Selasa, 31 Desember 2019

Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama (2)

Memasuki di bangunan bawah, traveler akan menemukan sekitar 26 tempat doa pribadi. Kemudian, juga ada tempat doa khusus untuk umat Buddha yang berada di bawah tanah. Kemudian, saat naik melewati tangga menuju mahkota yang dikenal dengan sebutan jengger tersebut, traveler bisa melihat lukisan-lukisan pakaian adat dari berbagai daerah maupun mural pesan-pesan menjauhi narkoba.

Di bangunan mahkota atau jengger tersebut, pengunjung bisa berfoto maupun selfie, namun harus berhati-hati. Dari lokasi ini, traveler bisa melihat pemandangan alam maupun pegunungan Menoreh serta Candi Borobudur dari kejauhan.

Kemudian, di bagian ekor Gereja Ayam ini, sekarang dilengkapi dengan kafe. Saat sampai di lokasi ini, traveler bisa menukarkan voucher dengan singkong goreng dan naik lagi bisa mendapatkan potongan harga pembelian kopi.

Sambil nyruput kopi dan menikmati singkong goreng tersebut, traveler bisa melihat keindahan pegunungan Menoreh. Selain itu, bisa melihat lokasi perkampungan penduduk dari kejauhan.

"Kami baru sekali ini datang ke sini. Kami tahu dari teman dan film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2. Sampai atas sini, seneng lihat viewnya," kata Kitty Felicia Ramadani yang datang bersama suaminya, Pahala Basuki dari Jakarta saat ditemui di Gereja Ayam, Kamis (15/8/2019).

Nantinya, dalam waktu dekat akan melakukan pembangunan musala. Pembangunan musala ini, bekerja sama dengan warga Desa Karangrejo.

"Dalam waktu dekat ini, kami ingin menyelesaikan pembangunan musala bekerja sama dengan warga Desa Karangrejo. Di sini, sebenarnya sudah ada tempat ibadah untuk umat Buddha, walaupun musala sebenarnya sudah ada di dalam gedung, tapi kami buat sendiri-sendiri," tuturnya.

Rencana ke depannya, setelah kapel dan musala, kemudian tempat ibadah bagi umat Buddha, Pura dan tempat ibadah untuk umat Konghucu. Diharapkan, nantinya tempat ibadah bagi semua umat beragama ada di kompleks tersebut.

"Kami dalam izin tempat wisata merupakan wisata religi pertama di Jawa Tengah. Izin wisata religi tersebut sekarang masih dalam proses," ujar dia.

"Ide Rumah Doa ini, sebenarnya visi dari Bapak Daniel Alamsjah, pada tahun 1988 berdoa disini dan mendapatkan pewahyuan untuk membuat Rumah Doa. Rumah Doa yang tidak untuk umat Kristen saja, tapi untuk semuanya," katanya.

Bangunan sebenarnya, katanya, merupakan bangunan berupa burung merpati yang memakai mahkota. Kebanyakan orang mengira mahkota bangunan tersebut merupakan jengger ayam. Kemudian, resmi mendapatkan izin dari Dinas Pariwisata sebagai wisata baru sekitar 2 tahun yang lalu sebagai destinasi titik wisata bagian dari Wonderful Indonesia.

Sebelum dikenal dalam film AADC 2, katanya, Bukit Rhema lebih banyak dikunjungi dari orang Eropa. Hal ini karena arsitektur bangunan yang dibuat Daniel Alamsjah mendapatkan pengakuan dari salah satu universitas di Eropa karena bangunan tanpa pilar tengahnya.

"Oleh karena itu, teman-teman dari Eropa dulu yang sering datang ke sini. Baru, setahun kemudian setelah AADC lebih booming lagi," tuturnya.

Sementara itu, Supervisor Operasional dan Marketing Bukit Rhema, Edward Nugroho menambahkan, pembangunan Rumah Doa ini untuk semua agama. Pembangunan semula sempat terbengkelai selama 10 tahun, kemudian setelah film AADC 2 menjadi booming dan menjadi tempat wisata. Sedangkan fungsi sebagai Rumah Doa tidak dihilangkan.

"Ya mempresentasikan dari semua tempat ibadah yang ada, kemudian kita juga memadukan konsep wisata alam dari sunrise, religi juga, wisata edukasi bahaya narkoba. Kebetulan di lantai 3, ada mural-mural tentang kampanye narkoba lewat lukisan, juga edukasi tentang multikulturalisme yang sebenarnya ingin kami sampaikan kepada pengunjung dari semua generasi. Itu pesan yang ingin disampaikan dari Bukit Rhema seperti itu," ujarnya.

"Untuk sunrise jam 04.00 WIB, kami sudah buka, tapi beda tiketnya, domestik Rp 40.000 termasuk breakfast dan mancanegara Rp50.000 termasuk breakfast juga. Reguler mulai jam 06.00 WIB sampai sore," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar