Tak hanya itu, di pulau ini terdapat sebuah mercusuar yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1872. Sampai saat ini masih digunakan untuk memandu kapal-kapal yang melintas di sekitaran Pulau Biawak. menara ini memiliki ketinggian 67 meter.
Untuk dapat sampai ke wisata Pulau Biawak ini, anda dapat melalui dari pelabuhan di Indramayu dengan menggunakan perahu nelayan berkapasitas 10 orang dengan biaya Rp 750.000. Waktu jarak tempuh perjalanandengan waktu selama 4 jam perjalanan.
Setelah itu, ada Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan Kota Kecamatan Warungkondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Di dalam situs Gunung Padang konon terdapat sebuah ruangan besar yang disebut-sebut berusia sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.
Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst aau ROD, Buletin Dinas Kepurbakalaan, tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949.
Setelah sempat terlupakan, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Pemilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede.
Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan.
Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini. Luas situs Gunung Padang itu diperkirakan mencapai 10 kali luas Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Luas bangunan purbakalanya sekitar 900 m persegi dengan luas areal situs kurang lebih 25 hektar dengan tinggi 110 meter. Punden berundak Gunung Padang dibangun dengan batuan vulkanik masif yang berbentuk persegi panjang.
Bangunan pundek berundak situs Gunung Padang terdiri dari lima. Balok-balok batu yang jumlahya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang.
Penduduk setempat menjuluki beberapa batu yang terletak di teras-teras itu dengan nama-nama berbau Islam. Misalnya meja Kiai Giling Pangancingan, Kursi Eyang Bonang, Jojodog atau tempat duduk Eyang Swasana, sandaran batu Syeh Suhaedin alias Syeh Abdul Rusman, tangga Eyang Syeh Marzuki, dan batu Syeh Abdul Fuko. Bentuk bangunan punden berundak situs Gunung Padang mencerminkan tradisi megalitik, mega berarti besar dan lithos artinya batu. Seperti banyak dijumpai di beberapa daerah di Jawa Barat.
Di kalangan masyarakat setempat, situs tersebut dipercaya sebagai bukti upaya Prabu Siliwangi membangun istana dalam semalam. Lokasi situs berbukit-bukit curam dan sulit dijangkau.
Kompleksnya memanjang, menutupi permukaan sebuah bukit yang dibatasi oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi. Situs itu dikelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.
Tempat ini sebelumnya memang telah dikeramatkan oleh warga setempat. Penduduk menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi, raja Sunda, berusaha membangun istana dalam semalam. Yuk, kenali dan cintai wisata alam di Jawa Barat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar