Senin, 31 Mei 2021

Kasus Transmisi Lokal Melonjak, Kota di China Lockdown Lagi!

  China melaporkan adanya lonjakan tiba-tiba kasus COVID-19 di bagian selatan negara itu, dengan 20 kasus transmisi lokal baru pada 30 Mei. Akibat lonjakan kasus ini, pihak berwenang memutuskan memberlakukan lockdown di Guangzhou.

Dikutip dari laman Channel News Asia, dari 27 kasus virus Corona baru yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan nasional dalam update hariannya, hanya tujuh infeksi yang diimpor, dengan sisanya berasal dari provinsi Guangdong.


Sebuah pemberitahuan oleh biro kesehatan kota Guangzhou yang dikeluarkan pada Sabtu (29/5) mengidentifikasi lima jalan di distrik Liwan di pusat kota sebagai 'daerah berisiko tinggi' dan memerintahkan penduduk untuk tetap di dalam rumah sampai tes Corona dari rumah ke rumah selesai.


Orang-orang yang meninggalkan kota dari bandara, stasiun kereta api, dan stasiun bus antar-jemput perlu menunjukkan bukti tes COVID-19 negatif dalam tiga hari, kecuali untuk pelancong yang tiba di kota dalam transit.


"Lonjakan kasus di Guangzhou ini diyakini terkait dengan seorang nenek berusia 75 tahun yang dites positif untuk varian virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di India," kata pejabat kesehatan setempat.


China sebagian besar telah berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19 dan memperketat aturan karantina setelah lonjakan kasus di negara-negara tetangga

https://maymovie98.com/movies/skin-striperess/


Fadli Zon Sebut Titer Antibodi COVID-19 Dirinya 250, Artinya Apa?


 Titer antibodi COVID-19 kerap dipertanyakan sebagian orang pasca divaksinasi. Baru-baru ini, Fadli Zon juga menyinggung soal titer antibodi COVID-19.

Sudah menerima dua dosis vaksin Corona, ia mengaku titer antibodi COVID-19 dirinya cukup baik lantaran berada di angka 250.


"Di hari-hari menjelang 50 tahun, akhirnya saya terpapar COVID-19. Maret lalu sudah 2 kali vaksin, dan tes titer antibodi 250 (cukup baik). COVID-19 ini nyata ada," tulis Fadli.


Apakah benar arti titer antibodi COVID-19 250 cukup baik?

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menegaskan baiknya masyarakat tidak ikut-ikutan melakukan tes titer antibodi COVID-19. Pasalnya, hingga kini, belum ada batas angka berapa titer antibodi COVID-19 yang cukup melindungi diri dari infeksi.


Terlebih, tujuan vaksinasi Corona disebut Ahmad untuk melindungi diri dari gejala COVID-19 berat hingga risiko fatal.


"Karena sampai sekarang kan kita juga tidak tahu titer 'protektif' belum ada sampai sekarang," tegasnya, kepada detikcom Senin (31/5/2021).


"Bukannya kenapa, karena harus ada uji klinis dari berapa ribu orang terus akhirnya nanti dilihat mana yang kena COVID-19 mana yang nggak, nanti angka itu dikonsolidasi, dikompilasi, oh misalkan kalau angkanya sekian, kemungkinan terkena gejala COVID-19 sekian persen," sambungnya.


Ahmad menegaskan, agar hasil angka tes titer antibodi COVID-19 tak diartikan sendiri. Angka lebih tinggi bukan berarti bermakna antibodi COVID-19 yang didapatkan juga serupa.


"Kemenkes kan juga sudah mengeluarkan semacam statement bahwa masyarakat itu antibodi sendiri itu nggak usah, nggak ada gunanya, kecuali kalau mereka terlibat untuk partisipasi uji klinis. Fadli Zon nih misalnya dia lagi uji klinis vaksin Merah Putih," bebernya,


"Nah memang dia harus diukur karena nanti akan dicek, dari sekian ribu relawan yang positif antibodinya setelah berapa hari, berapa banyak," sambungnya.


Ahmad menjelaskan, kemungkinan titer antibodi COVID-19 yang dipakai Fadli Zon adalah tes titer antibodi total. Artinya, dari angka 250 belum diketahui betul berapa banyak yang mampu mencegah infeksi Corona.


Untuk mengetahuinya, diperlukan tes lebih lanjut seperti neutralizing antibody titer. Hal tersebut ditegaskan baru akan terlihat jika dilakukan pemeriksaan oleh pakar di laboratorium.


Ia kembali mewanti-wanti, agar masyarakat tak ikut-ikutan mengecek titer antibodi COVID-19. Tak ada warga yang bisa mengerti betul berapa banyak antibodi yang dihasilkan pasca vaksinasi, terkecuali saat dilakukan pakar dalam uji klinis.

https://maymovie98.com/movies/pom-pom-and-hot-hot/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar