Masjid Baiturrokhmah di Cimahi jadi saksi bisu perjuangan para ulama melawan penjajah. Dibangun pada 1938, masjid ini masih berdiri kokoh sampai sekarang.
Meski sempat dibombardir tentara Belanda, Masjid Baiturrokhmah masih tetap berdiri gagah. Deretan bom mortir sekutu gagal meledak saat menyentuh tanah masjid. Berbagai upaya Belanda untuk menyergap para ulama pejuang pun nihil dari jalur darat.
Di sini, para ulama pejuang yang tergabung dalam Laskar Hizbullah merangkai strategi pertempuran, sekaligus menyebarkan dakwah Tarikat Tijaniyah yang dipimpin ulama karismatik, KH Usman Dhomiri.
Cerita itu disampaikan H R Effendi, cucu pertama dari KH Usman Dhomiri. Menurutnya saat itu Cimahi masih diduduki Belanda.
"Dulu di sekeliling masjid dipasangi benteng kayu yang tebal, jadi zaman Hizbullah itu sekutu menembaki ke area masjid, tapi enggak ada yang kena," ujar Effendi, cucu dari KH Usman Dhomiri, belum lama ini.
"Jadi yang dulu dicari Belanda itu para ulama karena dianggap bisa menyatukan umat, mungkin karena karomah ulama zaman dulu, mereka bisa luput dari kejaran Belanda," kata Effendi.
Sosok KH Usman Dhomiri berperan besar dalam pembangunan masjid ini. Lahir di Maroko tahun 1870, beliau kemudian mengajarkan Tarekat Tijaniyah dan ilmu bela diri kepada para pengikutnya.
"Dari dulu memang tidak buka pesantren di sini, karena dulu ini adalah medan juang. Tapi eyang menerima murid yang mau belajar Tarekat Tijaniyah, sekarang mantan muridnya membuka pesantren di berbagai daerah," kata Effendi.
KH Usman Dhomiri tutup usia pada tahun 1955, jenazahnya dimakamkan di belakang Masjid Baiturrokhmah. Di sekeliling pusaranya, terdapat makam istri, anak dan sanak saudara beliau.
"Kalau tiap tanggal 22 Maulid ada gelaran haul untuk beliau. Yang datang bisa ribuan orang dari berbagai daerah," ujar Effendi.
Saat ini, kondisi bangunan masjid masih sama seperti saat pertama kali dibangun. Tetap satu lantai dengan enam kubah, interior di dalam masjid pun masih bergaya art deco dengan empat pilar yang menopang fondasi masjid.
Karena bentuk asli masjid masih terjaga, bangunan heritage ini lolos verifikasi cagar budaya dari Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) RI. Pemerintah Kota Cimahi pun mengabadikan sosok KH Usman Dhomiri menjadi nama jalan.
"Walau demikian, kami dari DKM masjid melakukan empat kali renovasi di bagian luar masjid karena terus bertambahnya jemaah, kalau di dalam masjid hanya bisa menampung 120-an jemaah," kata Iyus Rusdian, Ketua DKM Baiturrokhmah.
Masjid ini terletak di Jalan KH Usman Dhomiri, Padasuka, Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Lokasinya berada di tengah-tengah kawasan padat penduduk. Traveler bisa mengunjunginya bila kebetulan sedang liburan di Cimahi.
2019 Pemuda Aceh Meriahkan HUT RI ke-74 dengan Tari Rapai Geleng
Sebanyak 2019 orang pemuda di Aceh Barat Daya (Abdya), memeriahkan HUT RI ke-74 dengan Tari Rapai Geleng. Pertunjukan itu diikuti perwakilan dari 152 desa.
Penampilan tarian rapai geleng digelar di lapangan Persada Blangpidie, Abdya, Sabtu (17/8/2019) kemarin. Penari mengenakan kostum merah dan kuning emas dan masing-masing memegang alat musik rapai.
Mereka duduk sesuai formasi. Penampilan diawali dengan iringan alunan seruling dan pembacaan hikayat kisah tentang kesenian dan budaya Aceh. Suara tabuhan rapai menggema.
Ketua Dewan Kesenian Abdya, Nazar Shah Alam, mengatakan, untuk penampilan rapai geleng, setiap desa di Abdya mengirim 12 penari. Mereka sudah mempersiapkannya selama sebulan untuk dapat tampil di hari kemerdekaan.
"Kita sengaja pilih 2019 penari karena bertepatan dengan angka tahun ini. Sementara momen 17 Agustus kita pilih agar pertunjukkan itu juga terhubung dengan semangat cinta tanah air. Kita harapkan penampilan kesenian akan menjadi catatan sejarah," kata Nazar kepada wartawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar