Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan setidaknya sudah ada 26 kasus varian baru Corona yang terdeteksi di Indonesia. Varian tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu B1617 yang berasal dari India, B117 dari Inggris, dan B1351 dari Afrika Selatan.
"Mutasi baru itu dari empat yang bahaya, tiga sudah masuk indonesia," kata Menkes Budi pada hari Selasa (18/5/2021) lalu.
"Kecepatan penularannya tinggi itu kita mesti hati-hati, dari minggu lalu 16 naik jadi 26," bebernya.
Detail sebaran 26 kasus varian baru COVID-19 tersebut adalah sebagai berikut:
1. B117: 14 kasus
Sumatera Utara: 2 kasus
Sumatera Selatan: 1 kasus
Banten: 1 kasus
Jawa Barat: 5 kasus
Jawa Timur: 2 kasus
Kalimantan Timur: 1 kasus
Bali: 2 kasus
2. B1617: 10 kasus
Sumatera Utara: 1 kasus
Sumatera Selatan: 4 kasus
Kalimantan Tengah: 3 kasus
DKI Jakarta: 2 kasus
3. B1351: 2 kasus
Jawa Timur: 1 kasus
Bali: 1 kasus
https://trimay98.com/movies/baby-love-2/
Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Dihentikan, Ini Pesan Dokter
Terkait kasus seorang pemuda dan lansia meninggal dunia pasca pemberian vaksin Corona AstraZeneca, hingga kini belum terbukti bahwa kasus tersebut disebabkan vaksinasi.
Sebagai langkah kehati-hatian, vaksin Corona AstraZeneca batch CTMAV547 dihentikan dan sedang dalam investigasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Investigasi dilakukan untuk menganalisis sebab-akibat vaksin AstraZeneca dengan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Untuk aspek keamanan, KOMNAS PP KIPI, KOMDA PP KIPI, dan organisasi profesi terkait sedang melakukan analisa kausalitas (hubungan sebab-akibat) penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan KIPI, antara lain riwayat penyakit penerima vaksin termasuk riwayat alergi, gejala yang dialami, waktu mulai gejala dirasakan," jelas rilis resmi BPOM yang diterima detikcom, Rabu (19/5/2021).
Terkait isu pembekuan darah pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca, BPOM menegaskan kasus tersebut terhitung sangat jarang terjadi. Terlebih, manfaat vaksin AstraZeneca terhitung jauh lebih besar dibandingkan risikonya.
"Kejadian pembekuan darah setelah pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca termasuk kategori very rare/sangat jarang (<1/10.000 kasus) karena dilaporkan terjadi 222 kasus pada pemberian 34 juta dosis vaksin (0,00065%)," lanjut BPOM.
Dalam kesempatan yang lain, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP, menegaskan bahwa masyarakat tak perlu takut mendengar kabar penghentian vaksin tersebut.
Pasalnya, yang dihentikan hanyalah batch CTVMAV547. Hal ini adalah standar prosedur sebagai langkah kehati-hatian.
"Di negaranya sendiri UK prosedurnya begitu ada KIPI berat, prosedur vaksinasi memang dihentikan. Itu dibuktikan oleh para ilmuwan dan ahli apakah itu berhubungan atau tidak, begitu dinyatakan tidak berhubungan, dibuka lagi, bisa dipakai lagi," terangnya diskusi daring, Jumat (21/5/2021).
"Begitu pula untuk batch itu yang dihentikan, bukan semuanya. Memang prosedur ini adalah prinsip kehati-hatian," lanjut dr Erlina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar