Karapan sapi bukan cuma di Madura. Probolinggo juga punya Kerapan Sapi Brujul yang tidak kalah serunya.
Sebanyak 50 peserta, ikut dalam Kerapan Sapi Brujul atau sapi yang biasanya digunakan untuk membajak sawah oleh para petani di Kota Probolinggo. Dalam penampilannya, para peserta memacu sapi di lintasan tanah berlumpur sepanjang 175 meter dan lebar 35 meter.
Kerapan Sapi Brujul, digelar di areal persawahan Jalan KH Syafi'i, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Salah satu peserta, Rohim mengungkapkan, sebelum beradu di lintasan, timnya biasanya membuat persiapan khusus.
Persiapan ini maksudnya agar sapi-sapinya bisa bertarung, dan berlari kencang di lintasan. Persiapan tersebut mulai dari latihan yang cukup, hingga pemberian asupan ramuan sehat, bagi sapi-sapi yang akan dipertandingkan.
"Agar menang ya dilatih dulu, dan tak lupa dikasih jamu dan telur, biar sapinya tidak lekas capek," terangnya.
Sementara Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin, yang membuka langsung Kerapan Sapi Brujul, berharap masyarakat melestarikan warisan budaya asli ini. Dalam hari jadi ke-660 Kota Probolinggo, Kerapan Sapi Brujul telah ditetapkan sebagai warisan budaya Kota Probolinggo, oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI.
"Hak paten sudah milik Kota Probolinggo. Mari kita jaga bersama, jangan sampai kegiatan yang sudah baik, disalahgunakan menjadi hal yang tidak baik. Mari jaga tradisi ini dengan baik," ujar Wali Kota Hadi, saat membuka Kerapan Sapi Brujul, Sabtu (7/9/2019).
Sekedar informasi, Kerapan Sapi Brujul mulanya merupakan kebiasaan para petani usai membajak sawahnya untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Tanpa adanya hadiah, petani kemudian menggelar karapan, hingga akhirnya mengundang daya tarik masyarakat melihatnya. Kerapan Sapi Brujul kini berubah menjadi wadah petani, komunitas dan pemerintah guna menyambung tali silaturahmi.
Mengenal Myeongdong di Korea yang Heboh Ada Logo Halal MUI
Myeongdong merupakan destinasi favorit turis di Seoul, Korea Selatan. Tempat wisata belanja dan kuliner, yang lagi heboh karena ada logo halal MUI di sana.
Surga belanja, begitu sebutan turis untuk Myeongdong. Segala hal ada di sana, dari berbagai barang-barang fashion branded, kosmetik, sepatu hingga berbagai kuliner street food yang menggoyang lidah.
Puluhan toko kecantikan berjejer sebut saja Aritaum, Innsifree, The Saem, Laneige, Skin Food, The Face Shop, Missha, dan lain sebagainya. Bagi yang doyan belanja, datang ke
Myeongdong berada di Kota Seoul dan mudah untuk ke sana karena ada rute bis dan kereta bawah tanah yang melewatinya. Myeongdong tepatnya berlokasi antara Chungmuro, Euljiro, dan Namdaemun-ro.
Dalam informasi dari Korea Tourism Organization (KTO) seperti dilihat detikcom, Sabtu (7/9/2019) Myeongdong disebut sebagai destinasi paling populer di Korea Selatan. Tercatat, 1 juta pengunjung datang ke sana setiap harinya termasuk turis mancanegara.
Beberapa mal juga terdapat di Myeongdong. Sebut saja Lotte Department Store, Shinsegae Department Store, Myeong-dong Migliore, Noon Square, dan M Plaza.
Dari siang sampai malam, Myeongdong tak pernah sepi. Ada yang datang untuk belanja, berburu suvenir sampai tak ketinggalan mencicipi berbagai street food yang menggoyang lidah.
Harga-harga tiap toko di Myeongdong berbeda-beda, namun masih terjangkau. Apalagi kalau ke toko-toko suvenir, beragam suvenir Korea sampai susu pisangnya yang terkenal bisa dibawa pulang.
Makin malam, Myeongdong makin mempesona. Bermandikan cahaya lampu, Myeongdong jadi asyik lokasi untuk hunting foto.
Soal street food, baru-baru ini detikcom melihat hal tak biasa di Myeongdong. Beberapa penjaja street food di sana menempelkan stiker Logo Halal MUI (Majelis Ulama Indonesia).
detikcom mencoba berbincang dan menanyakan soal stiker logo halal MUI kepada para penjaja street food. Namun, mereka tidak menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar