Sabtu, 29 Februari 2020

Staples Center: Dari Grammy Sampai 'Panggung' Terakhir Michael Jackson

Staples Center di Los Angeles, Amerika Serikat, kembali jadi tempat event Grammy Awards tahun ini. Gedung ini punya banyak cerita menarik lho.

Tahun ini ajang Grammy Awards 2019 kembali diadakan di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Selain jadi venue langganan Grammy, Staples Center juga punya sejarah panjang.

Dilihat detikTravel dari situs resminya, Senin (11/2/2019), Staples Center merupakan salah satu properti milik Anschutz Entertainment Group yang pertama kali berdiri pada Oktober 1999.

Memiliki luas 88.257 m2, Staples Center dilengkapi dengan kapasitas yang cukup mumpuni. Untuk acara konser misalnya, tersedia kapasitas sekitar 20 ribu kursi. Tak heran, kalau ajang Grammy Awards jadi langganan di Staples Center sejak tahun 2000 silam hingga sekarang.

Selain jadi lokasi Grammy Awards, Staples Center juga menjadi markas dari tim basket NBA Los Angeles Lakers dan Los Angeles Clippers. Sejumlah pertandingan NBA pun cukup rutin digelar di sana hingga tahun 2010-an.

Nama-nama besar musisi dunia seperti Bon Jovi, Madonna, U2, Eric Clapton hingga Paul McCartney pun telah menyelenggarakan konsernya di Staples Center.

Di tahun 2009 silam, Staples Center juga menjadi 'panggung' terakhir Raja Pop Michael Jackson sebelum dikebumikan. Di sini dia disemayamkan sebelum pemakaman. Ada begitu banyak momen bersejarah yang terjadi di Staples Center.

Layaknya venue konser kelas dunia, Staples Center juga dilengkapi dengan fasilitas wifi, 840 televisi layar datar, 675 speaker dan lighting senilai 2 juta USD. Tak lupa juga sejumlah tenant yang menyediakan aneka makanan dan minuman.

Traveler yang berkunjung pun bisa masuk ke dalam Staples Center dan melihat indahnya panorama Los Angeles dari ketinggian. Tentunya traveler wajib mampir ke sini apabila liburan ke Los Angeles.

Pemandangan Tokyo yang Tertutup Salju Putih

Tokyo sebenarnya lebih jarang tersentuh salju dibanding kota lainnya di Jepang. Makanya ketika salju turun di sana, kota ini jadi lebih cantik.

Fenomena salju sebenarnya sangat lumrah di negara 4 musim, tak terkecuali Jepang. Tapi rupanya Tokyo jadi daerah yang jarang tersentuh salju.

detikTravel berkunjung ke Jepang bersama Japan Airlines (JAL), Senin (11/2/2019). Saat tiba di Narita International Airport, salju membuat pemandangan di sekitar landasan menjadi putih.

"Hujan salju mulai turun tadi pukul 06.00 pagi, sudah 3-4 kali salju tahun ini," ujar Fumio Ito, pemandu wisata yang pernah tinggal di Indonesia selama 10,5 tahun.

Salju di Tokyo juga menarik perhatian wisatawan Indonesia. "Amazing, soalnya di Tokyo jarang salju. Karena cuaca yang sangat dingin jadi ada salju," ujar Melly Dentinarahmi, wisatawan dari Indonesia.

Selain pemandangan yang putih dan cantik, salju juga memberikan dampak lain untuk masyarakat Jepang. Menurut cerita dari Ito-san, salju yang terlalu lebat akan mengganggu.

"Kalau terlalu lebat bisa membuat ketebalan sampai 5 cm dan itu mengganggu," ujar Ito-san.

Hal ini sangat dirasakan ketika transportasi harus terlambat atau terhenti karena tumpukan salju. Apalagi saat berada di kawasan lereng, mobil akan sulit untuk lewat.

Tak hanya transportasi darat. Transportasi udara seperti pesawat pun akan mengalami delay jika hujan salju terlalu lebat.

"Biasanya masyarakat cukup senang jika ada salju di Tokyo, apalagi anak-anak. Tapi ya kalau terlalu lebat jadi mengganggu," jelas Ito-san.

Biasanya kendaraan yang akan melewati tempat bersalju akan membawa persiapan. Ban mobil akan dililit dengan rantai sehingga tidak licin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar