Banyuwangi dikenal dengan julukan Kota Festival. Tak cuma festival, Banyuwangi juga punya cagar budaya bernama Desa Wisata Suku Osing.
Selain Kawah Ijen dan Padang Savana, Banyuwangi juga punya Desa Wisata yang tak kalah cantik dan menarik. Tempatnya eksotis dan instagramable. Nggak percaya? Tengok aja foto-fotonya nih.
Yups, Desa Wisata Osing Kemiren. Lokasi Desa ini tidak terlalu jauh dari pusat kota Banyuwangi. Tinggal menuju jalan ke arah Kawah Ijen yang terkenal itu, kita pasti melintasi desa tersebut.
Tempatnya juga terbilang sangat asik dan nyaman untuk relaksasi menikmati aroma pedesaan yang masih sangat asri dan khas Desa Wisata Osing. Desa Wisata Osing atau Using ini berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah di Kabupaten Banyuwangi.
Penduduk di Desa Kemiren merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya yang dikenal sebagai suku Osing. Mereka masih memegang erat adat dan kearifan lokal. Orangnya ramah-ramah.
Mulai dari cara berpakaian, rumah tinggal dengan bentuk yang seperti aslinya (hanya saja di pugar agar terlihat lebih menarik) serta gaya hidupnya. Sangat sederhana dan ramah.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menetapkan desa ini sebagai cagar budaya dan terus mengembangkannya sebagai Desa Wisata Suku Osing. Agar para wisatawan bisa melihat adat istiadat dan kebiasaan suku asli Banyuwangi itu.
Memasuki gerbang desa, kita sudah disambut oleh atmosfir desa yang masih terjaga. Di kiri kanan jalan banyak kita jumpai kedai-kedai kopi yang menyajikan kopi khas Kemiren, Kopi Osing.
Menikmati sejuknya hawa pegunungan dan indahnya pemandangan alam, dengan latar belakang gunung Raung dan gunung Ijen, semua tersaji di Kemiren.
Banyak juga rumah penduduk yang berfungsi sebagai guest house yang bisa disewa dengan harga terjangkau apabila ingin bermalam. Sebuah hotel bintang juga sudah mulai berdiri tepat di samping obyek wisata Osing.
Menikmati keramahan warga sekitar tentu akan membuat kita nyaman dan rileks berada di Desa ini. Seperti saat saya singgah di rumah Mbok Ning (72) yang sangat ramah menyambut kehadiran kami.
Berlibur di Banyuwangi sambil menikmati indahnya pedesaan asli memang sangat menyenangkan. Apalagi di depan gerbang Desa Wisata Osing ini terdapat kebun bunga yang instagramble banget.
Tanaman bunga yang semakin mempercantik desa wisata itu juga tersebar di depan rumah-rumah Tingkle (Rumah Asli suku Osing Banyuwangi).
Pada musim buah durian, sepanjang jalan juga banyak kita jumpai para pedagang yang menggantung durian di lapaknya membuat kita akan tergoda untuk singgah. Sayang saat singgah di sana belum musim durian.
Soal Pariwisata, Malaysia Jadi Pesaing Sekaligus Teman Karib RI
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Malaysia memang sebagai lawan untuk bersaing, namun juga diperlukan sebagai kawan untuk mengembangkan pasar bersama. Hal ini tergambarkan dari Malaysian Association of Tour and Travel Agent (MATTA Fair) Penang, Malaysia, pada 5-7 April yang digelar di Setia Spice Arena Penang, Malaysia.
"Kami bersaing dalam achievement mengejar capaian tourism. Tapi kami juga bekerja sama dalam berbagai travel fair, termasuk di MATTA Fair," ujar Arief, dalam keterangan tertulis, Senin (8/4/2019).
Selain itu pangsa pasar Malaysia sangat menggiurkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2018, turis asal negeri Jiran paling banyak menyambangi Nusantara dengan kunjungan mencapai 2,5 juta wisatawan atau hampir 16% dari total capaian 2018, mengalahkan China yang hanya 2,1 juta wisatawan.
"Malaysia adalah pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga dekat secara budaya. Sama-sama rumpun Melayu," kata pria asli Banyuwangi itu.
Di atas lahan seluas 90 meter persegi di Concourse Level, Kemenpar memboyong 6 Travel Agent/Tour Operator (TA/TO) dari Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain itu juga 2 industri akomodasi dari Sumatera Utara. Mereka begitu atraktif menjaring wisatawan Malaysia.
Apalagi TA/TO ini didampingi langsung oleh 6 Local Agent Malaysia yang juga all out mengerahkan banyak stafnya untuk melakukan transaksi langsung dengan para calon wisman.
"MATTA Fair Penang ini sangat potensial menjaring wisatawan Malaysia khususnya dari Penang. Karena pameran wisata ini bersifat B2C atau langsung dengan customer. Selain itu ini merupakan ajang prestisius karena diadakan oleh MATTA," ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar