Selasa, 18 Februari 2020

Mengenal Tradisi Tukar Istri

Tiap suku di dunia punya tradisi masing-masing. Kadang unik dan berbeda, seperti tradisi tukar istri di pedalaman India sana.

Suku tersebut bernama Drokpa. Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (5/3/2019) populasi Drokpa sekitar 3.000-an orang, menempati kawasan Sungai Indus di wilayah Jammu dan Kashmir, India. Hidupnya masih tradisional dan menganut kebudayaan leluhurnya.

Banyak teori menyebut, Drokpa asalnya adalah sekelompok tentara Aleksander Agung dari Yunani. Namun ada juga yang menyebut, bahwa mereka memang suku asli yang berasal dari Pegunungan Himalaya.

Salah satu tradisinya yang memasukan Drokpa sebagai salah satu suku unik di dunia, adalah tradisi tukar istri. Sebuah tradisi yang dilakukan para leluhurnya.

Para istri bakal bersolek atau berias secantik mungkin untuk menarik perhatian suami lain. Para suami yang istrinya akan ditukar pun bakal mempromosikannya semenarik mungkin.

Rupanya, tidak ada penjelasan khusus mengenai tradisi tukar istri tersebut. Beberapa ahli sejarah menilai, bisa jadi bertukar istri adalah untuk terhindar dari roh jahat.

Namun rupanya, beberapa ketua adat setempat ada yang tidak setuju karena dinilai tidak beradab. Sejak ratusan tahun silam, tradisi tukar istri pun sudah dilarang bagi suku Drokpa. Ditambah, banyak ajaran agama yang melarangnya.

Akan tetapi, masih banyak yang menilai suku Drokpa yang hidupnya jauh di pedalaman tetap mempertahankan tradisi tukar istri.

Mandeh, Raja Ampat Ala Sumatera Barat

 Sumatera Barat menawarkan banyak pesona wisata. Salah satunya Mandeh, yang panoramanya disebut-sebut seperti Raja Ampat.

Berada di pesisir selatan dari Sumatera Barat, Mandeh merupakan gugusan pulau melingkupi Traju, Sironjong Besar, Sironjong Kecil, Pulau Setan, hingga Pulau Cubadak yang seluruhnya cantik dengan perbukitan hijau nan alami. Semuanya seakan bercerita tentang sebuah surga yang masih tersembunyi.

Maka jika pernah singgah di Raja Ampat, Papua Barat, ingatlah bahwa Mandeh di Pesisir Selatan, Sumbar tak kalah kecantikannya.

Kini Mandeh yang kemudian dikembangkan sebagai Kawasan Wisata Bahari Terpadu perlahan tapi pasti mulai terkuak dan kian populer di kalangan wisatawan. Mandeh yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, itu semakin menjadi primadona baru pariwisata di Kota Minang.

Dalam siaran pers Kementerian Pariwisata yang diterima detikTravel, Selasa (5/3/2019) terletak 43 kilometer dari Kota Padang, Mandeh bisa ditempuh dengan jalur darat sekitar 2 jam perjalanan. Jalan mulus dan berkelok ditambah panorama alam yang indah membuat siapa saja yang datang semakin penasaran ke destinasi yang sering disebut Raja Ampat di Sumatera Barat itu.

Ke arah utara kawasan tersebut, pengunjung bisa menikmati gugusan pulau yang terlihat melingkar seperti Pulau Pagang, Pulau Marak yang berdampingan dengan Sikuai, serta Pulau Bintangor.

Untuk menikmati gugusan pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Terpadu oleh Presiden Joko Widodo pada 10 Oktober 2015 itu, bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Yang pertama dengan melakukan island hopping dimulai dengan menyewa perahu nelayan dari Dermaga Lama Carocok. Di sana sudah ada beberapa pegiat wisata yang menawarkan paket-paket untuk perjalanan sehari (one day trip) mengelilingi kawasan mandeh. Harganya pun beragam tergantung jumlah peserta yang ikut. Mulai dari Rp 150 ribu perorang. Harga tersebut minimal kuota peserta trip sebanyak 10 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar