Korea Selatan adalah destinasi populer wisatawan, apalagi saat musim gugur. Pemandangannya romantis dan ada pertunjukan seni tradisional Korea yang masih eksis hingga saat ini.
Langit berwarna biru cerah. Dedaunan menjelma menjadi kuning dan merah. Cuaca bersahabat yang membuat orang yang datang tak akan marah. Angin yang mencoba menyapa lembut atau bahkan hujan yang tiba-tiba datang membuat daun-daun menyerah. Itulah sedikit gambaran yang bisa kalian saksikan di saat musim gugur tiba. Musim peralihan dari musim panas ke musim dingin ini juga menjadi musim panen di Korea Selatan.
Bulan November adalah bulan yang tepat untuk anda yang ingin menikmati musim gugur di Negari Ginseng. Sebagian daun masih kokoh dan sebagian lagi telah berguguran. Pada bulan ini juga menjadi musim panen padi, ubi, dan persik di Korea Selatan. Musim panen juga menjadi asal muasal pertunjukan seni tradisional yang sempat saya saksikan.
Nongak namanya. Nong berarti petani dan Ak berarti musik. Musik petani ini awalnya dimainkan oleh para petani untuk menghibur mereka pada saat bekerja. Namun, saat ini nongak dimainkan sebagai ungkapan rasa bersyukur petani akan hasil panen yang didapat. Nongak biasanya dimainkan di area terbuka dan Insadong adalah tempat saya melihat pertunjukan seni tersebut.
Insadong adalah salah satu tempat wisata belanja yang ada di jantung kota Seoul. Setiap harinya daerah ini dipadati oleh wisatawan lokal maupun internasional. Niat awal saya ke Insadong adalah berbelanja namun pada saat saya melangkah menuju tempat ini terlihat ada kerumunan orang. Semakin saya dekati semakin jelas terdengar alunan musik perkusi diiringi nyanyian tradisional Korea. Pertunjukan ini dilakukan sekitar dua puluh orang. Ada sekitar lima orang yang menggunakan Hanbok atau baju tradisional Korea dan sisanya menggunakan pakaian berwarna merah, putih dan biru dipadankan dengan topi berbentuk bulatan-bulatan berwarna sama. Warna yang khas seperti bendera Korea Selatan.
Alat musik yang mereka gunakan berbentuk seperti gong dan genderang dengan berbagai ukuran. Ada satu orang yang memainkan alat musik tiup yang menjadi melodi dalam pertunjukan ini. Mereka menari mengikuti alunan musik yang dimainkan. Ada beberapa wisatawan lokal yang ikut terhanyut menari bersama mereka. Pertunjukan yang tidak dihelat setiap hari ini membuat saya merasa beruntung dan bersyukur bisa menyaksikan pertunjukan seni yang telah diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda.
Sejarah suatu negara bisa ditelusuri dari berbagai hal. Pertunjukan seni tradisional salah satunya. Dream Destination saya selanjutnya adalah Dubai. Kemegahan dan kemewahannya membuat saya penasaran dengan jejak masa lalu kota ini. Seni kaligrafi, henna dan pacuan unta adalah beberapa warisan budaya yang ingin saya saksikan jika berada di kota ini. Semoga tulisan ini bisa menghantarkan saya kesana. Amin.
Tempat Minum Kopi Paling Nikmat di Los Angeles
Kalau lagi traveling, wajib untuk coba kedai kopi lokalnya. Di setiap tempat pasti memiliki keunikan tentang racikan kopi termasuk di Los Angeles, Amerika Serikat.
Buat saya pribadi, kalau lagi traveling itu, selain musti coba kuliner lokalnya, juga wajib untuk cobain kedai kopi lokalnya, karena di setiap tempat pasti memiliki keunikan tentang kopi mereka sendiri. Biasanya saya menyempatkan untuk blogwalking atau cari tau di aplikasi review makanan untuk menentukan tempat mana yang akan saya kunjungi.
Tapi waktu ada kesempatan buat ngetrip ke Los Angeles, dengan rombongan tur, saya nggak kepikiran dan juga nggak sempat bikin riset kecil-kecilan untuk kulineran/ngopi di luar itenerary trip. Sudah pasrah sama jadwal harian selama di sana. Oleh karena itu, waktu ada ajakan dari teman untuk curi start agenda dan pisah sejenak dari rombongan tur untuk nongkrong pagi di kedai kopi yang terkenal di sana, saya pun auto setuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar