Minggu, 29 Desember 2019

Asyiknya Jelajah Gurun Sahara di Maroko

Naik mobil off road dan naik unta di Gurun Sahara, Maroko, adalah pengalaman traveling yang luar biasa.

Mendengar kata Afrika, apa yang akan terlintas di pikiran Anda seketika itu. Cuaca yang sangat panas? Pemandangan gurun yang indah atau lokasi yang sangat jauh?

Yap betul sekali, saya pun akan berpikiran hal yang sama dengan Anda untuk mendeskripsikan benua hitam tersebut. Namun ada satu hal lain yang ada di pikiran saya yaitu unta, hewan yang hanya dapat ditemui di wilayah kering dan gurun. Oleh karena itu, salah satu cara untuk bertemu dengan hewan tesebut yaitu dengan mengunjungi salah satu negara di Afrika.

Saya berkesempatan mengunjungi salah satu negara di Afrika Utara yaitu negara Maroko. Ini merupakan salah satu bucket list atau destinasi impian yang ingin saya kunjungi dalam hidup saya. Negara ini berjarak sekitar 12.946 km dari Indonesia, dan dibutuhkan waktu tempuh penerbangan minimal 14 jam 30 menit. Untuk berkunjung ke Maroko, kita tidak memerlukan visa. Warga Negara Indonesia (WNI) akan mendapat izin tinggal di negara tersebut selama 90 hari, enak bukan?

Ada banyak tempat yang ramai diserbu oleh wisatawan seperti Masjid Hasan II, Fes, Chefchaouen, Moulay Idris, Volubilis, Merzouga, Jemaa El Fna, Ait Ben Haddou, dan masih banyak lagi. Mata uang yang digunakan di negara ini yaitu Dirham Maroko, dan bahasa resmi yang digunakan yaitu bahasa Arab, namun tak jarang pula anda akan menemukan orang yang berbicara dengan bahasa Perancis.

Salah satu tujuan kebanyakan orang berkunjung ke Maroko adalah untuk menikmati padang Gurun Sahara yang sangat luas. Untuk menuju Gurun Sahara, Anda bisa memulai petualangan dari Kota Marrakesh. Akan ada banyak pilihan tour travel yang menawarkan paket mengunjungi Gurun Sahara dengan berbagai macam pilihan durasi seperti tur 2D1N atau 3D2N. Jika memiliki waktu yang lama, saya sarankan mengambil tour dengan durasi 3 hari 2 malam (3D2N), karena tur ini akan menawarkan pengalaman yang jauh lebih menantang.

Biaya tur sudah termasuk biaya transportasi dengan mini bus, biaya menginap di penginapan hotel 1 malam, dan biaya menginap ditenda, jamuan malam di tenda dan pertunjukan musik lokal. Perjalanan akan dimulai di pagi hari diawali menyusuri Pegunungan Atlas yang membentang luas, jalanan yang berkelok kelok dengan pemandangan yang sangat sangat jarang ditemui di negara kita. Tak jarang, pengemudi akan menghentikan kendaraan, untuk sekedar memberikan waktu kepada wisatawan untuk berfoto atau mengambil panorama alam di sekitar.

Dalam perjalanan, ada beberapa tempat wisata yang akan dikunjungi yang pertama adalah Ait Ben Haddou. Tempat ini merupakan desa kuno atau sebutan lainnya yaitu Kasbah yang berisikan rumah rumah yang terbuat dari tanah merah (tanah liat). Desa ini masih ditempati oleh penduduk asli suku Berber, yaitu suku asli Maroko yang memang tinggal di Pegunungan Atlas.
Desa ini menjadi sangat terkenal dikarenakan, beberapa film Holywood terkenal mengambil latar pengambilan film di tempat ini seperti Marco Polo (1982), Gladiator (2000), King of Persia (2010), dll. Selanjutnya anda akan diajak mengunjungi museum cinema yang terletak di Ourzazate sekaligus memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Setelah menempuh perjalanan seharian, wisatawan akan diajak menginap di salah satu hotel di tengah perjalanan untuk bermalam dan mengembalikan energi kembali karena perjalanan menuju gurun masih panjang.

Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan, selanjutnya wisatawan diajak mengunjungi Kasbah Lalla Zahra. Di sini wisatawan diajak mengunjungi salah satu rumah penduduk sekaligus bertemu dan melakukan interaksi secara langsung dengan mereka. Jamuan teh hangat menemani perbincangan kami seputar kehidupan mereka. Menariknya, pemilik rumah merupakan pengrajin karpet asli dan merupakan mata pencaharian kehidupan mereka, dan uniknya lagi proses pembuatannya dilakukan secara traditional. Jika tertarik, Anda dapat membelinya sebagai buah tangan untuk keluarga maupun orang terdekat di rumah.

Setelah beristirahat cukup lama perjalananpun dilanjutkan kembali, tanah gersang dan kering yang biasanya menemani kami sepanjang perjalanan. Kala itu berubah menjadi sebuah gumukan pasir coklat yang mengkilat dari kejauhan. Sontak para wisatawan pun berdecak kagum disuguhi pemandangan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar