Bukan cuma Nias, Banyuwangi atau Bali. Rote juga masuk dalam daftar destinasi idaman para peselancar dunia. Ombaknya menggoda!
"Rote terkenal sebagai destinasi surfing peselancar dunia. Para peselancar dari Eropa, Australia bahkan Amerika Serikat datang untuk berselancar ke sini," kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu kepada Tim Tapal Batas detikcom bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) baru-baru ini.
Menurut Paulina, Rote memiliki beberapa pantai yang memiliki ombak dengan gelombang panjang. Ombaknya pun bisa setinggi sampai 4 meter.
"Beberapa tempat surfing di Rote adalah Pantai Nemberala, Pantai Bo'a dan Pulau Ndana," terangnya.
Menariknya, tempat-tempat surfing tersebut lokasinya bukan di dekat bibir pantai melainkan di tengah laut. Sehingga, para peselancar harus menyewa kapal dulu lalu beraksi di atas papan selancar.
"Kita punya kompetisi surfing internasional. Hampir sepanjang tahun, ombak-ombak Rote bisa dijajal," kata Paulina.
Tim Tapal Batas detikcom pun mendatangi Pantai Nemberala. Berada di Kecamatan Rote Barat, perjalanan ke sana bisa ditempuh naik mobil sekitar 1 jam dari Kota Ba'a (berada di Kecamatan Lobalain dan merupakan kota terbesar di Kabupaten Rote Ndao).
Terlihat memang, lebih banyak turis mancanegara dibanding wisatawan domestik. Mereka menenteng papan surfing, lalu menyewa kapal untuk mendatangi ombak.
Dari tepian pantai saja, tampak terlihat ombaknya yang besar. Biasanya, para peselancar akan surfing pada pukul 10.00 waktu setempat dan di sore hari kala senja.
Meski begitu, promosi wisata surfing di Rote tampaknya perlu dipromosikan lebih maksimal baik dari pihak Pemkab dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata. Sebab, surfing dapat menjadi potensi wisata Rote yang akan mengundang banyak peselancar dunia.
Selamat datang di Rote, selamat menaklukkan ombaknya!
Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com
Kisah Inspiratif Pilot yang Awalnya Tukang Cleaning Service
Apabila seseorang telah bermimpi dan berusaha, niscaya tak ada yang tak mungkin. Berawal dari cleaning service, pria ini berhasil jadi pilot.
Semua hal besar itu berasal dari haal kecil, mungkin itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan perjuangan Mohammed Abubakar yang berasal dari Nigeria.
Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Sabtu (14/9/2019), ia berhasil meraih mimpinya sebagai seorang pilot setelah berjuang sebagai tukang cleaning service seperti diberitakan media Aero Time News Hub.
Perjalanan Mohammed pun bermula usai menamatkan pendidikan di SMU-nya. Lulus, ia berniat meraih gelar diploma dari Kaduna Polytechnic di Nigeria. Namun, keinginannya tertutup setelah ia telat mendaftar.
Tak dapat kuliah, pintu lain pun terbuka untuk Mohammed. Sebuah maskapai lokal bernama Kabo Air membuka lowongan kerja untuk posisi cleaning service. Tak ambil pusing, ia pun mendafta dan diterim untuk pekerjaan itu.
Bekerja sebagai cleaning service, ia pun digaji sekitar 200 Naira per hari atau sekitar Rp 7,7 ribu. Tak menyerah, Mohammed pun terus bekerja sebagai cleaning service hingga mendapat pekerjaan lain sebagai staff lapangan.
Perlahan, jenjang karir Mohammed pun mulai naik. Ia diberi mandat sebagai pramugara. Pelan tapi pasti, Mohammed menabung sedikit-sedikit demi masa depannya.
Setelah punya uang cukup, Mohammed memberanikan diri untuk mendaftar pelatihan pilot di Kanada dengan seluruh tabungannya. Pada akhirnya ia berhasil mendapat lisensi pilot pribadi, tapi belum lisensi pilot komersial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar