Senin, 30 Desember 2019

Ketika Hantu dan Siluman Wara-wiri di Kereta Jepang

Tak cuma ada di film, kereta hantu juga dapat ditemui di Negeri Sakura Jepang. Penumpangnya pun ikut-ikutan berpakaian seperti hantu.

Budaya horor dan mistis tak hanya dapat dijumpai di Indonesia, tapi juga di Jepang. Masyarakat Jepang juga mempercayai adanya hantu atau siluman yang mereka sebut sebagai Yokai.

Merujuk pada kepercayaan tersebut, pihak pengelola kereta Randen Arashiyama Line rutin menyelenggarakan acara tahunan bertema Yokai Train sejak tahun 2007 silam. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (21/8/2019), tahun ini perayaannya jatuh pada 11-15 Agustus kemarin seperti diberitakan Sora News.

Diketahui, pemilihan waktu untuk acara itu juga bertepatan dengan Festival Obon yang dirayakan seantero Jepang. Untuk informasi, masyarakat Jepang percaya bahwa roh orang yang telah mati akan kembali ke dunia pada momen festival tersebut. Sekilas mengingatkan akan Halloween dan Dia de Los Muertos di Meksiko.

Kembali ke acara Yokai Train, pihak pengelola menyulap interior kereta sedemikian rupa layaknya zaman dulu. Tak hanya interior, pihak pengelola juga menghadirkan parade staff dalam balutan kostum hantu dan siluman. Siapa yang tak bergidik ngeri dibuatnya?

Menariknya, traveler tak hanya bisa menaiki kereta hantu tersebut. Penumpang yang memakai kostum hantu atau siluman malah bisa mendapat potongan harga tiket kereta hingga 50%. Walau tidak gratis, tapi lumayan juga.

Malah kabarnya, tak sedikit penampil hantu dan siluman yang merupakan mahasiswa dari Universitas Seni Kyoto. Tidak heran kalau kostumnya agak niat dan menyeramkan.

Hanya saja, kemeriahan Yokai Train tahun ini telah usai. Apabila penasaran, traveler bisa coba datang ke Jepang tahun depan dan naik kereta hantu tersebut bila penasaran.

Tertarik Beli Rumah Panggung Manado?

Jalan-jalan ke Manado, kamu jangan hanya melihat keindahan kota saja. Datang juga ke Tomohon dan lihat langsung seperti apa pembuatan rumah panggung Manado.

Beberapa waktu lalu detikcom bersama Kemenpar berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara. Kami pun berkunjung ke Desa Woloan, di Kabupaten Tomohon, desa yang dikenal sebagai pusat pembuatan rumah panggung Manado.

Desa Woloan berada di Kecamatan Tomohon Barat, tepatnya sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Manado. Sebagian besar profesi warga ini adalah sebagai tukang atau pengrajin rumah panggung.

Saat memasuki desa, traveler akan melihat jajaran rumah panggung di sepanjang jalan. Rumah panggung yang berwarna kecoklatan ini berfungsi sebagai pajangan untuk para pembeli yang ingin beli rumah.

detikcom sempat berbincang dengan kepala tukang bernama Hendri Potoh. Dia pun berbagi cerita tentang pembangunan rumah panggung Manado ini.

"Rumah panggung ini terbuat dari kayu besi yang didatangkan dari Gorontalo. Nantinya kayu-kayu ini kita bangun menjadi rumah panggung sesuai permintaan dari konsumen," ungkap Hendri.

Hendri juga mengatakan bahwa harga rumah panggung beragam, tergantung dari luas rumah yang diinginkan. Serta pengerjaannya juga tergantung dari tipe rumah.

"Harganya bervariasi, kalau yang rumah 1 kamar harganya Rp 80 juta. Sedangkan yang paling mahal adalah yang memiliki 5 kamar yaitu Rp 400 juta. Begitu juga lama pembangunan rumahnya. Jika rumahnya kecil hanya butuh waktu 1 bulan, jika besar butuh waktu 3 bulan," jelasnya.

Uniknya, pembelian rumah panggung Manado seperti pembelian mainan bongkar pasang. Rumah yang dipilih pembeli nantinya akan dibongkar dan diantar ke rumah si konsumen.

"Kan di sini banyak rumah yang telah jadi. Nanti mereka akan datang dan melihat-lihat. Jika ada yang pas, nanti rumah itu kita bongkar dan kita antar ke rumahnya," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar