Varian Corona India mutan ganda kini dipastikan 50 persen lebih menular, dibandingkan Corona B117, varian asal Inggris, yang semula juga diyakini 70 persen lebih tinggi penularannya daripada strain asli asal Wuhan, tempat COVID-19 pertama kali dilaporkan.
Hal ini diungkap para ahli di Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Panel ilmuwan pemerintah Inggris mengaku bahwa hal itu dapat memicu gelombang baru Corona.
Varian baru Corona India mutan ganda juga belakangan jadi perhatian dunia termasuk Indonesia. Sebab, penularan Corona yang tinggi memicu RS kewalahan menghadapi ledakan kasus COVID-19 yang kembali terjadi, seperti yang serupa dialami India.
"Transmisi varian ini saat ini lebih cepat daripada varian yang paling umum di Inggris yaitu B117. Waktu penggandaan yang diamati adalah sekitar satu minggu atau varian Corona India mutan ganda B1617 memicu banyak klaster," beber SAGE.
"Jika varian ini memiliki keunggulan transmisi 40-50 persen secara nasional dibandingkan dengan Corona B117, kemungkinan akan memicu kebangkitan ledakan kasus Corona rawat inap serupa dengan puncak sebelumnya atau bahkan lebih parah," jelas Chief Medical Officer for England, Professor Chris Whitty, dikutip dari The Sun.
Peringatan tersebut didasarkan pada pemodelan yang dilaporkan kepada SAGE dari Universitas Warwick di 5 Mei. Bahkan, di Inggris, perhitungan kasus sudah dilakukan dengan risiko masuknya varian Corona India mutan ganda.
Setidaknya ada lebih dari 5 ribu kasus rawat inap Corona yang bisa tercatat di akhir musim panas, meskipun vaksinasi tengah berjalan.
"Itu akan memiliki implikasi jangka panjang untuk prospek jangka panjang epidemi ini di Inggris dan memang pandemi internasional," lanjutnya.
Apakah memicu gejala Corona semakin parah?
SAGE mengatakan, jumlah kasus Corona rawat inap cenderung sedikit dibandingkan lonjakan kasus Corona B1617. Hingga kini, tak ada bukti yang jelas soal keprahan penyakit akibat infeksi Corona India mutan ganda B1617.
Corona India sudah menyebar ke hampir 50 negara. Di Inggris, angkanya berlipat ganda dalam waktu singkat, dari 520 kasus, hingga 1.313 kasus selang seminggu kemudian, empat warga tercatat meninggal dunia usai terpapar Corona B1617.
Sementara di Indonesia, sudah tercatat 10 kasus infeksi Corona B1617, dengan salah satu pasien di DKI dirawat di RSPI Jakarta.
https://indomovie28.net/movies/true-love/
Aktivis Birgaldo Sinaga Wafat Kena Corona, Catat Gejala yang Picu Kondisi Fatal
Pegiat media sosial (medsos) Birgaldo Sinaga meninggal dunia. Ia meninggal dunia saat masih dalam perawatan di RS setelah terpapar COVID-19.
Kabar meninggalnya Birgaldo disampaikan oleh pegiat medsos lainnya, Denny Siregar. Birgaldo meninggal di usia 46 tahun.
"Selamat jalan, bro Birgaldo Sinaga. Sakitmu sudah usai..," kata Denny lewat akun Twitter-nya, @Dennysiregar7, seperti dilihat, Sabtu (15/5/2021).
Ada beberapa gejala yang bisa memicu kondisi fatal pada pasien virus Corona COVID-19. Apa saja?
1. Napas pendek
Napas pendek bisa menandakan seseorang yang terinfeksi Corona mengalami gejala parah, hingga berisiko fatal. Mereka umumnya sulit melakukan aktivitas normal sehari-hari seperti, mencuci, berpakaian, memasak, hingga naik turun tangga.
dr Luke Pratsides, seorang dokter utama di klinik kesehatan Numan, menyarankan untuk melakukan pemantauan kadar oksigen di rumah saat terinfeksi Corona, memakai pulse oximeter. Ia juga meminta pasien untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami rasa sesak tak berkesudahan.
Untuk melihat kemungkinan infeksi COVID-19 yang parah, disebutnya, bisa ditandai dengan ketidakmampuan seseorang saat mengobrol, kesulitan mengambil napas panjang untuk menyelesaikan kata per kata atau satu kalimat, hingga butuh istirahat lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar