Senin, 03 Mei 2021

Apa Itu Guillain-Barre Syndrome, Penyebab Guru Susan Lumpuh Usai Vaksin

 Guru honorer asal Sukabumi dilaporkan mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai vaksinasi COVID-19 tahap kedua. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari mengatakan hasil investigasi menunjukkan guru Susan mengidap guillain barre syndrome (GBS).

"Diagnosis dari DPJP RSHS: guillain barre syndrome," katanya.


Prof Hindra menerangkan kondisi GBS yang dialami guru Susan tidak terkait dengan vaksin COVID-19. Tidak cukup bukti untuk menunjukkan adanya keterkaitan KIPI dengan imunisasi yang diberikan.


Dikutip dari laman CDC, sindrom Guillain-Barre (GBS) adalah kelainan langka di mana sistem kekebalan tubuh merusak sel saraf, menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan. Meskipun penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami, sindrom ini sering kali terjadi setelah infeksi virus atau bakteri.


Kelemahan dan kesemutan biasanya merupakan gejala pertama.


Sensasi ini bisa menyebar dengan cepat, akhirnya melumpuhkan seluruh tubuh. Dalam bentuk yang paling parah, sindrom Guillain-Barre adalah keadaan darurat medis. Kebanyakan orang dengan kondisi tersebut harus dirawat di rumah sakit untuk menerima perawatan.


Belum ada obat yang diketahui untuk sindrom Guillain-Barre, tetapi beberapa perawatan dapat meredakan gejala dan mengurangi durasi penyakit. Meskipun kebanyakan orang sembuh dari sindrom Guillain-Barre, angka kematiannya adalah 4-7 persen.


Antara 60-80 persen pengidapnya mampu berjalan dalam enam bulan. Pasien mungkin mengalami efek yang menetap, seperti kelemahan, mati rasa atau kelelahan.


Pernah dikaitkan dengan vaksin

Di masa lalu, vaksinasi (terutama vaksin flu yang digunakan di AS selama wabah flu babi tahun 1976) dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom Guillain-Barré. Tetapi penelitian menemukan kecil kemungkinan bisa terkena kondisi ini setelah vaksinasi.


Untuk mempelajari apakah vaksin baru menyebabkan GBS, CDC biasanya akan membandingkan tingkat kejadian GBS pada populasi biasa dengan tingkat GBS yang diamati pada orang usai vaksinasi. Ini membantu untuk menentukan apakah suatu vaksin dapat menyebabkan lebih banyak kasus.

https://trimay98.com/movies/harry-potter-and-the-goblet-of-fire/


Swab Antigen Daur Ulang di Kualanamu Berbahaya, Ini Bedanya Baru Vs Bekas


 Laboratorium Rapid Antigen Kimia Farma Bandara Kualanamu, Sumatera Utara digrebek polisi setelah diduga menggunakan peralatan antigen bekas. Ratusan perangkat swab test diamankan.

"Tindakan yang dilakukan oleh oknum petugas layanan Rapid Test Kimia Farma Diagnostik tersebut sangat merugikan perusahaan dan sangat bertentangan dengan Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan serta merupakan pelanggaran sangat berat atas tindakan dari oknum petugas layanan rapid test tersebut," ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadhilah Bulqini dalam laporan resmi, Rabu (28/4/2021).


Diduga, staf laboratorium mencuci tangkai swab yang sudah dipakai, kemudian digunakan lagi untuk memeriksa calon penumpang lain. Temuan tersebut terjadi di Lantai Mezzanine, Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada Selasa (27/4/2021). Alat ini merupakan perangkat pemeriksaan COVID-19 dengan cara dimasukan ke hidung pada calon pelaku perjalanan.


Dokter menegaskan, tindakan kriminal tersebut bukan hanya menimbulkan kesalahan deteksi pada orang yang akan melakukan perjalanan luar kota, melainkan pula menularkan virus COVID-19.


Pasalnya, tangkai swab atau swab stick tersebut memang tidak diperuntukan penggunaan daur ulang, bahkan tidak untuk dibersihkan dan dipakai kembali.


"Tangkai swab adalah barang yang peruntukannya sekali pakai lalu dibuang (disposable). Jadi tidak dikenal upaya sterilisasi terhadap tangkai bekas pakai tersebut," terang dokter spesialis mikrobiologi klinik dari RS Royal Taruma, dr Enty, SpMK(K) pada detikcom, Rabu (28/4/2021).

https://trimay98.com/movies/in-the-line-of-duty-6-forbidden-arsenal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar