab meninggalnya Captain Sutopo.
"Sampai saat ini, Lion Air belum menerima informasi pasti mengenai penyebab atas meninggalnya almarhum Capt. Sutopo Putro," Danang menambahkan.
Danang menyebut kondisi Captain Sutopo memiliki catatan terkait perilaku, kesehatan serta kinerja (performance) yang cukup baik.
"Berdasarkan rekam medis, pengecekan kesehatan (medical check-up) terakhir almarhum pada 4 Maret 2020, dimana yang bersangkutan dinyatakan sehat dan laik terbang (fit for flight). Tidak ada catatan yang menunjukkan penggunaan obat-obat terlarang dan narkoba," imbuh Danang.
Jenazah Captain Sutopo sendiri sudah diserahterimakan kepada pihak keluarga dan telah dimakamkan pada hari yang sama, Minggu (22/3).
"Lion Air menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam atas kepergian salah satu penerbang terbaik yakni Capt. Sutopo Putro. Semoga keluarga dan karib kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan," pungkas Danang.
Bertemu Gajah Sumatra Lucu di Bengkulu & Mandi Bareng
Di Taman Wisata Alam Seblat (TWA Seblat), Bengkulu traveler bisa bertemu dengan gajah-gajah Sumatra yang lucu, bahkan ikut memandikannya.
Kali ini saya akan membagikan pengalaman perjalanan saya di Bumi Rafflesia. Wisata yang saya kunjungi kali ini adalah Taman Wisata Alam Seblat (TWA Seblat). TWA Seblat memiliki luas kurang lebih 6.000 hektar dan dihuni berbagai Satwa dan Fauna.
Untuk sampai ke TWA Seblat, saya melakukan perjalanan mengunakan sepeda motor. Waktu yang ditempuh kurang lebih 4-5 jam dari Kota Bengkulu dan dilanjutkan menyeberangi sungai Seblat mengunakan perahu untuk sampai ke TWA Seblat.
Tujuan saya ke TWA Seblat adalah untuk melihat dan lebih mengenal gajah Sumatra yang ada di TWA Seblat, untuk memasuki TWA Seblat kita harus memberi tahu kepada pihak TWA Seblat terlebih dahulu karena TWA Seblat bukan tempat wisata umum.
Gajah Sumatra
TWA Seblat memiliki 12 gajah Sumatra 4 jantan 8 betina dan setiap gajah memilki pawang masing-masing. Setiap gajah memiliki nama:
1. Dino
2. Robi
3. Ucok
4. Bona
5. Devi
6. Desi
7. Darmi
8. Mega
9. Darmi
10. Darma
11. Nelson
12. Anggraini
Bona adalah primadona dan paling muda di TWA Seblat, karena Bona memiliki cerita yang sedih, dia tertinggal rombonganya di tengah hutan saat dia masih kecil dan di temukan pihak TWA Seblat saat sedang patroli di hutan.
Di TWA Seblat kita bisa ikut memberi makan gajah dan memandikan gajah di sungai, waktu memandikan gajah ada di pagi hari dan sore hari. Kita juga bisa menginap di TWA Seblat, apabilah tidak membawa tenda kita bisa menyewa kamar yang tersedia di resort TWA Seblat.
Gajah sama seperti manusia tidak menyukai cahaya sinar ultraviolet yang menyebkan kulit gajah bisa terbakar. Biasanya gajah menyemburkan air dan meluluri kulitnya dengan lumpur mengunakan belalainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar