Selasa, 18 Februari 2020

Milenial, Kerja Sambil Liburan di Australia Kini Lebih Mudah

Mau liburan ke luar negeri sambil dapat uang? Australia membuka kesempatan kerja sambil liburan. Cocok nih buat anak milenial.

Australia memiliki kemudahan bagi anak muda yang ingin traveling sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan dengan working holiday visa. Kuotanya pun cukup banyak lho.

Working Holiday Visa merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah Australia kepada sejumlah negara agar anak muda bisa menambah wawasan dengan traveling dan bekerja di negaranya. Indonesia pun mendapatkan kuota cukup besar untuk menikmati kemudahan ini.

Pemerintah Australia memberikan kuota 1.000 orang bagi bagi anak muda Indonesia yang ingin bekerja sambil berlibur di negeri Kangguru ini. Mereka dapat bekerja di Australia selama 12 bulan lamanya.

"Working holiday boleh melamar dan dapat izin tinggal 13 bulan untuk bekerja dan berlibur," ujar Konsul Jenderal Australia Makassar, Richards Mathews di Hotel Four Points, Jalan Andi Djemma, Makassar, Senin (4/3/2019).

Working Holiday ini hanya akan berlaku warga Indonesia yang berumur 18 hingga 30 tahun. Nantinya, kuota ini akan bertambah jumlahnya di tahun akan datang.

"Setelah lima tahun akan ditambah menjadi 5.000 orang per tahun," ungkapnya.

Nantinya setelah mendapatkan visa Working Holiday ini, para pemegang visa dapat bekerja di bidang perkebunan, peternakan, dan bidang jasa properti seperti perhotelan dan restoran. Hitung-hitung, bisa menambah biaya traveling selanjutnya.

Namun, perlu traveler ketahui. Bahwa fasilitas ini tidak semerta-merta diberikan secara mudah. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, bukan hanya modal nekat.

Misalnya, traveler harus membayar sejumlah biaya, serta mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia. Selain itu, traveler juga harus punya bukti keuangan yang cukup, membuktikan bahwa kamu tidak akan luntang-lantung selama berada di Negeri Kanguru.

Begitupun dengan pendidikan. Setidaknya, traveler harus sudah 2 tahun kuliah atau menempuh pendidikan tinggi. Kemampuan bahasa Inggris pun juga harus dibuktikan berikut dengan bukti pernyataan kesehatan.

Program ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Australia sejak 2009. Awalnya, kuota pemegang visa ini hanya diperuntukkan untuk 100 orang dan bertambah setiap tahunnya.

Swiss Ingin Tambah Turis dari Indonesia

Swiss adalah destinasi Eropa yang jadi impian banyak orang. Mereka pun ingin menambah jumlah kunjungan wisatawan Indonesia.

Hal ini disampaikan Dubes Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz dalam Switzerland Travel Experience 2019 Appreciation Dinner di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019) malam. Swiss memboyong 20-an pelaku usaha wisata dari hotel, destinasi, maskapai dll untuk mempromosikan negara mereka di Indonesia.

"Kami membawa para pelaku wisata ke sini dan kunjungan dari Indonesia semakin tinggi ke Swiss," kata Kunz.

Sepanjang hari mereka melakukan pertemuan dengan pihak travel agent Indonesia dan ditutup dengan makan malam bersama. Dubes Kunz mengatakan ingin mempromosikan tempat wisata di Swiss yang terkenal dengan alam pegunungan yang legendaris dan festival yang unik.

"Tahun lalu ada kunjungan 97.235 turis Indonesia dan itu adalah yang tertinggi. Banyak yang bisa kami tawarkan dan travel agent bisa memuaskan konsumen mereka. Kami pastikan liburannya akan berkesan," jelas Kunz.

Swiss menawarkan keindahan alam, kemudahan navigasi, infrastruktur pariwisata yang mumpuni dari terowongan kereta api sampai kereta gantung, dan pengalaman mendalam saat menjelajah alamnya. Dalam kesempatan yang sama, Director Sales and Marketing Swiss Quality Hotel International, Amjad Nashashibi membenarkan tumbuhnya jumlah turis dari Indonesia.

"Wisatawan dari Indonesia tumbuh 4 persen, dan rata-rata mereka menginap 3 malam di jaringan hotel kami," kata Amjad. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar