Postingan video seorang wanita viral di media sosial usai dirinya mengeluh tak kunjung sembuh dari Corona. Pasalnya, wanita ini sudah menjalani karantina lebih dari dua minggu.
Dikisahkan Wina melalui akun tiktok miliknya @wina_fio, ia kembali mengeluhkan sederet gejala di hari ke-21 dikarantina. Padahal, kondisinya sempat membaik di beberapa hari ke belakang.
Cuplikan video memperlihatkan ia tengah berbaring mengeluh kesakitan sambil menangis. Banyak netizen ikut merasa iba dan mendoakan dirinya agar segera pulih.
"Aku sakit lagi sakit kepala, mual, muntah," tulisnya dalam video viral tersebut.
Kepada detikcom, Wina mengaku selama karantina sudah melakukan tes swab sebanyak 4 kali, sebelum akhirnya pada hari karantina ke-25, ia dinyatakan negatif COVID-19. Selama itu, gejala tidak hilang sepenuhnya.
"Itu tergantung kondisi tubuh setiap orang. Ada yang 14 hari, banyak juga kok yang 20 harian lebih," ujar Wina saat dikonfirmasi detikcom, (23/09/2020).
Sebagai orang yang sempat menganggap enteng risiko COVID-19, Wina berpesan untuk tidak lagi mengabaikan protokol kesehatan. Sebelum jatuh sakit dan dinyatakan mengidap COVID-19, dirinya sering berkumpul dengan teman tanpa memakai masker. Ia pun tertular COVID-19 dari teman terdekatnya.
https://indomovie28.net/texas-chainsaw-3d-2/
Canggih! UGM Bikin Alat Tes COVID-19, Bisa Deteksi Corona Dalam 80 Detik
Tes COVID-19 selama ini dilakukan melalui swab test dengan mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus. Namun, baru-baru ini Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan alat tes COVID-19, inovasi baru, yaitu tes yang mendeteksi COVID-19 melalui hembusan napas.
Alat tes COVID-19 besutan UGM ini dinamai Genose. Tidak perlu waktu lama, hasil tes COVID-19 pun bisa didapat dalam waktu kurang dari dua menit.
"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta.
Alat ini pun diklaim memiliki akurasi yang tinggi dengan harga lebih terjangkau dari polymerase chain reaction (PCR). Satu unit GeNose diperkirakan seharga Rp 40 juta dan dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.
"Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya," ungkapnya.
Lantas bagaimana cara kerjanya?
Menurut peneliti Genose, Dian Kesumapramudya Nurputra, alat COVID-19 ini mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19, keluar bersama napas melalui hembusan napas ke dalam kantong khusus.
"Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence)," jelas peneliti dalam rilis UGM, dikutip detikcom pada Minggu (27/9/2020).
Alat tes COVID-19 ini disebut telah menjalani uji coba pertama kepada 600 sampel data di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Yogyakarta. Dalam uji coba tersebut, hasilnya menunjukkan tingkat akurasi cukup tinggi, yaitu hingga 97 persen.
Saat ini, Genose tengah melanjutkan uji coba ke tahap kedua. Menristek Bambang Brodjonegoro turut memuji pengembangan alat tes COVID-19 ini dan mendukung uji klinis tahap lanjut.
"Risetl/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2," ucap Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar