Bekerja dari rumah perlahan menjadi new normal atau kenormalan baru bagi sebagian besar orang. Namun hal ini juga berarti membuat Anda duduk di depan komputer atau laptop dalam waktu yang cukup lama.
Duduk terlalu lama bisa membuat bokong pegal atau nyeri. Dalam jangka panjang, terlalu banyak duduk juga bisa membuat Anda berisiko mengalami obesitas.
Dikutip dari Medical Daily, orang obesitas duduk selama rata-rata dua jam lebih lama tiap hari daripada orang dengan berat badan normal.
"Data observasi lebih dari satu juta orang mengungkapkan bahwa semakin Anda kurang gerak, semakin dini Anda akan meninggal," tutur John Abraham, managing director dari RapidPhysiocare.
Hal pertama dan yang paling penting untuk dilakukan untuk mengatasi pegal dan nyeri pada bokong adalah mengubah kebiasaan Anda untuk tidak lebih sedenter.
"Gaya hidup sedenter menyebabkan pegal dan nyeri di area otot bokong dan flexor pinggang saat mereka memanjang dan menegang," jelas Fred Chen dari Physio and Sole Clinic.
Sehingga kita perlu menghindari duduk terlalu lama dalam satu posisi yang sama. Cobalah berjalan dan melakukan peregangan ringan, lanjutnya.
Melakukan olahraga dasar yang berfokus pada punggung dan bokong juga dapat membantu. Para pakar merekomendasikan melakukan pengencangan bokong dan peregangan hamstring sebagai rutinitas.
Tetap memperbanyak aktivitas fisik selama berada di rumah aja juga dapat membantu mengurangi kondisi ini.
Untuk memperbaiki postur Anda juga bisa duduk dengan tegak dan pastikan monitor Anda searah dengan pandangan mata atau sedikit berada di bawah. Sesekali beristirahat untuk berjalan-jalan juga baik untuk mengurangi nyeri dan pegal pada bokong.
Viral Cek Corona Mandiri, Ternyata Ini Tahapan Tes yang Benar
Ramai diperbincangkan di media sosial soal langkah menjalani tes corona COVID-19. Seorang netizen membagikan cerita tentang pengalamannya melakukan tes virus corona di rumah sakit dengan mengeluarkan uang sebanyak Rp 700 ribuan.
Menurut pengakuannya, ia menjalani serangkaian tes seperti cek suhu tubuh, berat badan, tensi, darah, dan rontgen paru-paru. Bahkan ia juga menyertakan foto hasil tes tersebut berupa surat keterangan sehat dari RSUP Persahabatan.
Terkait hal tersebut, ahli penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, menjelaskan selama tes yang dilakukan tidak melaksanakan tes swab, sudah dipastikan itu hanyalah tes kesehatan biasa.
"Selama nggak swab, nggak bisa dipastikan corona," kata dr Dirga kepada detikcom.
Lantas seperti apa tes virus corona yang benar? Berikut ini tahap-tahapannya seperti dikutip dari CNN.
1. Tes swab
Tes swab merupakan proses pengambilan sampel lendir dari saluran pernapasan. Caranya dengan mengusap tenggorokan melalui mulut dan hidung.
Hal ini dilakukan karena virus corona sama seperti flu, yaitu menyerang saluran pernapasan, sehingga hasil dari sampel tersebut akan diuji kebenarannya di laboratorium.
2. Sampel spesimen akan di bawa ke laboratorium
Sampel yang telah dikumpulkan akan disimpan di dalam tabung atau botol steril, dan akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Pengirimannya pun tak bisa dilakukan secara sembarangan, karena suhu dari sampel spesimen harus dijaga agar tetap dingin.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), waktu pengiriman spesimen tak boleh melebihi 72 jam. Karena jika terlalu lama virus dan materi genetik di dalam spesimen akan menurun, dan bisa menyebabkan hasil yang kurang valid.
3. Sampel akan diuji
Setelah tiba di laboratorium, para teknisi akan melakukan serangkaian uji tes pada sampel spesimen dengan prosedur RT-PCR. Nantinya spesimen tersebut akan ditelusuri apakah mengandung jejak genetik dari virus corona atau tidak.
Apabila hasil tes tersebut mengatakan terdapat virus corona di dalamnya, para teknisi pun harus melakukan pengecekan ulang agar hasilnya bisa dikatakan valid.
4. Berapa lama tes ini berlangsung?
Umumnya hasil tes corona dengan metode RT-PCR akan keluar dalam waktu kurang dari 24 jam.
http://kamumovie28.com/kung-fu-panda-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar