Aplikasi video singkat TikTok sangat populer. Berdasarkan data dari TikTok Indonesia, pengguna TikTok rata-rata membuka aplikasi ini 5 kali sehari dan lebih dari 100 video ditonton setiap harinya.
Hal ini diungkap langsung oleh Angga Anugrah Putra Head of Operations TikTok Indonesia dalam acara 'Konferensi Pers Kampanye TikTok #SamaSamaBelajar 2.0', Kamis (20/5/2021).
"TikTok sekali lagi kami sampaikan bukan sosmed tapi platform video agar pengguna bisa menyalurkan kreativitas mereka. TikTok ada di 150 negara, dengan 75 bahasa dan 50 kantor global termasuk yang ada di Jakarta," kata Angga.
"Sekarang user masih nonton lebih dari 100 video per hari, rata-rata membuka aplikasi lima kali sehari. Mereka melihat video dengan konten beragam," sambungnya.
Berdasarkan data, top content atau konten terpopuler di Indonesia masih dipegang oleh video bergenre komedi, disusul oleh kategori edukasi, vlog, fashion dan talent. Kategori lainnya yang juga semakin diminati oleh TikTokers ialah kategori game dan film.
Untuk video #SamaSamaBelajar yang masuk kategori edukasi, terbilang sudah ada 1,5 juta lebih konten yang diunggah dan disaksikan lebih dari 59 juta miliar kali. Kategori merupakan kategori kedua teratas di TikTok Indonesia. Konten edukasi ini termasuk di antaranya Bahasa, fotografi dan videografi, DIY, kesehatan, sampai bisnis.
Secara global, TikTok sebenarnya jarang membeberkan angka pengguna aktif mereka. Tapi dari data yang bocor di Phone Arena, terlihat jumlah pengguna aktif bulanan TikTok adalah 732 juta pada Oktober 2020. Jika angka pertumbuhan ini berlangsung terus, TikTok diprediksi akan memiliki satu miliar pengguna aktif bulan global pada Mei 2022.
https://tendabiru21.net/movies/the-way-of-the-wind/
BPJS Diminta Kominfo Mitigasi Kebocoran Data
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan hasil pertemuan dengan Direksi BPJS Kesehatan terkait kebocoran data yang tersebar dan dijual di internet. BPJS diminta melakukan langkah pengamanan dan mitigasi kebocoran data.
Dari pertemuan yang berlangsung hari ini, Jumat (21/5/2021) Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengungkapkan bahwa BPJS segera memastikan dan menguji ulang data pribadi yang diduga bocor.
"Investigasi yang dilakukan oleh tim internal BPJS akan selalu dikoordinasikan dengan Kementerian Kominfo dan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)," ujar Dedy kepada detikINET, Jumat (21/5/2021).
"Langkah-langkah pengamanan data akan dilakukan oleh BPJS untuk memitigasi risiko kebocoran data pribadi yang lebih luas," sambungnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, data sebanyak 279 juta penduduk Indonesia diklaim telah bocor dan dijual secara online. Informasi pribadi dalam data bocor itu meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon bahkan kabarnya juga jumlah gaji.
Data bocor ini dijual dan disebut sebagai informasi pribadi lengkap. Disertakan pula sejuta sampel data untuk pengecekan. Kejadian ini bikin gempar dunia maya sejak kemarin, Selasa (20/5).
Kementerian Kominfo pun melakukan investigasi terkait kasus tersebut, dan ternyata data bocor itu diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.
Dedy menjelaskan sampel data pribadi yang beredar telah diinvestigasi sejak 20 Mei 2021. Investigasi menemukan bahwa akun bernama Kotz menjual data pribadi di Raid Forums. Akun Kotz sendiri merupakan pembeli dan penjual data pribadi (reseller).
"Data sampel yang ditemukan tidak berjumlah 1 juta seperti klaim penjual, namun berjumlah 100.002 data. Kominfo menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan," ungkap Dedy.
"Hal tersebut didasarkan pada data Noka (Nomor Kartu), Kode Kantor, Data Keluarga/Data Tanggungan, dan status Pembayaran yang identik dengan data BPJS Kesehatan," sambungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar