Alex Dietrich dan Dave Fravor tidak akan pernah melupakan pengalamannya berjumpa dengan UFO pada tahun 2004. Dalam wawancara terbaru, dua mantan pilot yang bekerja di Angkatan Laut Amerika Serikat ini kembali mengungkapkan pengalamannya.
Belakangan, topik UFO menjadi pembicaraan hangat di Amerika dan bahkan akan dibahas di Kongress. Dave Fravor sudah pernah menceritakan pengalamannya waktu itu sedangkan ini yang pertama kalinya bagi Alex.
"Pesawat itu tidak teridentifikasi. Dan itulah mengapa hal itu sangat mengguncang bagi kami. Kami tidak menduganya. Kami tidak bisa mengklasifikasikannya," kata Alex yang melihat penampakan UFO saat menerbangkan pesaat di atas lautan Pasifik.
Fravor dan Alex waktu itu memeriksa obyek yang terlacak oleh kapal USS Princenton karena dianggap sebagai sesuatu yang aneh. Mereka melihat sesuatu yang aneh terbang di atas air.
"Kami melihat obyek yang terlihat seperti permen Tic Tac ini dan bergerak di atas area air. Pergerakannya tak terprediksi dan juga arahnya," cetus Dave yang dikutip detikINET dari CBS.
"Saya merasa rentan karena tidak punya sesuatu untuk mempertahankan diri kami (dari benda itu). Dan kemudian saya merasa kebingungan ketika obyek itu lenyap," ujar Alex.
Alex menyebut kecepatan UFO itu bak kilat dan sistem pengendalinya sangat canggih. "Saya tidak tahu siapa yang membuatnya, siapa yang punya teknologinya dan otaknya. Namun ada sesuatu di luar sana yang lebih baik dari pesawat kita," tambah Dave.
Rekaman video dari perjumpaan dengan UFO itu telah diakui keasliannya oleh Pentagon. Pentagon juga didesak untuk menyelidiknya secara resmi.
Sebelumnya, Dave sudah beberapa kali diwawancara mengenai UFO tersebut. Manuver yang dilakukan UFO itu tidak mungkin dilakukan oleh pesawat yang ada saat ini, secanggih apapun. Menurut Dave, operator radar USS Princeton sampai keheranan dengan apa yang dilihatnya.
Mendadak muncul di ketinggian 80 ribu kaki dan kemudian menuju ke lautan, akhirnya berhenti di 20 ribu kaki dan melayang-layang. Mereka lalu keluar dari jangkauan radar atau muncul lagi di atas," sebut Dave dalam wawancara terpisah soal UFO itu.
Benda itu dapat berakselerasi, melambat lalu menembus kecepatan supersonik. Satu lagi, bahan bakarnya seakan tidak pernah habis. "Ia 11 jam lebih lama (di udara-red) dari yang kami prediksi," cetus Dave.
https://movieon28.com/movies/bless-this-house/
Eropa Ingin Jadi yang Pertama Bersihkan Sampah Luar Angkasa
Jatuhnya roket besar China ke Bumi baru-baru ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang bahaya sampah luar angkasa. Badan antariksa Eropa ESA ingin jadi yang pertama membersihkan sampah luar angkasa.
Dikutip dari Space.com, ESA mengumumkan rencana meluncurkan misi pemindahan puing-puing luar angkasa di tahun 2025 dengan bantuan startup asal Swiss bernama ClearSpace.
Misi yang dijuluki ClearSpace-1 tersebut akan menggunakan robot eksperimental berlengan empat untuk menangkap Vega Secondary Payload Adapter (Vespa) yang ditinggalkan oleh peluncur Vega milik ESA pada tahun 2013. Potongan sampah luar angkasa itu terletak sekitar 800 kilometer di atas Bumi dan beratnya sekitar 100 kilogram.
"Puing-puing luar angkasa tidak memiliki kontrol sehingga mereka terapung-apung dan seringkali jatuh secara acak. Pikirkan semua penangkapan orbital yang telah terjadi hingga titik ini dan semuanya terjadi dengan kooperatif, objek target yang dapat dikontrol sepenuhnya," kata Director General ESA Jan Wörner.
ESA menandatangani kontrak senilai USD 104 juta dengan ClearSpace untuk mencapai tujuan tersebut. Robot itu akan menangkap Vespa dari orbit rendah Bumi dan menyeretnya ke atmosfer, di mana kedua pesawat ruang angkasa tersebut akan terbakar. Jika semua berjalan sesuai rencana, misi tersebut akan menjadi pembersihan pertama puing-puing luar angkasa.
"Jumlah satelit akan tumbuh pesat dalam dekade mendatang, pembersihan puing secara rutin menjadi hal penting untuk menjaga tingkat puing-puing terkendali dan mencegah tabrakan," kata Jan Wörner.
Sampah satelit dan benda lain yang dikirim manusia ke luar angkasa, berisiko bertabrakan dengan objek lain di orbit Bumi. Menurut perkiraan NASA, setidaknya ada 23 ribu unit muatan yang dibuang, terdiri dari badan roket, dan puing-puing lainnya yang panjangnya lebih dari 10 cm mengelilingi planet ini.
Selain itu, ada 500 ribu benda kecil lainnya dengan panjang antara 1 cm hingga 10 cm. Semua benda ini bergerak setidaknya 18.000 mil per jam dan dapat bertahan selama beberapa dekade sebelum masuk kembali ke atmosfer Bumi dan terbakar.
Saat berada di orbit, sampah luar angkasa menimbulkan risiko bagi satelit komunikasi komersial, pengorbit ilmiah dan cuaca, dan tentu saja Stasiun Luar Angkasa Internasional yang saat ini menjadi rumah bagi para astronaut yang sedang bertugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar