Senin, 30 Desember 2019

Bilang Penumpang Pesawat Jelek, Petugas Bandara Ini Dipecat

Mulutmu adalah harimaumu. Petugas keamanan bandara wanita ini dipecat gara-gara bilang penumpang pesawat jelek.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Senin (19/8/2019) kejadian tersebut terjadi di Bandara Internasional Greater Rochester, New York. Seorang penumpang pesawat pria, Neal Strassner ceritanya sedang melewati pemeriksaan sebelum masuk gate.

Lalu seorang petugas keamanan bandara wanita memberikan secarik kertas kepada Neal. Neal pun kaget, lalu mengambil dan membuka kertasnya sambil berjalan.

"Kamu jelek," begitu tulisan di kertasnya.

Bahkan, petugas keamanan wanita tersebut tertawa terbahak-bahak ketika melihat Neal sudah membacanya. Kejadian itu lantas viral, hingga sampai di telinga pihak pengelola bandara.

"Semakin kamu memikirkannya, maka kamu akan makin mudah untuk tersenyum," kata Neal.

Neal mengaku tidak marah atau tersinggung. Hanya saja dia mengungkapkan, kadang rasa humor seseorang bisa menyinggung orang lain.

Pihak Bandara Internasional Greater Rochester mengambil tindakan tegas. Petugas keamanan wanita tersebut pun dipecat!

Transportation Security Administration (TSA) selaku pihak petugas keamanan bandara pun angkat suara. Menurutnya, petugas keamanan bandara itu merupakan pekerja kontrak bukan pekerja tetap.

"TSA memegang standar etika tertinggi dan tidak mentoleransi perilaku semacam itu. Penumpang (Neal) menginformasikan hal yang menimpanya kepada kami dan kami mengambil tindakan tegas," tulis pernyataan TSA.

Kisah Penjaga 'Harta Karun' Bangsa Indonesia

Tanpa bukti sejarah, apa artinya perjalanan sebuah bangsa. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) adalah sang penjaga harta karun. Bukan emas berlian, tapi dokumen maha penting.

"Saya sering lewat sini tapi nggak tahu ini gedung apa," begitu celoteh salah satu teman penulis terhadap sebuah gedung di Jl Ampera, Jakarta Selatan.

Dewasa ini, banyak sekali yang tak mengetahui apa itu ANRI dan arsip. Di pikiran mereka, itu adalah barang tua dan ada di pojokan ruang berdebu.

Kata Plt Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) M Taufik, ada begitu banyak informasi yang tersimpan di dalam arsip. Pun demikian, itu sangat berhubungan dengan masa kini dan mendatang.

"Agar pembangunan di masa depan lebih lengkap dan hebat muncullah konsep-konsep baru dari mempelajari arsip. Di situlah fungsi arsip sesungguhnya. Orang belum paham, umumnya menganggap barang tua dan di pojok, kayak informasi terkubur," jelas dia mengawali pembicaraan dengan tim detikcom beberapa waktu lalu.

Mari mengenal ANRI, lembaga ini sudah ada di zaman Belanda namanya Landarchief (1892). Pada saat masuknya Jepang tahun 1942-1945, namanya diubah menjadi Kobunshokan dan setelah masa kemerdekaan menjadi arsip negara hingga menjadi ANRI.

ANRI memiliki begitu banyak arsip yang jika dijejer sejauh 30 kilometer. Arsip yang paling banyak di lembaga ini berasal dari era penjajahan dan ANRI kesulitan membacanya karena berbahasa Belanda kuno.

"Kita ini di era teknologi informasi dan globalisasi. Kita punya banyak file, berupa kertas, peta atau kartografi kaset, rekaman suara, audio dan video. Paling banyak arsip di Hindia-Belanda," kata Taufik.

"Banyak arsip dahulu berbahasa Belanda kuno dan kita punya kendala tak bisa membacanya. Tapi kita upayakan mengelola menjadi informasi ke masyarakat bagaimana itu diterjemahkan dan dikirimlah teman-teman kami sekolah ke Belanda," imbuh dia menerangkan.

Belum tuntas di arsip Hindia-Belanda, ANRI juga harus mengelola arsip kemerdekaan. Namun, kata dia, arsip-arsip ini belum lengkap karena masih dimiliki perorangan dan belum diserahkan ke pemerintah atau ANRI.

"Soal jumlah kami sudah banyak sekali. Masuklah kita merambah ke koleksi kemerdekaan. Itu pun tidak lengkap karena kesadaran yang belum tumbuh maksimal dari masyarakat. Seharusnya mereka menyerahkan ke kami oleh UU, akhirnya ada yang hilang dan tidak ditemukan," jelas dia.

ANRI bekerja tiap hari untuk mengawetkan dan menjaga arsip. Semua file digandakan ke media digital dan itu pun tidak mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar