Jakarta tak hanya berisi gedung-gedung tinggi. Ada beberapa spot wisata menarik yang bisa traveler datangi. Sebut saja Pulau Kelor yang artinya kuburan.
Diakhir pekan awal tahun 2019, kami berempat berangkat dari Bandung dengan tujuan menjelajah lima destinasi keren yang ada di DKI Jakarta. Langkah awal dengan memesan tiket kereta api Argo Parahyangan yang kami pesan melalui aplikasi tiket.com.
Tidak ada kendala ketika menjelajah aplikasi tiket.com karena aplikasi dibuat secara user friendly. Terlebih tiket.com sering memberikan diskon promo untuk pelanggan setianya.
Langkah-langkahnya sangat mudah setelah mengisi jadwal perjalanan yang diinginkan, data penumpang dan jumlah tiket yang ingin dibeli segera kami dapat kode booking untuk pembayaran. Setelah selesai pembayaran, bukti pembayaran dan tiket kereta api dengan barcode langsung dikirimkan melalui email. Pokoknya dengan tiket.com #semuaadatiketnya.
Pada hari yang ditentukan kami berkumpul di stasiun kereta api Bandung, dan pukul 06.30 kami pun menaiki kereta Argo Parahyangan menuju Jakarta.
Setiba di stasiun Gambir Jakarta pukul 09.30, kami langsung check in ke Fave Hotel Tanah Abang yang kami pesan dari aplikasi tiket.com. Pertimbangan kami memilih Fave Hotel Tanah Abang karena lokasinya yang strategis dan tentu mendapatkan harga terbaik dari tiket.com.
Setelah menaruh ransel dan rehat sejenak kami mulai bertualang menuju destinasi wisata yang kami rencanakan. Adapun hari yang kami habiskan untuk menjelajah lima destinasi keren di Jakarta dalam kurun waktu 4 hari.
Destinasi pertama, dimulai dari Jakarta Utara terdapat Kampung Tugu. Terletak di kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Letak kampung tersebut sekitar empat kilometer dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Saat ini wilayah Kampung Tugu dikelilingi sejumlah bangunan Industri. Yang menarik disini masih terdapat keturunan Portugis sebagai penduduk yang pertama kali mendiami kampung Tugu.
Setelah Batavia jatuh ketangan VOC tahun 1619, maka orang-orang Portugis yang merupakan tahanan VOC, memerdekakan diri dan mulai bermukim di kampung Tugu. Dahulu kampung Tugu jauh dari keramaian.
Maka orang-orang Portugis sering menghibur diri dengan bermain alat musik. Ukulele, bass dan biola menjadi alat musik yang paling sering dimainkan. Karena mengeluarkan bunyi seperti; crong, crong, crong, maka oleh penduduk setempat musik tersebut dinamakan keroncong.
Hingga saat ini masih ada beberapa keturunan orang Portugis yang masih tinggal di kampung Tugu. Tidak ada perbedaan fisik secara mencolok hanya postur orang keturunan Portugis lebih besar dan tinggi.
Mereka pada umumnya mempunyai suara merdu serta pandai bernyanyi. Di kampung Tugu ada gereja Protestan tertua dari tahun 1748. Gereja ini masih dipergunakan untuk beribadah hingga saat ini.
Ada satu tradisi untuk menyambut tahun baru di kampung Tugu. Yaitu tradisi mandi-mandi. Tradisi ini dilakukan 15 hari setelah tahun baru nasional tiba.
Tradisi mandi-mandi mengandung arti menyucikan diri dengan saling memaafkan semua kesalahan di tahun yang sudah berlalu untuk menyambut tahun yang akan datang. Prosesi mandi-mandi terbuka untuk umum dengan mengoleskan bedak dingin kemuka hadirin atau siapa saja yang ada di sekitar lokasi mandi-mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar