Jumat, 07 Februari 2020

Jadi Destinasi Baru di Danau Toba, Ada Apa Saja di The Kaldera?

The Kaldera, destinasi baru di Danau Toba mengusung tagline Toba Nomadic Escape dengan menggabungkan atraksi dan amenitas. Kepala Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo mengatakan persiapan The Kaldera dilakukan dengan maksimal.

"Persiapan kita sudah dilakukan jauh-jauh hari. Dan semua dikerjakan dengan tanpa henti. Karena memang kita ingin mendapatkan hasil maksimal dari The Kaldera ini," kata Arie dalam keterangan tertulis, Jumat (5/4/2019).

Menurutnya, untuk urusan amenitas The Kaldera memberikan pilihan-pilihan yang terbaik buat para wisatawan.

"Amenitas yang kita tampilkan di The Kaldera sangat beragam. Wisatawan memiliki banyak pilihan. Ada Bell Tent yang berjumlah 15, ada 2 Bubble Tent, 2 Cabin, juga Ecopod. Semuanya menawarkan pengalaman yang berbeda. Dan ini menjadi keunggulan The Kaldera," paparnya.

Arie menambahkan, keunggulan lain The Kaldera adalah posisinya yang berada di ketinggian. Sekitar 1.390 mdpl. Dengan posisinya, The Kaldera menyuguhkan view Danau Toba yang sangat eksotis.

"Konsep seperti ini mungkin sudah ada di tempat lain di Danau Toba. Tapi kita jelas memberikan sesuatu yang berbeda. Pertama, The Kaldera ini menggabungkan atraksi dan amenitas. Nantinya, kita akan bikin konsep agar ada atraksi yang ditampilkan di Amphitheater setiap minggunya," paparnya.

Ia menjelaskan konsep pembangunan juga masih akan diterapkan di The Kaldera. Saat ini BPODT sedang memikirkan konsep untuk menambah spot atau kenyamanan bagi anak-anak dan lansia di The Kaldera.

"Itu akan masuk dalam pengembangan. Kita sedang pikirkan konsep terbaik yang bisa diterapkan. Tapi akan kita pikirkan sambil berjalan. Untuk sementara ini, fokus kita adalah peresmian dan semua sudah dipersiapkan dengan maksimal," ujarnya.

Sementara itu Ketua Tim Percepatan Nomadic Tourism Kementerian Pariwisata, Waizly Darwin juga menilai persiapan sudah sangat baik.

"Persiapan dilakukan dengan sangat baik. Glamping camp sudah kita bangun. Semua fasilitas yang dibutuhkan juga kita lengkapi. Semua persiapan berjalan baik," kata Waizly.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mendukung pengembangan nomadic tourism di Danau Toba.

"Danau Toba adalah destinasi super prioritas dan harus memiliki destinasi kelas dunia. The Kaldera menjawab semua kebutuhan tersebut. Jadi ini memang destinasi yang sangat luar biasa dan sangat harus dikunjungi," ujar Arief. 

Dari 10 Bali Baru, Tanjung Kelayang Kemajuannya Signifikan

Ada 10 destinasi prioritas alias 10 Bali Baru dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Tanjung Kelayang dinilai kemajuannya paling signifikan.

Seperti yang diutarakan oleh Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah Thaib bahwa ada perbedaan yang besar dari tahun 2014 hingga 2018 lalu. Hal ini, bisa dilihat dari jumlah wisatawan yang datang ke Tanjung Kelayang.

"Destinasi dengan pertumbuhan kunjungan tersignifikan adalah Tanjung Kelayang, Belitung. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara Belitung pada tahun 2014 sebesar 281.049 dan tahun 2018 sebesar 812.567, mengalami kenaikan 289%. Selain itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pariwisata Belitung pada tahun 2014 sebesar 7.123.743.384 dan tahun 2018 sebesar 20.288.184.459," ujarnya kepada detikcom, (5/4/2019).

Hal ini, menurut Hiramsyah, menjadi kenaikan besar dalam 5 tahun terakhir. Dalam persentase, mencapai 289 persen.

"Mengalami kenaikan 285% dalam 5 tahun terakhir, dimana hal tersebut menjadikan Tanjung Kelayang Belitung sebagai destinasi dengan pertumbuhan kunjungan dan PAD tertinggi semenjak adanya percepatan," tambahnya.

Berbagai usaha pun telah dilakukan Kementerian Pariwisata untuk menggenjot kunjungan, khususnya di 10 destinasi prioritas. Aspek utamanya dengan rumus 3A yang diusung olwh Menpar Arief Yahya, yakni Atraksi, Amenitas dan Akses.

"Peningkatan dalam 3A yaitu dari atraksi di Belitung dibuat standar berkelas internasional, dengan didaftarkannya Belitung Geopark ke Unesco Global Geopark (UGG) dimana asesor akan datang pada bulan Juni 2019 dan penilaian akan diumumkan pada bulan April tahun 2020. Lalu dari sisi aksesibilitas dengan adanya penerbangan internasional Singapura - Belitung juga adanya persiapan penerbangan rute baru yaitu Kuala Lumpur - Belitung. Serta pendekatan dengan alternatif penerbangan langsung lainnya selain dari Jakarta. Dari sisi amenitas dengan adanya pembangunan hotel-hotel baru berbintang 4 keatas, sehingga wisatawan memiliki alternatif tempat untuk menginap," tambah Hiramsyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar