India saat ini telah menyatakan mukormikosis atau 'jamur hitam' sebagai epidemi setelah penyakit tersebut telah menginfeksi hampir 9 ribu orang.
Penyakit mematikan jamur hitam ini biasanya merusak hidung, mata, sinus, dan kadang-kadang bahkan otak pasien.
Infeksi ini biasanya dialami oleh pasien COVID-19 yang sembuh. Seperti yang dialami oleh seorang pria asal Gurugram, Pushkar Saran.
Pushkar Saran, yang baru-baru ini mengidap jamur hitam, berbagi pengalamannya yang tidak menyenangkan dalam memerangi infeksi tersebut.
"Saya mengalami mati rasa di sisi kiri wajah saya, mata berair dan telah memerah," katanya kepada kantor berita lokal ANI, dikutip dari APB Live.
Ia juga bercerita giginya di sisi kiri rahang atas telah mati rasa. Saran harus menjalani operasi untuk menghilangkan infeksi tersebut.
Beruntung, pria berusia 42 tahun ini bisa pulih dari penyakit itu.
Saran mengatakan bahwa dia tertular jamur hitam setelah sembuh dari COVID-19 dan bercerita itu terjadi saat dia menggunakan steroid.
"Jika didiagnosis pada tahap awal dan pergi ke perawatan medis yang benar, itu dapat disembuhkan," katanya.
Saran juga menyarankan pasien Covid lainnya untuk tetap memeriksakan kadar diabetesnya saat mengonsumsi steroid dan mengatakan hanya meminumnya setelah berkonsultasi dengan para ahli.
https://maymovie98.com/movies/relative-sister/
Masih Jadi Misteri, AS Minta WHO Transparan soal Asal-usul Virus Corona
Amerika Serikat menduga kuat virus Corona berasal dari laboratorium di China. Mengingat, kasus pertama COVID-19 ditemukan di Wuhan, provinsi Hubei pada 2019.
Baru-baru ini, Badan Intelijen Amerika Serikat melaporkan temuan 3 orang peneliti dari Institut Virologi Wuhan (IVW) yang sempat sakit parah pada November 2019, berdekatan dengan temuan pertama kasus COVID-19. Dilaporkan, 3 peneliti tersebut sempat mencari perawatan rumah sakit, namun belum ada kepastian soal gejala yang dialami.
Hal tersebut bertentangan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO pada Maret 2021, yang menegaskan bahwa teori virus Corona disebabkan kecelakaan di laboratorium 'sangat tidak mungkin'. WHO menyebut, penelitian lebih lanjut masih amat diperlukan.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian pula membantah laporan AS. Menurutnya, kabar temuan peneliti WIV sakit parah tersebut sama sekali tidak benar.
Dalam pertemuan bersama WHO, Selasa (25/5/2021), Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Xavier Becerra menegaskan bahwa AS mengharapkan ketelitian dalam penyelidikan yang berlangsung.
Ia tak secara langsung menyebut 'China'. Namun menurutnya, imbas pandemi yang telah merembet ini perlu dikaji secara transparan.
"Pandemi COVID-19 bukan hanya terjadi selama satu tahun dalam hidup kita, tapi juga memengaruhi jutaan nyawa," kata Becerra dalam pidatonya di Majelis Kesehatan Dunia, dikutip dari BBC, Rabu (26/5/2021).
"Fase 2 dari studi asal-usul COVID-19 harus dilakukan dengan kerangka acuan yang transparan, berbasis sains dan memberi para ahli internasional kebebasan untuk menilai sumber virus dan hari-hari awal wabah," lanjut Becerra.
Ia berharap, investigasi WHO perihal asal-usul virus Corona bisa sepenuhnya terlepas dari campur tangan dan politisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar