Senin, 12 Oktober 2020

Pakar Sebut Fenomena ADE pada Kandidat Vaksin COVID-19 Aman

 Baru-baru ini, fenomena ADE (Antibody-dependent enhancement) sedang menjadi perbincangan publik karena bisa terjadi pada kandidat vaksin SARS-CoV-2. Adapun ADE merupakan fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain) yang berupa reaksi memperkuat infeksi sehingga terjadi suatu kejadian imunopatologis berat.

Merespons hal ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil membantah hal tersebut.


"Fenomena ADE ini sudah diselidiki pada percobaan preklinis kandidat vaksin SARS-CoV-2 dan dinyatakan aman," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/10/2020).


Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad ini menyatakan fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV pun juga hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).


"Tidak menggambarkan fenomena di manusia," katanya


Kusnandi juga menyatakan pada umumnya reaksi ADE ini sudah dapat dilihat sejak pengembangan vaksin di uji preklinis pada hewan.


"Vaksin SARS-CoV-2 dari Sinovac pada publikasinya di Science sudah menyebutkan bahwa pada uji preklinisnya tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi. Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS-CoV-2," paparnya.


Menurutnya, pada uji klinis saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi, termasuk pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya.


Kusnadi menambahkan dalam penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan di dunia, saat ini lebih dari 140 calon vaksin sudah dibuat, sebagian di antaranya sudah dalam tahap uji klinis pada manusia.


"Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan," pungkasnya.


Hingga saat ini, para pakar masih melakukan uji klinis terhadap vaksin COVID-19. Di Indonesia, vaksinasi COVID-19 akan baru dimulai pada awal November 2020. Oleh karena itu, masyarakat tetap diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan.


Sebagai informasi, pemerintah saat ini terus melakukan sosialisasi untuk menekan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Masyarakat diimbau untuk selalu ingat #IngatPesanIbu dengan melakukan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan seperti yang dikampanyekan #SatgasCOVID19.

https://cinemamovie28.com/scream-week/


Vaksin-vaksin COVID-19 yang Tiba di Indonesia November


Pemerintah berencana memulai program vaksinasi COVID-19 bulan depan. Berbagai persiapan sudah dilakukan mulai dari melihat kualitas fasilitas produksi sampai kehalalan vaksinnya.

Sebanyak 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 dari tiga kandidat vaksin tiba di Indonesia pada November. Distribusi ini adalah hasil tindak lanjut dari kunjungan menteri ke China pada Sabtu, 10 Oktober 2020 lalu untuk finalisasi pembelian vaksin Corona.


Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.


Berikut daftar vaksin COVID-19 yang bakal diterima Indonesia November:

1. Cansino

Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.


2. G42/Sinopharm

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, 5 juta dosis di antaranya akan mulai datang pada bulan November 2020.


3. Sinovac

Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020.

https://cinemamovie28.com/the-wind/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar