Senin, 28 September 2020

Canggih! UGM Bikin Alat Tes COVID-19, Bisa Deteksi Corona Dalam 80 Detik

  Tes COVID-19 selama ini dilakukan melalui swab test dengan mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus. Namun, baru-baru ini Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan alat tes COVID-19, inovasi baru, yaitu tes yang mendeteksi COVID-19 melalui hembusan napas.

Alat tes COVID-19 besutan UGM ini dinamai Genose. Tidak perlu waktu lama, hasil tes COVID-19 pun bisa didapat dalam waktu kurang dari dua menit.


"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," kata anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta.


Alat ini pun diklaim memiliki akurasi yang tinggi dengan harga lebih terjangkau dari polymerase chain reaction (PCR). Satu unit GeNose diperkirakan seharga Rp 40 juta dan dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.


"Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya," ungkapnya.


Lantas bagaimana cara kerjanya?

Menurut peneliti Genose, Dian Kesumapramudya Nurputra, alat COVID-19 ini mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi COVID-19, keluar bersama napas melalui hembusan napas ke dalam kantong khusus.


"Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence)," jelas peneliti dalam rilis UGM, dikutip detikcom pada Minggu (27/9/2020).


Alat tes COVID-19 ini disebut telah menjalani uji coba pertama kepada 600 sampel data di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Yogyakarta. Dalam uji coba tersebut, hasilnya menunjukkan tingkat akurasi cukup tinggi, yaitu hingga 97 persen.


Saat ini, Genose tengah melanjutkan uji coba ke tahap kedua. Menristek Bambang Brodjonegoro turut memuji pengembangan alat tes COVID-19 ini dan mendukung uji klinis tahap lanjut.


"Risetl/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2," ucap Bambang.

https://indomovie28.net/obsessed-2/


Uji Coba Vaksin Corona Tahap Awal Hasilkan Kekebalan Tubuh yang Kuat


 Kabar baik datang dari vaksin Corona Johnson & Johnson. Hasil awal dari uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan vaksin Corona ini bisa ditoleransi dengan baik.

Dikutip dari CNN International, vaksin ini bahkan menghasilkan respons imun atau kekebalan yang kuat di hampir 800 peserta. Uji coba ini diikuti oleh dua kelompok usia, 18 hingga 55 tahun dan 65 tahun ke atas, guna melihat keamanan dan efek samping dari dua dosis berbeda.


Penemuan awal dari uji coba menunjukkan bahwa vaksin tersebut benar-benar memicu respons kekebalan dan cukup aman dilanjutkan ke uji coba skala besar. Studi ini telah diposting di MedRxiv, tetapi belum ditinjau atau dipublikasikan dalam jurnal medis.


Para peneliti menemukan bahwa 99 persen dari peserta berusia 18 hingga 55 tahun dalam kedua kelompok dosis telah mengembangkan antibodi terhadap virus 29 hari setelah divaksinasi. Analisis menemukan bahwa sebagian besar efek samping, seperti demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri tubuh, dan nyeri di tempat suntikan cukup ringan dan hilang setelah beberapa hari.


Beberapa peserta akan menerima suntikan kedua vaksin sebagai bagian dari uji coba. Vaksin yang disebut Ad26.COV2.S menggunakan teknologi yang sama seperti yang digunakan untuk vaksin Johnson & Johnson's Ebola, Zika, HIV dan RSV.


Selanjutnya, uji coba fase 3 akan memeriksa keamanan dan efektivitas dosis tunggal terhadap plasebo untuk mencegah gejala COVID-19. Johnson & Johnson mengatakan pihaknya berencana untuk mendaftarkan 60 ribu sukarelawan dewasa di lebih dari 200 lokasi di AS dan Internasional.


"Fakta bahwa uji coba akan memeriksa kemanjuran satu dosis vaksin, bukan dua dosis, seharusnya mempercepat hasil," sebut Dr Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah Johnson & Johnson.


Sejauh ini, vaksin Johnson & Johnson satu-satunya uji coba vaksin COVID-19 fase 3 di Amerika Serikat yang menguji vaksin dosis tunggal.


Sementara itu, Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan vaksinasi COVID-19 kemungkinan besar bisa dimulai pada November atau Desember. Namun dia memperingatkan kemungkinan akan ada keterlambatan, menjadi awal 2021 sebelum semuanya kembali normal.

https://indomovie28.net/be-my-slave-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar