Viralnya video Aliansi Dokter Dunia masih saja jadi perbincangan. Dalam tayangan Instagram Live, influencer dr Tirta Mandira Hudhi membedah organisasi tersebut bersama koleganya, dr Adam Prabata.
dr Adam yang merupakan kandidat doktor di Kobe University menyebut ada banyak catatan untuk organisasi Aliansi Dokter Dunia atau World Doctor Alliance tersebut. Salah satunya tentang sosok-sosok penggeraknya yang memang banyak terjerat masalah.
Dicontohkan, salah satunya adalah Dr Mohammad Adil asal Pakistan yang bekerja di Inggris. Dalam video yang viral, ia mengklaim dirinya sudah berkarier 30 tahun sebagai ahli bedah yang tidak pernah melakukan kesalahan.
"Ternyata dia sekarang dapat interim suspension. Izin praktiknya nggak boleh sementara, 12 bulan," kata dr Adam, dikutip dari Live IG bersama dr Tirta, Selasa (27/10/2020).
Perihal pembekuan izin praktik Dr Adil tersebut termuat juga dalam the British Medical Journal (BMJ). Di satu artikel, dijelaskan bahwa Dr Adil mendapat pencekalan oleh GMC (General Medical Council) terkait unggahan video hoax tentang COVID-19 di media sosial.
Sosok lain di Aliansi Dokter Dunia yang juga dibahas adalah Dr Andrew Kaufman, yang juga sempat ramai diperbincangkan karena meragukan tes COVID-19. Ia menilai 90 persen hasil positif pada tes PCR (polymerase chain reaction) adalah 'false positive' karena virus tidak dimurnikan dari exosome.
"Kaufman itu absurdnya kaya Sunda Empire," kata dr Tirta.
https://cinemamovie28.com/zip-zap-and-the-captains-island/
Petugas Medis Rusia Rekam Puluhan Jenazah Berserakan di Koridor Rumah Sakit
- Sebuah video dari seorang pekerja medis di Rusia memperlihatkan puluhan jenazah pasien COVID-19 yang dibungkus plastik hitam. Jenazah-jenazah tersebut menumpuk di dalam kamar mayat, ruang pembedahan, hingga koridor di rumah sakit setempat.
"Mayat di mana-mana, mayat, mayat," kata pria yang bekerja sebagai pekerja medis tersebut dalam sebuah video yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (27/10/2020).
Video tersebut diambil di Kota Novokuznetsk, di Siberia, sekitar 400 kilometer dari perbatasan Kazakhstan. Ini direkam saat Rusia mengalami gelombang kedua COVID-19.
Dalam video tersebut, petugas medis itu mulai menunjukkan koridor dengan kantong jenazah yang berserakan di lantai. Jenazah-jenazah tersebut tidak dimasukkan ke dalam kantong jenazah, tetapi hanya diletakkan di lantai dengan kondisi kaki menjuntai ke luar.
"Ini adalah ruang bedah. Mayat di mana-mana, kamu bahkan bisa tersandung dan jatuh. Kami benar-benar berjalan di atas kepala orang mati," ungkapnya dalam video tersebut.
Menanggapi video ini, Kementerian Kesehatan setempat di wilayah Kemerovo mengatakan bahwa itu adalah jenazah yang disimpan karena pembebasan yang tertunda. Totalnya ada 50 jenazah yang disimpan di rumah sakit tersebut.
"Mengingat peningkatan jumlah kasus selama tiga minggu terakhir, ada peningkatan jumlah kematian. Karena penundaan dalam pembebasan jenazah, sekitar 50 jenazah disimpan di sini," jelasnya.
Selain di Rusia, penumpukkan jenazah juga terjadi di rumah sakit di Barnaul, wilayah Altai. Dalam video tersebut terlihat sekitar 30 kantong hitam yang berisikan jenazah pasien COVID-19 yang disimpan di ruang bawah tanah rumah sakit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar