Perilaku usil turis membuat warga Selandia Baru marah. Alasannya, sebuah pohon yang sangat terkenal di sana telah dirusak.
Dilansir CNN, hal itu dialami pohon willow di ujung selatan Danau Wanaka. Pohon populer di Instagram karena tampak setengah tenggelam di air digergaji di sekitar tanggal 17 Maret lalu.
"Cabang di bagian bawah yang menggantung horisontal di atas air yang benar-benar indah telah hilang," kata salah satu warga. Warga setempat juga telah melaporkan adanya beberapa cabang yang telah digergaji dan hanyut di tepi danau.
Terletak di South Island, Selandia Baru atau sekitar 300 kilometer dari Dunedin, pohon itu dikenal sebagai #ThatWanakaTree. Bahkan, Google Maps mencantumkan nama tempat itu dengan tagar di dalamnya.
Pada tahun 2014, fotografer Dennis Radermacher memenangkan penghargaan New Zealand Geographic Photographer of the Year untuk foto lanskap terbaik. Objek fotonya adalah pohon itu hingga tenar di media sosial.
Banyak yang menganggap bahwa pohon itu sebagai simbol harapan karena tampak muncul sendirian di atas air. Meski lokasinya terpencil, pohon ini menarik banyak turis hanya untuk mengambil foto dan menghidupkan ekonomi warga sekitar.
Danau Wanaka sendiri berada di kaki Taman Nasional Gunung Aspiring. Kawasan ini bagian dari Te Wahipounamu yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Selandia Baru memang terkenal serius dalam melestarikan banyak tempat alami yang indah. Pemerintah meminta turis untuk menandatangani 'janji tiaki' atau janji untuk menjadi penjaga lingkungan yang baik setelah tiba di negara itu.
Tiaki berarti untuk menjaga. Kata itu ada dalam Bahasa Maori.
Pohon ini jadi salah satu objek yang terkena perusakan atau vandalisme. Beberapa waktu lalu, ketika ada isu overtourism, sejumlah destinasi mengalami hal serupa.
Kisah Haru Petugas Konservasi Mamakai Baju Motif Zebra
Hewan juga punya perasaan. Kisah dari penyelamat hewan liar yang berpakaian zebra demi menenangkan anak zebra itu menjadi bukti.
Dilansir detikcom dari Bored Panda, Selasa (24/3/2020), Sheldrick Wildlife Trust membagikan cerita salah satu petugas saat menyelamatkan anak zebra. Sheldrick Wildlife Trust merupakan salah satu organisasi konservasi alam liar di Afrika Timur.
Juru bicara Sheldrick Wildlife Trust mengatakan bahwa awalnya dia tidak ada maksud apa-apa mengunggah foto petugas dengan bayi zebra liar. Hanya sekedar membagikan kegiatan keseharian di sana.
Tapi, mata netizen memaknai lain unggahan itu. Mereka tertarik pada pakaian yang dikenakan petugas, bergaris-garis seperti zebra dewasa.
Organisasi konservasi itu pun memberikan penjelasan. Rupanya, mereka memiliki alasan sehingga petugas mengenakan pakaian seperti kulit zebra.
Begini ceritanya.
Anak zebra yang di Sheldrick Wildlife Trust itu yatim piatu. Induknya tewas karena diburu singa.
Nah, petugas tersebut mengambil segala cara agar si anak zebra itu nyaman. Salah satunya, petugas mengenakan pakaian yang mirip dengan zebra dewasa.
Itu agar anak zebra seolah-olah sedang bersama induknya. Ya, di alam liar, induk zebra memisahkan diri bersama bayinya dari kalangan zebra lain, supaya anaknya mengenali dirinya.
Pada dasarnya bayi zebra juga mengenali induknya dari bau, kulit, dan panggilan induknya. Setelah nanti si anak zebra mengenali induknya, barulah sang induk kembali ke kawanannya.
Untuk menjaga bayi, petugas nantinya akan memberi susu, memastikan kandang anak zebra bersih dan hangat, serta selalu siap menjadi 'ivu pelindung' bagi si anak zebra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar