Selasa, 22 Juni 2021

Cerita Pasien Wisma Atlet Miris Lihat Banyak Pasien Anak

 Ratusan anak di DKI Jakarta dilaporkan terpapar virus Corona. Sudah mulai banyak anak-anak yang juga dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran.

Salah satu pasien yang dirawat di Wisma Atlet, AYS, menceritakan kekagetannya saat melihat begitu banyak anak yang masih sangat belia, bahkan bayi, yang dirawat di sana.


"Banyak banget anak kecil. Jadi misal ada pasien datang sekeluarga, pasti ada anak-anaknya. Bayi juga ada, umurnya paling masih 4-5 bulan gitu," katanya saat diwawancarai detikcom, Selasa (22/6/2021).


Catatan RSDC Wisma Atlet per Minggu (20/6), jumlah pasien anak yang dirawat mencapai 10 persen dari total pasien yakni 6.042. Artinya, sekitar 604 pasien yang dirawat di Wisma Atlet adalah kelompok anak.


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebut 1 dari 8 pasien Corona di Indonesia adalah kelompok anak. Mirisnya, tingkat kematian pasien Corona anak bisa mencapai 3-5 persen.


AYS menceritakan, di Wisma Atlet disediakan trauma healing untuk pasien anak-anak agar mereka tidak merasa stres dan trauma karena COVID-19.


"Kalau anak kecil yang aku lihat, yang balita itu, mereka ikut ibunya senam atau jalan kecil. kalau yang bayi itu banyak dijemur sama orangtuanya," terang AYS.


Catatan Dinkes DKI, rincian tren kasus positif per Senin di kelompok anak adalah sebagai berikut:


- Anak usia 0-5 tahun: 224 kasus positif

- Anak usia 6-18 tahun: 655 kasus positif

https://maymovie98.com/movies/guapa-rica-y-especial/


BPOM Buka Suara! Tegaskan Ivermectin Obat Cacing, Bukan Obat COVID-19


Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito buka suara soal Ivermectin disebut sudah berizin untuk obat terapi COVID-19. Ditegaskan, hingga kini izin edar dari BPOM untuk Ivermectin adalah sebagai obat cacing.

"Izin edar sebagai obat cacing, dan ini obatnya adalah obat berbahan kimia ya, tapi bahan kimia yang ada efek sampingnya," tegas Penny dalam siaran live Selasa (22/6/2021).


Meski penggunaan Ivermectin untuk COVID-19 sudah marak di beberapa negara, Penny menegaskan tetap membutuhkan dukungan ilmiah lebih lanjut untuk akhirnya ikut digunakan sebagai terapi COVID-19 di Indonesia, dalam hal ini uji klinis. Terlebih Ivermectin mengandung bahan kimia keras yang bisa menimbulkan beragam efek samping.


"Memang ditemukan adanya indikasi ini membantu penyembuhan. Namun belum bisa dikategorikan sebagai obat COVID-19 tentunya," lanjut Penny.


"Kalau kita mengatakan suatu produk obat COVID-19 harus melalui uji klinis dulu, namun obat ini tentunya dengan resep dokter bisa saja digunakan sebagai salah satu terapi dalam protokol dari pengobatan COVID-19," bebernya.


Lebih lanjut, Penny menyebut obat Ivermectin bisa saja digunakan untuk pengobatan COVID-19 tetapi dalam pengawasan dokter. Hal ini pun bukan bagian dari pengawasan BPOM, tetapi pemerintah seperti Kemenkes RI.


"Namun itu tentunya bukan di BPOM terkait hal itu, nanti pemerintah mungkin yang akan berproses dan setiap protokol untuk pengobatan COVID-19 harus dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang terkait dan juga dengan Kemenkes RI," kata dia.


Lagi-lagi Penny menegaskan pengobatan COVID-19 termasuk Ivermectin harus berdasarkan rekomendasi asosiasi profesi terkait, untuk memastikan keamanan, khasiat, dan mutu dari produk tersebut dalam penggunaannya.

https://maymovie98.com/movies/la-nueva-marilyn/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar