Swiss adalah destinasi Eropa yang jadi impian banyak orang. Mereka pun ingin menambah jumlah kunjungan wisatawan Indonesia.
Hal ini disampaikan Dubes Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz dalam Switzerland Travel Experience 2019 Appreciation Dinner di Plataran Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019) malam. Swiss memboyong 20-an pelaku usaha wisata dari hotel, destinasi, maskapai dll untuk mempromosikan negara mereka di Indonesia.
"Kami membawa para pelaku wisata ke sini dan kunjungan dari Indonesia semakin tinggi ke Swiss," kata Kunz.
Sepanjang hari mereka melakukan pertemuan dengan pihak travel agent Indonesia dan ditutup dengan makan malam bersama. Dubes Kunz mengatakan ingin mempromosikan tempat wisata di Swiss yang terkenal dengan alam pegunungan yang legendaris dan festival yang unik.
"Tahun lalu ada kunjungan 97.235 turis Indonesia dan itu adalah yang tertinggi. Banyak yang bisa kami tawarkan dan travel agent bisa memuaskan konsumen mereka. Kami pastikan liburannya akan berkesan," jelas Kunz.
Swiss menawarkan keindahan alam, kemudahan navigasi, infrastruktur pariwisata yang mumpuni dari terowongan kereta api sampai kereta gantung, dan pengalaman mendalam saat menjelajah alamnya. Dalam kesempatan yang sama, Director Sales and Marketing Swiss Quality Hotel International, Amjad Nashashibi membenarkan tumbuhnya jumlah turis dari Indonesia.
"Wisatawan dari Indonesia tumbuh 4 persen, dan rata-rata mereka menginap 3 malam di jaringan hotel kami," kata Amjad.
Taman Nasional Wakatobi Kumpulkan Sampah 3,1 Ton
Pihak Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara bersih-bersih sampah. Tak tanggung-tanggung, yang terkumpulkan mencapai 3,1 ton.
Balai Taman Nasional Wakatobi berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 3.165,9 Kg atau 3,1 ton pada tiga wilayah berbeda. Hal tersebut diungkapkan Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Darman kepada detikTravel, Selasa (5/3/2019).
"Kemarin kita melakukan aksi bersih-bersih dalam rangka memperingati hari sampah, ada beberapa kecamatan yang berbeda dan jumlahnya pun tidak sama," ungkapnya.
Dijelaskannya beberapa tempat yang dijadikan lokasi pemungutan sampah antara lain Kantor Balai Taman Nasional Wakatobi sebanyak 700 Kg, Desa Kapota Utara sebanyak 320,9 Kg, Dermaga/pelabuhan Rakyat Desa Langge, Kec. Kaledupa Selatan sebanyak 1.750 Kg dan Pantai Hondue Desa Kolosoha Kec. Tomia sebanyak 395 Kg. Sampah yang dikumpulkan tersebut kata Darman bervariasi bukan hanya sampah plastik, melainkan sampah organik dan an organik.
Setelah sampah tersebut dikumpulkan, lalu disimpan di tempat penampungan sampah. "Tidak kami bakar, karena kalau dibakar akan menimbulkan masalah baru jadi kami simpan di suatu tempat penampungan," ujarnya.
BACA JUGA: Disapa Lumba-lumba Wakatobi
Menurutnya, aksi bersih-bersih tersebut tidak hanya melibatkan kantor balai, melainkan beberapa instansi terkait dan juga merangkul masyarakat.
Ia berharap dengan kegiatan yang dilakukan tersebut dapat menjadi budaya hidup sehari-hari bukan hanya pada moment tertentu saja.
"Mudah-mudahan diaplikasikan dalam keseharian, masyarakat juga harus pandai memilah mana sampah yang masih bisa dimanfaatkan, sehingga tidak terlalu banyak tumpukan sampah," harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar