Secara mengejutkan, Indosat Ooredoo selangkah lagi akan menggelar layanan 5G secara komersial. Era 5G sebentar lagi datang di Indonesia.
Saat ini, Indosat Ooredoo sudah mengajukan Uji Layak Operasi (ULO) 5G di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi secara intensif dengan Kominfo terkait proses ULO untuk teknologi terbaru.
Apabila ULO 5G tersebut berjalan dengan baik dan sudah mendapat restu dari pemerintah, Indosat Ooredoo bisa menjadi operatror seluler pertama yang menghadirkan 5G secara komersial di Indonesia.
"(Terkait operator seluler pertama yang gelar 5G komersial) saya belum bisa konfirmasi, tapi yang bisa saya sampaikan bahwa saat secara intensif kami melakukan komunikasi dengan Kominfo," ujar Steve saat dihubungi detikINET, Rabu (19/5/2021).
"Kami sudah submit ULO 5G ke Kominfo. Saya bisa pastikan, kami mengikuti aturan yang berlaku," ucapnya menambahkan.
Steve mengatakan perusahaan terus melakukan uji coba terhadap teknologi 5G. Hanya saja pengujian tersebut dilakukan secara internal, tidak diumumkan ke publik.
Uji coba Indosat Ooredoo secara internal bagaimana bisa mengakomodir frekuensi yang ada untuk mencoba memberikan layanan tercepat, terdepan, tetapi juga mematuhi peraturan yang ada di Kominfo," kata Steve.
Sebagai informasi, tahapan ULO merupakan hal yang penting sebelum digelarnya teknologi baru. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelnggaraan Jaringan Telekomunikasi, operator seluler diharuskan melakukan ULO terlebih dahulu menggelar teknologi terbaru.
Indosat Ooreodo sendiri pertama kali melakukan uji coba 5G dengan memamerkan demo 3D Augmented Reality pada November 2018 lalu. Hasil kecepatan internet ketika itu tembus 10 Gbps per User Equipment dari total 20 Gbps.
https://movieon28.com/movies/warpath-2/
Fenomena Gen Z Beralih ke HP Jadul Demi Kesehatan Mental
Gen Z dikenal sebagai generasi yang tidak bisa lepas dari smartphone. Tapi sekarang justru banyak Gen Z yang meninggalkan smartphone dan beralih ke HP jadul alias feature phone untuk menjaga kesehatan mentalnya.
Seperti kisah Eden yang berusia 22 tahun. Kepada Huck Magazine ia mengatakan smartphone-nya sempat rusak pada awal tahun 2020. Karena kesal waktunya banyak dihabiskan di depan smartphone, ia memutuskan untuk tidak membeli smartphone baru selama sebulan.
"Dalam periode ini, saya memperhatikan peningkatan besar-besaran dalam suasana hati dan kebebasan saya untuk berpikir," kata Eden seperti dikutip dari Phone Arena, Rabu (19/5/2021).
Eden mengaku kesulitan menghubungi orang terdekatnya karena keputusannya ini. Akhirnya ia memutuskan untuk membeli ponsel lagi, bukan smartphone canggih melainkan ponsel lama Nokia 130.
Eden mengatakan setelah smartphone-nya rusak ia merasa kesehatan mentalnya semakin membaik. Ia juga menyadari menggunakan feature phone seperti Nokia 130 membuatnya jadi lebih hemat karena hanya digunakan untuk mengirim SMS dan menelepon.
Selain Eden ada juga Jade yang ceritanya cukup unik. Perempuan berusia 23 tahun ini sudah lama berniat untuk beralih ke feature phone setelah membaca manga dari tahun 2000-an di mana semua karakternya menggunakan flip phone. Ia awalnya menggunakan ponsel Nokia tapi kemudian beralih ke Motorola Razr V3.
"Saya masih memiliki iPhone XR, tapi hanya digunakan jika benar-benar butuh. Saya sekarang sudah menjual iPhone-nya, jadi secara teknis saya sekarang 100% bebas smartphone," kata Jade.
Cerita serupa datang dari Mateo yang berusia 23 tahun. Sama seperti Gen Z lainnya, ia lebih sering menggunakan feature phone tapi tetap menyimpan smartphone untuk fungsi tertentu seperti WhatsApp dan membaca berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar