Jalan raya di kawasan Mandalika Lombok dipersiapkan jadi sirkuit MotoGP Indonesia 2021. Banyak pihak berharap dampak positifnya, termasuk menyedot jutaan turis.
Pemerintah Lombok Tengah berharap dan optimistis kedatangan turis mancanegara maupun Nusantara karena MotoGP Indonesia bisa berdampak pada peningkatan nilai perekonomian warga di sekitarnya.
"Kami lebih berbicara tentang multiplier effect, makin banyak orang yang datang, makin banyak yang menginap di hotel, nginap di hotel kami dapat, mereka berbelanja, tentu pergerakan ekonomi Lombok Tengah kan lebih baik," ucap Wakil Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri, Minggu (24/2/2019).
Dia mengaku bentuk dukungan yang diberikan Pemkab terhadap rencana pembangunan sirkuit itu berupa jaminan keamanan dan penyiapan sumberdaya. MotoGP Indonesia juga akan menjadi sumbangan terbesar bagi amenitas yang ada.
"Kita sudah siap, hotel-hotel kan sudah terbangun dan Insya Allah kalau ini sudah mulai dan bisa support kebutuhan-kebutuhan hotel. Tentunya pada keamanan, kondusivitas itu yang penting," imbuhnya.
Kadispar NTB LM Faozal menjelaskan konsep Sirkuit Mandalika yang menyerupai Sirkuit di Monako dan Singapura. Sudah bisa diprediksi keberadaan sirkuit berkelas internasional itu akan mampu mendatangkan wisatawan.
"Kita sudah siap jadi destinasi sport tourism khususnya MotoGP. Jadi tidak hanya untuk race, tapi juga jalan umum ketika tidak ada event. Ini yang membedakan," ucap Faozal.
KEK Mandalika Lombok akan jadi tempat dihelatnya event MotoGP pada tahun 2021 nanti. Sebagai destinasi wisata olahraga, banyak pihak menunggu kehadiran event balapan motor bergengsi itu.
Tempat Pemujaan dan Kuil Terapung Jepang yang Mistis
Kota Hiroshima Jepang menjadi tempat antimainstream untuk liburan di Jepang. Padahal ada tempat pemujaan dan kuil terapung yang jadi situs warisan UNESCO.
Tokyo, Osaka dan Hokkaido menjadi kota-kota populer Jepang untuk wisatawan Indonesia. Masih sedikit yang tahu bahwa Hiroshima juga salah satu kota cantik yang sayang untuk dilewatkan.
Jalan-jalan ke Hiroshima, detikTravel bersama Japan Airlines dan Japan National Tourism Organization (JNTO) berkunjung ke Pulau Miyajima. Pulau Miyajima bisa dijangkau dengan menggunakan kapal ferry dari pelabuhan khusus ke Miyajima.
Harga satu tiket ferry adalah 180 JPY atau sekitar Rp 22.869 per orang. Selama 10 menit perjalanan, wisatawan akan digoda oleh pemandangan Gerbang Torii raksasa yang berada di tengah lautan.
Duduklah di sebelah kanan kapal. Gerbang Torii akan terlihat jelas dari sini. Walau hanya 10 menit, namun gerbang ini sanggup untuk menghipnotis wisatawan dengan pesonanya.
Setelah sampai di Pulau Miyajima, wisatawan akan langsung disambut dengan kawasan lapang yang bersih dan cantik oleh pepohonan. Walau sudah berguguran karena musim dingin namun pohon-pohon tersebut justru terlihat instagenik.
Lalu apa lagi yang bisa dilihat di Miyajima?
Miyajima menjadi pulau eksotis yang dulunya dikhususkan untuk berdoa. Di sini terdapat sebuah kuil yang bernama Itsukushima Shrine. Arti dari nama Itsukushima sendiri adalah island of worship atau tempat pemujaan dewa.
Yang membuat berbeda, kuil ini disebut mengapung karena berada di atas laut. Sebenarnya bukan benar-benar mengapung, namun kuil ini dibangun di zona subtidal atau daerah pasang surut air laut.
Kuil ini dibangun sejak 593 sebelum masehi oleh Saeki no Kumamoto. Namun banyak juga yang menyebutkan bahwa Taira ni Kiyomori juga ikut berperan dalam pembangunan kuil ini.
Taira ni Kiyomori adalah samurai pertama yang diangkat menjadi kepala daerah pada saat itu. Saat penjabatannya, masyarakat percaya bahwa Taira ni Kiyomori membangun kuil ini secara mistis di atas air.
Itsukushima Shrine menghadap langsung ke gerbang torii raksasa. Gerbang torii memang menghadap ke laut dan diberi warna oranye sebagai penolak iblis. Tak hanya gerbang torii, seisi kuil pun di cat oranye dengan simbol yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar