Pulau Penyegat di Riau jadi destinasi populer bagi wisatawan Singapura dan Malaysia. Kurang terdengar di Indonesia, inilah peninggalan leluhur Melayu.
Sebelum tiba di Dermaga Penyengat, seorang pemandu wisata mengatakan bila hendak menuju ke Pulau Penyengat, satu pompong (perahu kayu bermesin) maksimal diisi oleh 15 penumpang.
"Kalau kurang dari itu boleh," ujarnya dengan tersenyum.
Setelah turun dari bus di sebuah tikungan, persis di depan gapura, kami menuju ke dermaga yang berada di kawasan Kota Tua, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, itu.
Untuk menuju ke Dermaga Penyengat, kami melewati sebuah jalan yang lebarnya tak lebih dari 3 meter. Kali pertama masuk ke lorong itu, terlihat penjual otak-otak yang beretnis Tionghoa terlihat tengah menjajakan makanan itu sambil menawarkan kepada pelintas.
Setelah melangkahkan kaki sekitar 30 meter, masuklah kami ke dermaga yang lebar jalannya sekitar 2 meter. Jalan dermaga yang menjorok ke laut itu terbangun dari beton. Atap yang menaungi sepanjang dermaga membuat tempat itu juga digunakan untuk berteduh para calon penumpang pompong.
Di dermaga dan di bangunan yang melekat, terlihat banyak sepeda motor diparkir. Sepeda motor itu adalah milik orang-orang Pulau Penyengat yang bekerja di Tanjung Pinang.
Sepeda motor itu digunakan oleh masyaakat yang memiliki kegiatan di Tanjung Pinang, pergi ke kantor sebagai pegawai negeri atau bekerja lainnya. Mereka memarkir sepeda motor di dermaga sebab transportasi laut penghubung tidak setiap saat mau mengangkut sepeda motor. Pompong bisa saja mau mengangkut sepeda motor namun pastinya biayanya bertambah.
Di kanan-kiri dermaga itu tertambat pompong-pompong. Pompong-pompong itulah yang setiap saat melayani penumpang untuk menuju Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat.
"Mulai jam 05.30 hingga jam 22.00," ujar Surtini, salah seorang warga Pulau Penyengat.
Ketika salah satu pompong ditunjuk untuk dinaiki maka 15 orang segera menuju ke perahu . Perahu kayu tersebut memiliki panjang sekitar 7 meter dan lebar 2 meter itu.
Setelah mesin dihidupkan, secara perlahan pompong itu meninggalkan Dermaga Penyengat. Saat melaju ke pulau seberang, pasti akan melihat dermaga besar yang berada di samping Dermaga Penyengat.
Dermaga besar itu adalah untuk melayani masyarakat yang hendak pergi ke Singapura. Tak heran bila kapal yang ada di tempat itu sekelas Ferry, seperti yang ada di pelabuhan-pelabuhan di Batam.
Untuk menuju ke Pulau Penyengat dari Tanjung Pinang tak membutuhkan waktu lama, sekitar 15 menit. Dari Tanjung Pinang, pulau yang memiliki luas 2 km persegi itu terlihat dengan jelas.
Meski dekat bagi yang pertama kali ke pulau itu, suasana petualang sangat terasa. Mendekati Pulau Penyengat, terlihat rumah-rumah penduduk yang berada di tepi laut. Masyarakat kepulauan setiap harinya berhubungan dan melakukan aktivitas antar pulau.
Mendekati pulau tersebut, terlihat pula bangunan yang sangat berbeda dengan bangunan yang lain. Bangunan itu memiliki 4 menara menjulang dan lancip serta beberapa kubah.
Bangunan itu tak sekadar berbeda dengan bangunan yang ada di sekitarnya namun warna yang melekat padanya sangat mencolok, kuning bercampur sedikit hijau. Warna dominan kuning itu memancar seperti bercahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar