Kamis, 06 Februari 2020

Banyak yang Minta Pendakian Gunung Rinjani Dibuka Kembali

Pendakian Gunung Rinjani masih ditutup. Namun para pelaku wisata menginginkan agar jalur pendakian segera dibuka kembali.

Gempa bumi yang pernah terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2018 lalu berdampak pada rusaknya 4 jalur resmi wisata pendakian Gunung Rinjani.

Empat jalur pendakian itu adalah melalui Sembalun dan Timba Nuh di Lombok Timur, Aik Berik di jalur Lombok Tengah serta jalur Senaru di Lombok Utara.

Para pelaku wisata yang berada di lingkar kawasan Gunung Rinjani banyak menggantungkan hidup mereka dengan bekerja sebagai penyedia jasa tour guide dan atau porter.

Kondisi itu mendorong Asosiasi Tour Operation Senaru (ATOS) misalnya menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerinrah daerah agar pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) membuka izin kembali untuk jalur pendakian melalui Senaru.

"Sudah, sudah kita kirim langsung. Saya bersurat langsung ke TNGR mempertegas kembali aspirasi masyarakat itu bahwa pemerintah juga ikut meminta supaya pintu dari Senaru ini bisa dibuka kembali," kata Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, Kamis (11/4/2019).

Berdasarkan laporan hasil tim survei di Senaru pada bulan Maret lalu menyatakan bahwa jalur pendakian di sana kondisinya cukup memungkinkan untuk dilalui.

Laporan hasil survei itu juga pernah dirilis pihak BTNGR yang menyatakan jalur Senaru kondisinya cukup baik. Hanya saja di beberapa titik, terutama jalur menuju danau Segara Anak mengalami keretakan dan rawan terjadi longsor.

Sekain itu, tim survei di jalur Senaru sebanyak 28 orang itu tidak didampingi oleh tim ahli geologi maupun tim ahli kegempaan dari PVMBG maupun Dinas ESDM. Survei dilakukan pada Sabtu 16-19 Maret lalu.

Pada 17 Maret lalu saat tim survei berada di atas lereng Gunung Rinjani, gempa bumi kembali terjadi dua kali secara beruntun berkekuatan 5,4 dan 5,1. Beruntungnya semua tim berhasil selamat dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan survei.

"Kalau aspek keselamatan tentu berkaitan dengan tugasnya TNGR ya. Apakah bisa membuka atau tidak tentu bukan kewenangan kita," ungkapnya.

Selain faktor pertimbangan keselamatan, Pemda Lombok Utara juga melihat dari aspek nilai ekonominya, karena menurut Najmul, ribuan warganya menggantung kehidupannya menjadi tour guide dari kegiatan wisata pendakian Gunung Rinjani.

"Jika memang memungkinkan dan sudah bisa digunakan terutama dari aspek keselamatan kenapa tidak, karena ratusan bahkan ribuan masyarakat kita itu bergantung kehidupannya menjadi tour guide," ujarnya.

Menjelajah Kota Indah Roma di Italia

Roma di Italia punya aneka sudut unik. Bangunan cantik pun menghiasi sebagian kota di Roma.
Roma berdiri pada sekitar tahun 753 SM. Bahkan situs kota ini telah dihuni lebih lama. Hingga menjadikannya salah satu situs tertua yang masih dihuni di Eropa. Kota ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Romawi, Republik Romawi, dan Kekaisaran Romawi, dan dianggap oleh beberapa orang sebagai kota metropolis pertama yang pernah ada. Seorang penyair Romawi, Tibullus menyebut Roma sebagai La Citta Eterna (The Eternal City). Kota Abadi.

Ide mengunjungi ibukota Italia ini terhitung dadakan. Karena sebenarnya tidak tercantum dalam bucket list kami. Ini lebih karena "terprovokasi" dengan foto-foto Roma yang cantik di blog seorang teman (kenal singkat pas kami ke Paris November tahun lalu). Maka Roma akhirnya jadi pilihan. Pertimbangan lain karena Cairo-Roma hanya 3,5 jam saja. Selain itu, sejarah Roma menurut saya juga punya cukup daya tarik.

Karena hanya punya waktu 4 hari, kami memang berencana hanya keliling kota Roma saja.

Selama di Roma, kami menginap dekat Termini. Stasiun sentral di Roma. Lebih efisien karena akan lebih mudah ke mana-mana. Tinggal jalan kaki 5 menit ke stasiun metro dan bus.

Untuk transportasi umum selama di Roma, saya beli semacam tourist pass untuk 72 hours (3 hari). Harganya 18, bebas mau naik metro, tram atau bus sepuasnya. Tiket ini bisa kita beli di kios-kios di stasiun Termini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar