Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menjelaskan tak akan lockdown area yang terjangkit virus corona COVID-19 di Singapura. Ia meyakini kondisi Singapura sampai saat ini masih terbilang aman.
"Kami tidak mengunci kota kami seperti yang dilakukan China, Korea Selatan, atau Italia. Apa yang kami lakukan sekarang adalah merencanakan ke depan untuk beberapa langkah penjagaan atau pencegahan yang lebih ketat ini," ujarnya dikutip dari Rappler pada Jumat (13/3/2020).
Lee juga berterima kasih pada warga Singapura yang kooperatif dalam melakukan pencegahan virus corona COVID-19 tanpa merasa panik. Beberapa warga mengikuti arahan terkait penggunaan masker yang ditujukan hanya kepada orang sakit dan tidak menimbun kebutuhan sehari-hari baik makanan maupun barang lainnya.
"Apa yang membuat Singapura berbeda dari negara lain adalah bahwa kami memiliki kepercayaan satu sama lain, kami merasa bahwa kami semua dalam hal ini begitu kooperatif," kata Lee.
Lee kembali menegaskan bahwa penanganan terkait pencegahan tetap perlu diperkuat. "Kita tetap harus memperketat penjagaan atau pencegahan sementara waktu ini, meskipun kita tidak bisa sepenuhnya menutup diri dari dunia," pungkasnya.
Risiko Kematian Virus Corona Pada Pasien Gagal Ginjal Tinggi
Kebanyakan kasus kematian akibat virus corona baru atau COVID-19 disebabkan oleh komorbiditas. Artinya, pasien sudah memiliki penyakit penyerta yang bisa memperparah kondisinya.
Penyakit penyerta kerap dihubungkan dengan tingkat mortalitas pasien virus corona karena dengan mengidap kondisi lain, daya tahan tubuh seseorang akan menurun dengan cepat. Tak hanya hipertensi, penyakit tidak menular lain yang meningkatkan risiko kematian akibat virus corona salah satunya gagal ginjal.
"Kematian akibat corona kan komorbiditas. Jadi kalau misalnya corona ini terjadi di pasien gagal ginjal, ya risiko kematiannya akan jadi lebih tinggi dibandingkan orang normal," kata dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGEH, dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia saat dijumpai di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Kamis (12/3/2020).
Pada pasien gagal ginjal, imun menjadi turun karena sudah banyak racun di dalam tubuhnya. Pasien gagal ginjal yang tertular virus corona selain harus mengurangi gejala COVID-19 dengan rutin mengonsumsi obat tertentu, mereka juga tetap harus cuci darah untuk menghilangkan racun di tubuhnya.
"Menghindari corona bagi pasien gagal ginjal, kalau sudah gagal ginjal ya jelas harus batasi kontak. pakai masker, cuci tangan, sama seperti populasi umum tapi harus lebih ketat lagi," sebutnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Arianie, juga mengingatkan bahwa adanya penyakit komorbid atau penyerta bisa mengakibatkan progresivitas virus semakin kuat. Sehingga masyarakat diharapkan selalu menerapkan perilaku hidup sehat agar dirinya terhindar dari berbagai macam penyakit.
"Tidak hanya berdampak pada pencegahan penyakit tidak menular tapi juga penyakit menular yang saat ini bikin panik semua" pungkas Cut.
https://nonton08.com/cast/oshea-jackson-jr/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar