Selasa, 18 Februari 2020

Fakta Tentang Desa Tertinggi di Pulau Jawa

Desa Sembungan di Wonosobo disebut-sebut sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa. Berikut aneka faktanya.

Beberapa waktu lalu detikTravel sempat berkunjung ke Desa Sembungan yang didapuk sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa. Dihimpun detikTravel, Selasa (5/3/2019), berikut fakta-fakta unik tentang desa tersebut.

1. Berada di Ketinggian 2.300 Mdpl

Diketahui, Desa Sembungan berada di ketinggian 2.300 Mdpl. Lokasinya memang lebih tinggi dari Dataran Tinggi Dieng yang disebut sebagai Negeri di Atas Awan.

2. Lebih Tinggi dari Candi Arjuna

Berlokasi tak begitu jauh dari komplek Dataran Tinggi Dieng, membuat desa ini tak kalah tinggi. Faktanya, Desa Sembungan lebih tinggi ketimbang komplek Candi Arjuna yang berada di ketinggian 2.093 Mdpl.

3. Diklaim Masyarakat Lokal

Penamaan Desa Sembungan sebagai Desa Tertinggi di Pulau Jawa tidak diberikan oleh organisasi atau badan resmi, melainkan klaim dari Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) setempat yang bernama Ngaizudin.

"Di sini kan mencapai 2.300 Mdpl, lalu kita lihat di Gunung Slamet tinggi tapi desanya di bawah, saya yakin saja kalau ini desa tertinggi di Pulau Jawa," ujar Ngaizudin pada detikTravel beberapa waktu lalu.

Atas dasar asumsi itu, Ngaizudin pun mem-branding Desa Sembungan sebagai yang tertinggi di Pulau Jawa. Tujuannya adalah untuk promosi wisata desa dan objek wisata di sekitarnya.

4. Gerbang Masuk Bukit Sikunir

Nama Bukit Sikunir sudah populer sebagai spor berburu sunrise terbaik di Dieng. Namun, traveler sudah pasti akan melewati Desa Sembungan lebih dulu. Sadar atau tidak sadar.

5. Temperatur Udaranya Sampai Minus

Saat ramai fenomena embun es di Dieng beberapa waktu, Desa Sembungan pun turut dilanda hal yang sama. Di musim kemarau, suhu di Dieng bisa drop sampai minus derajat.

Mengenal Tradisi Tukar Istri

Tiap suku di dunia punya tradisi masing-masing. Kadang unik dan berbeda, seperti tradisi tukar istri di pedalaman India sana.

Suku tersebut bernama Drokpa. Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (5/3/2019) populasi Drokpa sekitar 3.000-an orang, menempati kawasan Sungai Indus di wilayah Jammu dan Kashmir, India. Hidupnya masih tradisional dan menganut kebudayaan leluhurnya.

Banyak teori menyebut, Drokpa asalnya adalah sekelompok tentara Aleksander Agung dari Yunani. Namun ada juga yang menyebut, bahwa mereka memang suku asli yang berasal dari Pegunungan Himalaya.

Salah satu tradisinya yang memasukan Drokpa sebagai salah satu suku unik di dunia, adalah tradisi tukar istri. Sebuah tradisi yang dilakukan para leluhurnya.

Para istri bakal bersolek atau berias secantik mungkin untuk menarik perhatian suami lain. Para suami yang istrinya akan ditukar pun bakal mempromosikannya semenarik mungkin.

Rupanya, tidak ada penjelasan khusus mengenai tradisi tukar istri tersebut. Beberapa ahli sejarah menilai, bisa jadi bertukar istri adalah untuk terhindar dari roh jahat.

Namun rupanya, beberapa ketua adat setempat ada yang tidak setuju karena dinilai tidak beradab. Sejak ratusan tahun silam, tradisi tukar istri pun sudah dilarang bagi suku Drokpa. Ditambah, banyak ajaran agama yang melarangnya.

Akan tetapi, masih banyak yang menilai suku Drokpa yang hidupnya jauh di pedalaman tetap mempertahankan tradisi tukar istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar