Inovasi baru diterapkan oleh sebuah bar di Spanyol. Para turis yang mau mengumpulkan sampah puntung rokok dari pantai akan ditukar dengan segelas bir gratis.
Sebuah bar bernama Chiringuito Azul di Kota Alicante, Spanyol membuat sebuah kebijakan baru yang unik. Turis yang mengumpulkan sampah puntung rokok di pantai bisa menukarnya dengan segelas bir, gratis tanpa dipungut biaya.
Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Senin (2/9/2019), kebijakan ini diambil oleh bar tersebut guna membersihkan pantai Marinetta Cassiana yang kerap dipenuhi sampah puntung rokok. Tidak secara cuma-cuma, tapi ada imbalan menanti traveler.
Setiap gelas besar puntung rokok yang traveler kumpulkan dari pantai, bisa ditukarkan dengan segelas bir dingin di bar ini. Buat traveler yang tidak minum alkohol, hadiahnya bisa ditukar dengan segelas soda.
Cara ini dilakukan oleh bar tersebut agar para traveler bisa sedikit lebih peduli dengan kebersihan lingkungan. Seperti kita ketahui, meski ukurannya sangat kecil, sampah puntung rokok bisa berbahaya untuk burung yang memakannya.
Sudah ada banyak kasus dilaporkan ada satwa yang mati akibat menelan sampah tersebut. Sudah saatnya kita berbuat sesuatu hal yang kecil untuk melestarikan lingkungan.
Pertama Kali Liburan Naik Kereta Api, Ini Keseruannya
Pengalaman perjalanan pertama selalu punya tempat sendiri untuk dikenang atau jadi pelajaran. Inilah cerita traveler yang baru pertama kali naik kereta api.
Selalu ada saat pertama kali dalam liburan. Begitu pula traveler yang pertama kali menggunakan kereta untuk bepergian jarak jauh.
Dirangkum detikcom, Senin (2/9/2019) seorang traveler wanita bernama Tika baru pertama kali menjajal kereta api jarak jauh. Kereta yang digunakan adalah Mataran dengan rute Gambir-Yogyakarta.
"Jadi pertama kali naik kereta itu menyenangkan. Awal mula aku bayangin check in-nya seperti naik pesawat," cerita Tike (25).
Dalam bayangannya, check in bakal cukup panjang. Tika kaget karena ternyata chek in keberangkatan kereta api sangatlah mudah.
"Dari pintu keberangkatan cuma lihat tiket dan di scan. Habis itu langsung naik ke gerbong kereta. Awalnya aku mikir sama kaya pesawat ada boarding 90 menit. Ternyata 5 menit sebelum berangkat masih boleh masuk. Enggak ribet," ungkap Tika.
Hal pertama yang dilakukan oleh Tika adalah mencoba kursi kereta api. Tika mengaku kursi di kelas eksekutif empuk dan nyaman.
"Bangkunya bisa diputar-putar senyamannya. Terus dikasih bantal dan selimut. Jadi aku bisa menikmati perjalanan selama 8 jam ke Yogyakarta.
Menurut Tika, kereta dan pesawat memiliki perbedaan. Jika disuruh memilih, Tika akan menimbang beberapa hal.
"Rasanya nggak beda jauh sama naik bis, cuma bebas hambatan. Kalau disuruh milih untuk perjalanan malam, aku pilih naik kereta biar bisa tidur. Tapi kalau waktu mepet pilih pesawat," Jelas Tika.
Harga cuma masuk dalam perhitungan Tika. Perbedaan tipis antara tiket kereta dan pesawat membuatnya memilih untuk terbang karena alasan waktu.
Selain Tika, ada juga Indira yang mencoba untuk naik kereta pertama kali dengan membawa bayi. Saat itu Indira melakukan perjalanan dengan bayi 7 bulan dari Gambir-Malang.
"Waktu itu lebaran 2018 naik KA Argo Bromo Anggrek. Sebenarnya sering naik kereta, tapi itu pertama kali bawa bayi," jelas Indira.
Indira mengaku tak mengalami masalah mulai dari check in sampai ada ke tempat duduk. Namun membawa bayi membuatnya was was.
"Aku ada digerbong tambahan, gerbong ketiga dari belakang. Waktu itu berangkat malam, jam setengah 7. Rasanya deg-degan soalnya takut bayinya rewel," ujar Indira.
Saat itu suasana kereta penuh dan ramai. Indira mengaku bahwa bayinya agak kesulitan tidur karena panas dan banyaknya orang yang mondar-mandir.
"Lumayan enggak nyaman karena bayinya kagetan kalau ada orang lewat. Panas juga karena penuh, jadi aku pakaikan kaus dalam saja. Akhirnya aku ajak main aja terus sampai capek. Ujungnya bayinya tidur juga," tutur sang ibu.
Walau demikian, Indira mengaku perjalanan pertama dengan bayinya menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Tika pun mengaku sangat menikmati perjalanan pertamanya dengan menggunakan kereta api. Bagaimana dengan ceritamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar