Kamis, 26 Maret 2020

Kisah Haru Petugas Konservasi Mamakai Baju Motif Zebra

 Hewan juga punya perasaan. Kisah dari penyelamat hewan liar yang berpakaian zebra demi menenangkan anak zebra itu menjadi bukti.

Dilansir detikcom dari Bored Panda, Selasa (24/3/2020), Sheldrick Wildlife Trust membagikan cerita salah satu petugas saat menyelamatkan anak zebra. Sheldrick Wildlife Trust merupakan salah satu organisasi konservasi alam liar di Afrika Timur.

Juru bicara Sheldrick Wildlife Trust mengatakan bahwa awalnya dia tidak ada maksud apa-apa mengunggah foto petugas dengan bayi zebra liar. Hanya sekedar membagikan kegiatan keseharian di sana.

Tapi, mata netizen memaknai lain unggahan itu. Mereka tertarik pada pakaian yang dikenakan petugas, bergaris-garis seperti zebra dewasa.


Organisasi konservasi itu pun memberikan penjelasan. Rupanya, mereka memiliki alasan sehingga petugas mengenakan pakaian seperti kulit zebra.

Begini ceritanya.

Anak zebra yang di Sheldrick Wildlife Trust itu yatim piatu. Induknya tewas karena diburu singa.

Nah, petugas tersebut mengambil segala cara agar si anak zebra itu nyaman. Salah satunya, petugas mengenakan pakaian yang mirip dengan zebra dewasa.

Itu agar anak zebra seolah-olah sedang bersama induknya. Ya, di alam liar, induk zebra memisahkan diri bersama bayinya dari kalangan zebra lain, supaya anaknya mengenali dirinya.

Pada dasarnya bayi zebra juga mengenali induknya dari bau, kulit, dan panggilan induknya. Setelah nanti si anak zebra mengenali induknya, barulah sang induk kembali ke kawanannya.

Untuk menjaga bayi, petugas nantinya akan memberi susu, memastikan kandang anak zebra bersih dan hangat, serta selalu siap menjadi 'ivu pelindung' bagi si anak zebra.

Tutup Pintu untuk Orang Berpaspor Eropa, Mesir Juga Terapkan Jam Malam

Mesir mengikuti jejak Arab Saudi untuk melawan virus Corona. Mesir menerapkan jam malam hingga dua pekan ke depan.
Mesir dilaporkan memiliki 530 kasus virus Corona dengan 13 di antaranya meninggal dunia. Pemerintah telah menutup negara dari semua warga negara Eropa, juga menutup area publik, kecuali supermarket, farmasi, pom bensin, toko kebutuhan sehari-hari, perawatan hewan, dan perusahaan antar makanan, serta bank sejak Senin (23/3/2020).

Penduduk setempat masih diperbolehkan pergi ke tempat kerja dan belanja. Syaratnya, harus membawa identitas yang jelas, baik kartu tanda penduduk atau pun kartu karyawan.

Sehari kemudian, pada Selasa (24/3/2020), Mesir menambah aturan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Pemerintah, melalui Perdana Menteri Moustafa Madbouly, menerapkan jam malam.

Jam malam itu dimulai pukul 19.00 hingga pukul 06.00 waktu setempat selama dua minggu. Jam malam itu berlaku mulai Rabu (25/3).

Sebagian besar penyedia layanan publik diinstruksikan untuk menutup pintu selama periode jam malam. Mereka yang melanggar jam malam akan dikenakan tindakan berdasarkan hukum darurat Mesir.

Tarik Ulur Penutupan Bandara Komodo Saat Wabah Corona

 Bandara Komodo diusulkan untuk ditutup untuk mencegah masuknya virus Corona ke Manggarai. Tapi, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tak setuju.
Bandara Komodo dan pelabuhan laut di Kabupaten Manggarai di Pulau Flores itu tertuang dalam surat Bupati Manggarai Barat nomor Kesra.440/94/III/2020 tanggal 25 Maret 2020. Surat tersebut ditujukan kepada Menteri Perhubungan RI di Jakarta.

Penutupan Bandara Komodo dan pelabuhan itu dilakukan menyusul semakin meningkatnya jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona setelah menjalani perjalanan dari sejumlah daerah seperti Bali, Surabaya, dan Jakarta.

Kabupaten Manggarai mengusulkan agar bandara dan pelabuhan ditutup selama sembilan hari, mulai 26 Maret hingga 3 April 2020.

Dalam prosesnya rencana itu ditolak oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penutupan Bandara Komodo itu justru dinilai bakal menghambat penanganan penyakit COVID-19 serta melumpuhkan sekor pariwisata setempat.

"Pemerintah NTT telah menerima tembusan surat dari Pemkab Manggarai Barat terhadap rencana penutupan akses transportasi udara ke Labuan Bajo. Kami berharap keputusan itu ditinjau kembali karena akan menyulitkan tim medis dalam mengirim sampel darah pasien yang terduga mengidap COVID-19 ke Jakarta," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu ketika dihubungi Antara di Kupang, NTT, Rabu (26/3) seperti dikutip Antara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar